Minggu, 27 November 2011

Lampu Jalan Kota Duri Masih Belum Ada Travo

Laporan, Wicaksana Arif Turbrilian

DURI, TRIBUN - Lampu jalan dalam kota Duri sudah lama terpasang, bahkan juga sudah beberapa kali dilakukan perbaikan karena kerusakan material . Ironisnya, hingga saat ini lampu tersebut masih belum nyala juga. Informasi yang berkembang, semua terkendala karena belum adanya trafo.

"Mudah-mudahan jika tak ada kendala, tahun ini semua lampu jalan di Sudirman dan Hangtuah sudah bisa dinyalakan. Masalahnya sekarang cuma pada trafo ,'' ujar Kepala UPTD Pasar Kebersihan dan Pertamanan Mandau Nizamuddin.

Namun, Nizamuddin mengaku tak tahu berapa tiang persisnya lampu jalan yang belum dialiri listrik. Yang jelas sejak dari Simpang Desa Harapan (Jalan Hangtuah) hingga Simpang Mawar, masih dalam kondisi gelap. Kalau malam hanya lampu ruko dan toko yang ikut menerangi jalan. Kemudian sebagian Jalan Sudirman, mulai dari Simpang Gaya Baru hingga depan Bank Danamon juga masih gelap gulita.

"Untuk tiang yang rusak ada beberapa batang. Itu disebabkan di tabrak mobil dan kendaraan. Pelaku penabrakan pun tidak mengganti kerugian atas kerusakan sama sekali, ini yang kita sayangkan sekali. ,'' ujar Nizamuddin lagi.

Sementara itu, Manager UP PLN Ranting Duri Arisman menjelaskan bahwa pada prinsipnya PLN kapan saja siap mengalirkan arus kepada pelanggannya, termasuk lampu jalan aset pemda, asalkan jaringan dan trafo sudah disiapkan.

"Kita tergantung dengan travo saja. Jika sudah ada travo maka kita siap untuk mengalirkan daya listrik untuk lampu jalan," ujar Arisman .
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Sore ini, Jemaah Hari Mandau-Pinggir Tiba

Laporan, Wicaksana Arif Turbrilian

DURI, TRIBUN – Sebanyak 214 jemaah haji asal Mandau-Pinggir, akan tiba diKota Duri, Senin (28/11) sore sekira pukul 18.00 WIB. Bagi keluarga yang ingin menjemput, dapat menunggu di Masjid Raya Arafah, tak perlu ke Dumai. Jemaah haji tersebut sudah sampai di Batam, Minggu (27/11) sekitar pukul 14.20.

"Alhamdulillah, jemaah haji asal Mandau dan Pinggir, semuanya dalamkeadaan sehat. Selama menunaikan ibadah di tanah Suci tidak ada yang sakit. Ini semua berkat lindungan Allah SWT,'' ujar Kepala Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Mandau, Carles MA yang dikonfirmasi Tribun, Minggu (27/11).

Lanjutnya, kemarin rombongan tengah berada di Batam, menyambut kedatangan tamu Allah tersebut. Perjalanan pulang ke Duri, disebutkan Carles akan menempuh Rupat. Di mana sebanyak 12 jemaah haji asal Rupat ikut bersama rombongan Mandau dan Pinggir.

"Berangkat dari Batam besok (hari ini,red) sekitar pukul 7 pagi. Lalu ke Rupat dan sampai di Dumai sore. Paling lambat sampai di Masjid Raya Arafah pukul 6 sore,'' lanjutnya.

Kedatangan jemaah haji tersebut disambut tim sebanyak 20 orang yang diketuai H Saparuddin. Yang bersangkutan menyambut jamaah di Batam, dan H Baharuddin ketua penyambutan di Masjid Raya Arafah.

