Rabu, 22 Desember 2010

Belum Ada Perencanaan Matang Recovery Gorong-gorong

Laporan, Wicaksana Arif Turbrilian

Tribunjogja.com, Yogya - Dinas Pemukiman dan Prasarana Wilayah Kota Yogyakarta belum melakukan perbaikan fasilitas publik yang rusak pascaerupsi dan banjir lahardingin. Dinas ini pun belum merancang rencana perbaikan fasilitas umum yang rusak. "Kami baru mengerjakan hal-hal yang bersifat darurat," ujar Kepala Dinas Pemukiman dan Prasarana Wilayah Kota Yogyakarta, Eko Suryo, Rabu (22/12/2010).

Pihaknya menambahkan, penanganan tersubatnya gorong-gorong akan dimulai ketika status tanggap darurat dicabut. "Belum ditangani, karena kalau terburu-buru dikeruk, nanti malah kesumbat lahar dingin lagi," ujarnya.

Terkait masalah mampetnya saluran sanitasi warga bantaran kali Code, pihaknya mengatakan telah mengoperasikan beberapa alat sedot tinja darurat. "Kami sediakan beberapa alat darurat penyedot tinja di beberapa titik," tambahnya.

Sedangkan bila masyarakat mengalami kesulitan air bersih, Kimpraswil akan menyediakan bak air darurat. "Selain itu juga, kami telah melakukan pengerukan sedimentasi di kali Code," tutupnya.

Powered by Telkomsel BlackBerry®

Minggu, 19 Desember 2010

Menjauh dari Tuhan

1 November 2010, merupakan hari pertama aku berkantor di Jalan Jendral Sudrman no 52 Yogyakarta. Kantor redaksi harian Tribun Jogja.

Perjalanan hidup berlanjut pada kemerdekaan financial. Merasa memiliki harapan baru untuk melunasi hutangku yang berjumlah 40 juta.

Meski hutang akan lunas jangka empat tahun kedepan, hati merasa tenang. Kewajibanku tuk membantu keuangan keluarga pun sedikit terbantu. Adik kecilku juga dapat melanjutkan pesantren di Prambanan sana.

Hari-hari berawal dari saling adaptasi. Button up juga Top down. Cukup menyenangkan. Aktivitas transendental pun tak terganggu. Meski nadzar puasa Daud agak bolong-bolong tapi kurasa cukup hikmat.

Masa pelatihan sedikit-demi sedikit disusupi praktek lapangan. Mula-mula hanya observasi dan menuliskan apa yang kita tangkap. Tak lama bergeser ke wawancara dan menulis berita.

Masa itu, sudah mulai sesekali lupa Tuhan. Pelatihan menginjak bulan kedua, liputan pun sudah semakin padat. Lima waktu sholat hanya terluang sekali.

Hidup mulai lebih mementingkan moment, daripada munajat. Selama berjalannya waktu, Top level kini lebih sering memberi tugas yang cukup strategis. Impianku untuk lebih sering praktek lapangan terjawab sudah.

Tak pernah terlintas bahwa ini adalah cobaan dari Sang Kholiq menguji kualitas imanku. Dengan senang hati aku melaksanakan tugas dari pimpinan redaksi. Otomatis pula, banyak waktu itikaf yang tersita.

Sekali, dua kali, dan semakin sering lalai, akhirnya seperti tak merasa berkewajiban lagi. Liputan pun jadi semakin liar. Lebih sering bohong ketimbang jujur mengenai identitas pada narasumber. Alasan liputan investigatif.

Nyamar ini dan itu. Tipu sana-sini. Tak lagi ingat etik, apalagi iman. Untung saja belum berani melacurkan idealisme. Bila terjadi, tinggal tunggu tanggal punah.

Segeralah benahi dirimu.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Jumat, 17 Desember 2010

Ipal Komunal Dianggap Memberi Solusi

Laporan, Wicaksana Arif Turbrilian

Tribunjogja.com, Yogya - Pengelolaan limbah rumah tangga dengan cara membuat Ipal Komunal dinilai dapat mengurangi pencemaran air sungai. Badan Lingkungan Hidup (BLH) Provinsi Yogyakarta berniat membangun Ipal Komunal pada 2011 yang akan datang.

