Kamis, 28 Januari 2010

Pembalut Hijau

Suatu era atau bisa disebut juga rezim yang berkuasa di kampus ini menamakan diri sebagai kaum hijau. Bendera hijau di kampus hijau. Warna ini melekat menjadi cirri khas hingga terbentuk stereotip kampus apa yang hijau? Jawabannya pasti kampusku ini. Eh enggak, kampus mereka yang berbaju hijau. Kampus mereka yang berbendera hijau atau mereka para cendekiawan hijau.

Kawan, pernahkah kamu masuk ke dalam area kampus yang sementara aku singgahi? Bolehlah aku perkenalkan kampus hijau ini. Dari pintu gerbang depan semua bernuansa hijau. Taman-taman, gedung poliklinik yang dijaga bob Marley hingga gedung megah ruang kerja Nanat Fatah Natsir semua berwarna hijau. Memasuki area inti kampus ini kamu pasti banyak menemukan warna hijau di dalamnya. Termasuk perpustakaan yang buku-bukunya berubah warna menjadi hijau karena lumut. Sok lah interpretasikan sendiri.

Kondisi ini sudah melekat dari empat puluh satu tahun yang lalu. Terbayang, selama itu kampus ini dikuasai orang-orang hijau. Tidakkah mereka bosan dengan warna itu. Jawabannya; entahlah…

Kenalilah mereka sebagai muslim sejati. Muslim yang katanya memperjuangkan suara mahasiswa. Mereka yang menyampaikan aspirasi rakyat. Muslim yang mengatasnamakan agama demi meraih kekuasaan. Mereka yang menghalalkan segala cara. Mereka yang bermuka dua. Dasar beungeut quo vadis.

Tapi, jangan salah. Dari kampus ini banyak lahir tokoh-tokoh handal dibidang keagmaan islam. Sebut saja Afif Muhammad, Ahmad Tafsir dan masih banyak lagi. Termasuk bibit yang mulai menunjukkan jati dirinya. Siapakah dia? Jawabannya adalah saya sendiri. Preeett

Kancah politik kaum hijau boleh dibilang selalu mulus di kampus ini. Mereka hanya berebut tempat dengan sesama hijau. Merah atau putih tak lagi dapat jatah tempat strategis di manapun. Sungguh tragis. Wahai pembalut hijau, janganlah kau hanya kibarkarkan benderamu di area lembab ini. Berkiprahlah kau hijau di lahan basah, di luaran sana di taman senayan. Habiskan APBN sepuas kau mau seperti kau habiskan dana mahasiswa kampus hijau ini untuk keperluan pribadimu.

peaceeee

Selasa, 26 Januari 2010

Dark

sketsa malam yang absurb
gelapku untuk mata, hati dan telinga
ingin kubunuh senyap
akhiri semuanya

ini episode yang sulit
ruang mistik pun menganga
cahaya kilat menyayat
tetap tak ada daya guna
sialku hidup di dunia

Agamaku

Ada satu hal yang bikin otakku terus bekerja hingga kini. Suatu hal yang bisa mengalihkan pikiran. Suatu hal yang telah berhasil merampas kosentrasiku. Tentunya bukan masalahku dengan calon istriku. Juga bukan tentang dinamika kampus. Jauh dari urusan penelitianku. Bukan tentang filsafat. Hal ini adalah tentang agamaku. Ada fihak-fihak yang mengusik keutuhan dari agamaku yang suci. Yaitu fihak-fihak yang mengatasnamakan agama dalam setiap tindakannya.

Alam semesta tentunya tahu tentang rasa toleransi yang tinggi dari sebuah nafas perdamaian agama. Tentang politik dan kebijakan yang demokratis. Kebijakan yang tidak mengkebiri harkat hidup manusia. Kenapa engakau harus memisahkan antara suatu kaum dengan kaum yang lain hanya dikarenakan mereka berbeda. Bukannya perbedaan itu menimbulkan keseimbangan dalam berkehidupan.

Tugas kita sebagai penganut adalah mempelajari aturan-aturan itu dan menginterpretasikannya dalam suatu sikap yang akan jadi landasan hidup kita. Apabila tidak ada kajian tentang hal-hal yang bersifat kekinian, kita refleksikan dengan apa-apa yang telah disunnahkan. Dalam penginterpretasian ini harus bersifat positifistik bukan berarti harus kaku karena tidak disunnahkan. Yang kita tengok adalah manfaat untuk kehidupan. Bukan hanya manfaat untuk suatu kaum atau sebagian golongan.