"Ipal Komunal ini jelas dapat memberi solusi pencemaran air sungai, dan kami berencana membangun di tiga tempat percontohan" ujar Kepala Dinas BLH Provinsi Yogyakarta, Harnowati, Kamis (16/12/2010).

Cara kerjanya, sebanyak 70 rumah rangga dapat mengalirkan limbah ke penampung, lalu disaring sebanyak tujuh kali dan air dapat digunakan lagi untuk menyiran tanaman atau kegiatan lain. "Air olahan itu sepenuhnya dimanfaatkan untuk masyarakat, namun tidak untuk dikonsumsi." Lanjunya.

Biaya pembuatan Ipal Komunal bisa mencapai 40 juta per unit. "Maka dari itu kami mengimbau masyarakat untuk berperan aktif dalam mensukseskan program ini," pungkasnya.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Kamis, 16 Desember 2010

Wagiono Tak Menduga Akan Tertabrak

Laporan, Wicaksana Arif Turbrilian

Tribunjogja.com, YOGYA - Terjadi kecelakaan antara sedan berwarna biru dengan pengendara motor berplat polisi AB 5059 FF di Jalan Diponegoro ke arah Jalan Sudirman, Yogyakarta. Peristiwa terjadi pukul 10.50 WIB, Kamis (16/12/2010).

Pengendara motor, Wagiono mengaku, diserempet dari arah kanan dan langsung terguling. "Tiba-tiba mubil itu menyalip lalu menyerempet," Ujar warga bantul ini.

Pengendara mobil kabur meninggalkan tempat kejadian peristiwa setelah menyerempet. "Kurang ajar itu pengendara mobil tidak bertanggungjawab," tambahnya.

Wagiono mengalami luka-luka di tangan dan kaki. Ketika ditanya polisi yang membantu, pihaknya mengatakan kuat untuk melanjutkan perjanan.

Powered by Telkomsel BlackBerry®

Entitas Kampus Putih

Dinamika newsroom ternyata mulai menampakan wajah asli penghuninya. Satu dua personal menganggap dirinya spesial. Wajarlah karena memang mereka itu merasa lebih memiliki pengalaman dibanding rekan-rekan yang fresh graduate.

Arogan, meremehkan, dan merasa dirinya yang paling benar. Ciri-ciri orang seperti itu lebih menghabiskan waktunya dengan top level. Memilih tema hingga area liputan sekehendak.

Hal ini tentunya berimplikasi pada kebijakan top level, apalagi midlle level. Gimana tidak berpengaruh dengan kebijakan strategis? Mereka eksklusif. Reporter sok yeah, redaktur hingga pimpinan redaksi punya agenda makan hingga hang out. Pada waktu bergurau pun, hanya mereka yang tahu. Saking eksklusifnya.

Dengan reporter lain yang tergolong masih tahap belajar, hubungan mereka tidak lebih dari sekedar tahu nama. Keputusan peliputan isu strategis pun hanya bergilir di kaki itu-itu saja.

Prek kalo ada statemen newsroom kita berlaku objektif. Termasuk bila ada kesalahan, top level akan seketika berubah murka bila si wartawan amatir melakukan kesalahan. Berlaku sebaliknya bila wartawan sok yeah melakukan kesalahan, maka top level akan memakluminya.[]

*tulisan ini tidak ada tendensi apapun, apabila ada fihak-fihak yang merasa dirugikan, harap isi komentar seobyektif mungkin.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Selasa, 14 Desember 2010

IMG00024-20101214-1351.jpg

Powered by Telkomsel BlackBerry®

Kamis, 28 Januari 2010

Pembalut Hijau

Suatu era atau bisa disebut juga rezim yang berkuasa di kampus ini menamakan diri sebagai kaum hijau. Bendera hijau di kampus hijau. Warna ini melekat menjadi cirri khas hingga terbentuk stereotip kampus apa yang hijau? Jawabannya pasti kampusku ini. Eh enggak, kampus mereka yang berbaju hijau. Kampus mereka yang berbendera hijau atau mereka para cendekiawan hijau.