Wahai kalian yang sudah memandang suatu permasalahan dengan tidak berimbang, cobalah untuk mengkaji suatu fenomena dengan komprehensif. Cobalah fahami dari sisi yang berbeda. Lakukanlah pendekatan dari semua sisi. Dan tentunya janganlah kalian bawa nama agamaku dalam setiap tindakan kalian. Tak pantas untuk kalian yang mengaku sebagai pembawa perdamaian agama. Sesungguhnya kalian hanya menyebarkan semangat permusuhan. Menyakiti hati sesama.

Agamaku hadir untuk kata “perdamaian” bukan untuk “perpecahan.” Wahai kalian yang berserikat, tolong sekali lagi jangan bawa nama agamaku dalam semua aktivitasmu. Sungguh aku tak rela bila agamaku kalian jadikan dasar tindakan perpecahan yang kalian lakukan. Lebih baik kita tengok pribadi kita terlebih dahulu. Sudah benarkah tindakan yang kita lakukan. Sudah sesuaikah aktivitas kita dengan apa yang diwahyukan dan disunahkan.

Agamaku adalah rahmatan lil alamin.





*tulisan ini tidak ada pretensi untuk melcehkan suatu golongan.

Warga Banjaran

Kurus, ceking, pendek, gelap, dan berbagai hal aneh ada pada dirinya. Wajah premannya (serem/red) sangat tidak cocok membalut jiwa melankolisnya. Yang paling buatku jenggah yaitu wajah serem kayak gitu sama sekali tidak suka tembakau.

Orang Banjaran, Bandung ini punya segudang obsesi teraneh sedunia. Selera musiknya aneh-aneh. Selera makannya juga aneh. Bodi kurus kering gitu bisa termasuk golongan RW06. Ciga nu cacingan wae maneh teh. Kalo terjalin perbincangan pasti banyak cerita tentang dirinya sendiri. Yang teraneh yaitu ketika dia punya obsesi memiliki motor kaleng (vespa/red). Dan salah satunya ketika mengejar cewek anggota koperasi mahapeka. Meluncur hingga cianjur dan nyasar kemana-meni.

Dia mengaku selama bernafas, hanya baru jalin satu kali komitmen dengan seorang cewek (cigana ditolak wae nya bung?/red). Itulah episode-episode kemalangannya. Tapi aku percaya kalau suatu saat dia pasti temukan kehidupan yang dia idamkan. Tentunya bukan mengidamkan bertemuku dikemudian hari. Ogah layau!

Cerminan budaya pop melekat pada pria satu ini. Selai itu sifat toleran juga. Selain itu lagi dia termasuk orang yang peka. Bageur. Suka menolong (komo kanggo tetangga sebelah/red). Yang jelas dia mempunyai banyak talenta. Otak kanan dan otak kiri seimbang (gelona/red). Meski terkadang suka ceroboh. Cita-citanya sederhana. Gak muluk-muluk. Tapi terkadang dia suka bikin aku bosan jalani hidup.

Anak hilang yang satu ini memang sering dikeluhkan teman-temannya. Susah untuk dilacak jejaknya. Meski teman-temannya memberi pinjam hape kepadanya.
“ih a Godi mah kaya orang hilang tau! Udah pegang dua hape juga, masih susah dihubungi,” ujar Ista bersungut-sungut.

Ada yang bikinku lebih miris melihatnya. Yakni ketika dia nyerocos panjang lebar tentang ini dan itu. Seolah-olah menguasai sepenuhnya materi pembicaraan tapi sebenarnya dia belum pernah menghatamkan buku yang ia baca. Apapun itu. Tapi wacana yang sering ia hadirkan, aku nilai cukup untuk seorang mahasiswa.

Cowok yang mengaku sosialis abis ini berniatan untuk menjalankan rukun Islam kelima. Entah apa tujuan dia itu, di luar jangkauan saya. Tapi kemungkinan besarnya adalah dia ingin mewabahkan virus sosialisnya di tanah Arab sana…

Hanya sedikit saran saya mengenai kegagalan kisah cintamu yaitu kamu harus melakukan “tiga eng” (ngadoa, ngusahakeun n ngaca/red). Tapi aku yakin Allah telah mempersiapkan bidadari untukmu dikemudian hari. Sedangkan untuk penyebaran aliran sosialis di tanah arab, aku hanya bisa nyebut “tooubat.”