Kawan, pernahkah kamu masuk ke dalam area kampus yang sementara aku singgahi? Bolehlah aku perkenalkan kampus hijau ini. Dari pintu gerbang depan semua bernuansa hijau. Taman-taman, gedung poliklinik yang dijaga bob Marley hingga gedung megah ruang kerja Nanat Fatah Natsir semua berwarna hijau. Memasuki area inti kampus ini kamu pasti banyak menemukan warna hijau di dalamnya. Termasuk perpustakaan yang buku-bukunya berubah warna menjadi hijau karena lumut. Sok lah interpretasikan sendiri.

Kondisi ini sudah melekat dari empat puluh satu tahun yang lalu. Terbayang, selama itu kampus ini dikuasai orang-orang hijau. Tidakkah mereka bosan dengan warna itu. Jawabannya; entahlah…

Kenalilah mereka sebagai muslim sejati. Muslim yang katanya memperjuangkan suara mahasiswa. Mereka yang menyampaikan aspirasi rakyat. Muslim yang mengatasnamakan agama demi meraih kekuasaan. Mereka yang menghalalkan segala cara. Mereka yang bermuka dua. Dasar beungeut quo vadis.

Tapi, jangan salah. Dari kampus ini banyak lahir tokoh-tokoh handal dibidang keagmaan islam. Sebut saja Afif Muhammad, Ahmad Tafsir dan masih banyak lagi. Termasuk bibit yang mulai menunjukkan jati dirinya. Siapakah dia? Jawabannya adalah saya sendiri. Preeett

Kancah politik kaum hijau boleh dibilang selalu mulus di kampus ini. Mereka hanya berebut tempat dengan sesama hijau. Merah atau putih tak lagi dapat jatah tempat strategis di manapun. Sungguh tragis. Wahai pembalut hijau, janganlah kau hanya kibarkarkan benderamu di area lembab ini. Berkiprahlah kau hijau di lahan basah, di luaran sana di taman senayan. Habiskan APBN sepuas kau mau seperti kau habiskan dana mahasiswa kampus hijau ini untuk keperluan pribadimu.

peaceeee

Selasa, 26 Januari 2010

Dark

sketsa malam yang absurb
gelapku untuk mata, hati dan telinga
ingin kubunuh senyap
akhiri semuanya

ini episode yang sulit
ruang mistik pun menganga
cahaya kilat menyayat
tetap tak ada daya guna
sialku hidup di dunia

Agamaku

Ada satu hal yang bikin otakku terus bekerja hingga kini. Suatu hal yang bisa mengalihkan pikiran. Suatu hal yang telah berhasil merampas kosentrasiku. Tentunya bukan masalahku dengan calon istriku. Juga bukan tentang dinamika kampus. Jauh dari urusan penelitianku. Bukan tentang filsafat. Hal ini adalah tentang agamaku. Ada fihak-fihak yang mengusik keutuhan dari agamaku yang suci. Yaitu fihak-fihak yang mengatasnamakan agama dalam setiap tindakannya.

Alam semesta tentunya tahu tentang rasa toleransi yang tinggi dari sebuah nafas perdamaian agama. Tentang politik dan kebijakan yang demokratis. Kebijakan yang tidak mengkebiri harkat hidup manusia. Kenapa engakau harus memisahkan antara suatu kaum dengan kaum yang lain hanya dikarenakan mereka berbeda. Bukannya perbedaan itu menimbulkan keseimbangan dalam berkehidupan.

Tugas kita sebagai penganut adalah mempelajari aturan-aturan itu dan menginterpretasikannya dalam suatu sikap yang akan jadi landasan hidup kita. Apabila tidak ada kajian tentang hal-hal yang bersifat kekinian, kita refleksikan dengan apa-apa yang telah disunnahkan. Dalam penginterpretasian ini harus bersifat positifistik bukan berarti harus kaku karena tidak disunnahkan. Yang kita tengok adalah manfaat untuk kehidupan. Bukan hanya manfaat untuk suatu kaum atau sebagian golongan.

Wahai kalian yang sudah memandang suatu permasalahan dengan tidak berimbang, cobalah untuk mengkaji suatu fenomena dengan komprehensif. Cobalah fahami dari sisi yang berbeda. Lakukanlah pendekatan dari semua sisi. Dan tentunya janganlah kalian bawa nama agamaku dalam setiap tindakan kalian. Tak pantas untuk kalian yang mengaku sebagai pembawa perdamaian agama. Sesungguhnya kalian hanya menyebarkan semangat permusuhan. Menyakiti hati sesama.