Hari depanmu masih panjang prend. Wujudkan resolusimu. Anggaplah tulisan ini sebagai refleksi perkenalanku denganmu. Aku tetep bersyukur meski dipertemukan cowok tengil kayak dirimu. Segala kejadian itu pasti ada tujuannya. So keep your f***n spirit bro!!!!!

Sesuatu Dibalik Rok

Voltaseku pun menguat ketika melihat isi dalam roknya. Semua lekukan-lekukan khas yang tak kupunya itu memaksa mataku melotot. Semakin lekat semakin menyesakki lubang hidungku dengan aroma khasnya. Sinyal-sinyal itu kontan menyetir kerja otakku melewati alam yang kurindu. Meliuk indah lebih mirip madona di tahun sembilan puluahan. Sintal bak Porsche melenggang di panggung jalanan. Wajar kalo dia jadi pusat sorot mata liar.

Kuberanikan untuk mendekati sumber aroma. Semakin dekat aroma itu semakin nikmat. Bayangan melayang berlarian di awang-awang. Keadaan yang kurindu sejak awal bertemu cewek manis berdarah sunda. Tapi ini beda. Lebih harum. Lebih ranum. Apalagi dia kudapat dengan harga murah. Tak tahan ku ingin segera jilatin manisnya dunia. Asin dan kenyalnya dia.

Suasana Preanger menambah indahnya malam ini. Hotel bintang lima ini menambah eksotisnya dia bagiku. Nuansa romantis sengaja dihadirkan hotel yang berada di pusat kota Bandung ini. Semakin lama aroma ini menusuk lubang hidungku semakin buatku ingin segera menghisap dengan kekuatan penuh.

Tak ada rerimbunan menghalangi pandangan mataku. Lekukan demi lekukan kuamati teliti. Tak ada cacat sedikit pun. Setelah dekat mukaku merapat ada yang cair dalam tempat yang lembab. Kehangatan tubuhnya mulai dapat kurasakan.

Wow!!! Hanya terbayang satu kata “amazing.” Inikah yang Kau sebut surga dunia seperti dalam kitabMu. Sumpah kalau memang seperti ini rasanya aku harus merasakan kenikmatan ini lagi di kemudian hari. Pantas banyak pejabat ataupun orang-orang penting di Bandung ingin menikmatimu selalu.

Duhai Double Sirloin di balik tutup besi yang mirip rok ballerina, kapan kiranya aku dapat menikmatimu lagi. Nikmatmu terasa lebih lengkap dengan siraman Sauce Barbeque ala Preanger. Sungguh kau berhasil membuatku lupa dengan kecantikan madona pada zaman keemasannya. Buatku lupa dengan eksotisnya Porsche pabrikan amerika. Jilatan terakhirku membersihkan piring seperti sebelum dipakai.

Sedappppp!

Akhirku

Aku percaya akan tiba waktunya di mana semua akan berakhir. Masa-masa indah yang sering menaungiku. Masa di mana semua takkan terlupa. Hadir dan pergi adalah sesuatu yang telah Ia gariskan. Sesuatu yang berat namun harus dihadapi dengan lapang.

Susah dan senang yang hadir sebagai citra diriku adalah kesengajaan-Nya. Namun ku kan selalu bermunajat untuk suatu kesan indah bagi alam dunia. Bagi mereka yang telah sudi mengenalku. Bagi mereka yang menerimaku apa-adanya. Bagi mereka yang telah mengusirku. Bagi mereka yang memusuhi. Bagi mereka yang telah sudi memandang, memperhatikan hingga menilaiku.

Syukurku pada-Nya untuk semua yang telah hadir dan pergi dalam diri. Ini adalah akhir masa kelam. Ini adalah akhir masa bahagia. Suatu yang harus terjadi. Harus kulalui meski berat. Entah kuat atau tidak, tetap harus kuhadapi.

Rinduku untuk pertemuan ini. Cintaku untuk kalian semua yang telah menghiasi hidup takkan luntur oleh waktu. Semua akan selalu tersimpan dalam relung sanubari.

Farewell adalah hari ini. Persiapan menghadapi hari depan pun akan berlangsung hari ini. Takkan henti doaku untuk pertemuan kita di lain waktu. Lain tempat. Lain situasi. Lain kondisi. Lain suasana. Dan lain peran yang sedang dijalani.

Semoga hadirku memberikan kesan indah untuk semua…amin!