Agamaku hadir untuk kata “perdamaian” bukan untuk “perpecahan.” Wahai kalian yang berserikat, tolong sekali lagi jangan bawa nama agamaku dalam semua aktivitasmu. Sungguh aku tak rela bila agamaku kalian jadikan dasar tindakan perpecahan yang kalian lakukan. Lebih baik kita tengok pribadi kita terlebih dahulu. Sudah benarkah tindakan yang kita lakukan. Sudah sesuaikah aktivitas kita dengan apa yang diwahyukan dan disunahkan.

Agamaku adalah rahmatan lil alamin.





*tulisan ini tidak ada pretensi untuk melcehkan suatu golongan.

Warga Banjaran

Kurus, ceking, pendek, gelap, dan berbagai hal aneh ada pada dirinya. Wajah premannya (serem/red) sangat tidak cocok membalut jiwa melankolisnya. Yang paling buatku jenggah yaitu wajah serem kayak gitu sama sekali tidak suka tembakau.

Orang Banjaran, Bandung ini punya segudang obsesi teraneh sedunia. Selera musiknya aneh-aneh. Selera makannya juga aneh. Bodi kurus kering gitu bisa termasuk golongan RW06. Ciga nu cacingan wae maneh teh. Kalo terjalin perbincangan pasti banyak cerita tentang dirinya sendiri. Yang teraneh yaitu ketika dia punya obsesi memiliki motor kaleng (vespa/red). Dan salah satunya ketika mengejar cewek anggota koperasi mahapeka. Meluncur hingga cianjur dan nyasar kemana-meni.

Dia mengaku selama bernafas, hanya baru jalin satu kali komitmen dengan seorang cewek (cigana ditolak wae nya bung?/red). Itulah episode-episode kemalangannya. Tapi aku percaya kalau suatu saat dia pasti temukan kehidupan yang dia idamkan. Tentunya bukan mengidamkan bertemuku dikemudian hari. Ogah layau!

Cerminan budaya pop melekat pada pria satu ini. Selai itu sifat toleran juga. Selain itu lagi dia termasuk orang yang peka. Bageur. Suka menolong (komo kanggo tetangga sebelah/red). Yang jelas dia mempunyai banyak talenta. Otak kanan dan otak kiri seimbang (gelona/red). Meski terkadang suka ceroboh. Cita-citanya sederhana. Gak muluk-muluk. Tapi terkadang dia suka bikin aku bosan jalani hidup.

Anak hilang yang satu ini memang sering dikeluhkan teman-temannya. Susah untuk dilacak jejaknya. Meski teman-temannya memberi pinjam hape kepadanya.
“ih a Godi mah kaya orang hilang tau! Udah pegang dua hape juga, masih susah dihubungi,” ujar Ista bersungut-sungut.

Ada yang bikinku lebih miris melihatnya. Yakni ketika dia nyerocos panjang lebar tentang ini dan itu. Seolah-olah menguasai sepenuhnya materi pembicaraan tapi sebenarnya dia belum pernah menghatamkan buku yang ia baca. Apapun itu. Tapi wacana yang sering ia hadirkan, aku nilai cukup untuk seorang mahasiswa.

Cowok yang mengaku sosialis abis ini berniatan untuk menjalankan rukun Islam kelima. Entah apa tujuan dia itu, di luar jangkauan saya. Tapi kemungkinan besarnya adalah dia ingin mewabahkan virus sosialisnya di tanah Arab sana…

Hanya sedikit saran saya mengenai kegagalan kisah cintamu yaitu kamu harus melakukan “tiga eng” (ngadoa, ngusahakeun n ngaca/red). Tapi aku yakin Allah telah mempersiapkan bidadari untukmu dikemudian hari. Sedangkan untuk penyebaran aliran sosialis di tanah arab, aku hanya bisa nyebut “tooubat.”

Hari depanmu masih panjang prend. Wujudkan resolusimu. Anggaplah tulisan ini sebagai refleksi perkenalanku denganmu. Aku tetep bersyukur meski dipertemukan cowok tengil kayak dirimu. Segala kejadian itu pasti ada tujuannya. So keep your f***n spirit bro!!!!!

Sesuatu Dibalik Rok

Voltaseku pun menguat ketika melihat isi dalam roknya. Semua lekukan-lekukan khas yang tak kupunya itu memaksa mataku melotot. Semakin lekat semakin menyesakki lubang hidungku dengan aroma khasnya. Sinyal-sinyal itu kontan menyetir kerja otakku melewati alam yang kurindu. Meliuk indah lebih mirip madona di tahun sembilan puluahan. Sintal bak Porsche melenggang di panggung jalanan. Wajar kalo dia jadi pusat sorot mata liar.

Kuberanikan untuk mendekati sumber aroma. Semakin dekat aroma itu semakin nikmat. Bayangan melayang berlarian di awang-awang. Keadaan yang kurindu sejak awal bertemu cewek manis berdarah sunda. Tapi ini beda. Lebih harum. Lebih ranum. Apalagi dia kudapat dengan harga murah. Tak tahan ku ingin segera jilatin manisnya dunia. Asin dan kenyalnya dia.

Suasana Preanger menambah indahnya malam ini. Hotel bintang lima ini menambah eksotisnya dia bagiku. Nuansa romantis sengaja dihadirkan hotel yang berada di pusat kota Bandung ini. Semakin lama aroma ini menusuk lubang hidungku semakin buatku ingin segera menghisap dengan kekuatan penuh.

Tak ada rerimbunan menghalangi pandangan mataku. Lekukan demi lekukan kuamati teliti. Tak ada cacat sedikit pun. Setelah dekat mukaku merapat ada yang cair dalam tempat yang lembab. Kehangatan tubuhnya mulai dapat kurasakan.

Wow!!! Hanya terbayang satu kata “amazing.” Inikah yang Kau sebut surga dunia seperti dalam kitabMu. Sumpah kalau memang seperti ini rasanya aku harus merasakan kenikmatan ini lagi di kemudian hari. Pantas banyak pejabat ataupun orang-orang penting di Bandung ingin menikmatimu selalu.

Duhai Double Sirloin di balik tutup besi yang mirip rok ballerina, kapan kiranya aku dapat menikmatimu lagi. Nikmatmu terasa lebih lengkap dengan siraman Sauce Barbeque ala Preanger. Sungguh kau berhasil membuatku lupa dengan kecantikan madona pada zaman keemasannya. Buatku lupa dengan eksotisnya Porsche pabrikan amerika. Jilatan terakhirku membersihkan piring seperti sebelum dipakai.

Sedappppp!

Akhirku

Aku percaya akan tiba waktunya di mana semua akan berakhir. Masa-masa indah yang sering menaungiku. Masa di mana semua takkan terlupa. Hadir dan pergi adalah sesuatu yang telah Ia gariskan. Sesuatu yang berat namun harus dihadapi dengan lapang.

Susah dan senang yang hadir sebagai citra diriku adalah kesengajaan-Nya. Namun ku kan selalu bermunajat untuk suatu kesan indah bagi alam dunia. Bagi mereka yang telah sudi mengenalku. Bagi mereka yang menerimaku apa-adanya. Bagi mereka yang telah mengusirku. Bagi mereka yang memusuhi. Bagi mereka yang telah sudi memandang, memperhatikan hingga menilaiku.

Syukurku pada-Nya untuk semua yang telah hadir dan pergi dalam diri. Ini adalah akhir masa kelam. Ini adalah akhir masa bahagia. Suatu yang harus terjadi. Harus kulalui meski berat. Entah kuat atau tidak, tetap harus kuhadapi.

Rinduku untuk pertemuan ini. Cintaku untuk kalian semua yang telah menghiasi hidup takkan luntur oleh waktu. Semua akan selalu tersimpan dalam relung sanubari.

Farewell adalah hari ini. Persiapan menghadapi hari depan pun akan berlangsung hari ini. Takkan henti doaku untuk pertemuan kita di lain waktu. Lain tempat. Lain situasi. Lain kondisi. Lain suasana. Dan lain peran yang sedang dijalani.

Semoga hadirku memberikan kesan indah untuk semua…amin!