"Seluruh akomodasi ditanggung Pemkab Bengkalis. Termasuk barang-barang bawaan seperti koper akan tiba bersamaan dengan jemaah haji,'' papar Carles.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Kejari Bengkalis Siap Tindak Tikus Berdasi

Laporan, Wicaksana Arif Turbrilian

DURI, TRIBUN - Dugaan kelambanan kerja jaksa dibantah Kejari Bengkalis. Jaksa Pidana Khusus (Pidsus), Priyo Handoyo pada Tribun mengatakan, sudah bekerja optimal. Beberap kasus dugaan korupsi sudah disidangkan. Dalam pengusutan, satu kasus cenderung memakan waktu lama. Selain itu proses pengadilan pun berlarut-larut. Apalagi bila terdakwa mengajukan keberatan dan menempuh jalur banding.

"Di Kejari Bengkalis, jaksa Pidsus hanya terdiri dari tiga orang saja. Untuk itu, kami sudah berupaya memaksimalkan tenaga yang ada," ucapnya kala ditemui Tribun dalam acara sosialisasi Kejari Bengkalis di SMA Cendana.

Lanjutnya, penjeratan penjahat kerah putih, harus benar-benar siap segalanya. Orang-orang yang kita hadapi merupakan orang pintar, memiliki jabatan, selain itu juga memiliki kekuatan finasial. Namun Priyo mengaku siap memberantas kejahatan yang menyengsarakan rakyat.

Untuk tahun ini, Priyo dan tim dari kejaksaan sedang menelusuri dua kasus yang diduga terjadi tindak pidana korupsi. Keduanya yakni, pengadaan kapal Tasik Gemilang dan Proyek pembangunan jalan poros Bantan - Selat Baru. Kedua proyek itu masing-masing masuk anggaran 2009 dan 2008.

"Untuk dugaan kerugian negara atas dua proyek ini, belum bisa kami publikasikan. Kami menduga kedua proyek ini terjadi mark up harga," lanjutnya.

Nilai tender dari proyek pengadaan kapal Tasik Gemilang yakni Rp 1,8 miliar. Sementara proyek pembangunan jalan poros Bantan-Selat Baru senilai Rp 30 miliar. Tambahnya, tim kami sedang mengumpulkan bukti-bukti atas dugaan pelanggaran.

Penggunaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) semestinya dapat memberikan kesejahteraan rakyat. Baik untuk belanja modal atau pembangunan infrastruktur. Semakin banyak serapan anggaran, semestinya akan semakin tinggi tingkat kesejahteraan warga. Pemerintah daerah pun sebaiknya merencanakan pembangunan secara merata dan lebih transparan.

Hal ini menjadi kekhawatirkan berbagai kalangan. Banyak anggapan dalam proses lelang, banyak terjadi permainan harga. Aksi mark up kerap dijadikan peluang keruk keuntungan segelintir orang. Hal ini diucapkan mantan anggota dewan Bengkalis tahun 2004-2009, H Darna. Lanjutnya, proses pencurian uang rakyat ini dilakukan secara terstruktur.

"Korupsi itu dilakukan secara berjamaah. Jarang dilakukan perorangan. Semakin banyak oknum yang bermain, maka semakin banyak pula kerugian yang ditanggung negara. Uang rakyat yang seharusnya bisa digunakan untuk kegiatan lain, harus masuk kantong segelintir orang," ucapnya pada Tribun, Sabtu (26/11).

Sebagai masyarakat, ia mengatakan tak bisa menerima hal ini terjadi berlarut-larut. Bengkalis merupakan negeri kaya, namun tingkat kesejahteraan, pendidikan, dan kesehatan rakyatnya masih banyak yang belum layak. Dalam tiga bulan terakhir, terjadi lima kelahiran bayi dengan berbagai kelainan. Diagnosa dokter mengatakan, bayi itu mengalami kekurangan gizi.

Dari data yang dikeluarkan BPS Riau, dalam buku Riau Dalam Angka, terbitan 2010 mengatakan, kemiskinan di Bengkalis tahun 2009 mencapai 7,91 persen. Atau sekitar 63 ribu jiwa. Garis kemiskinan di Bengkalis, yakni, KK berpenghasilan Rp 295 ribu ke bawah.

Sementara bila dilihat dari kacamata pendidikan, Kabupaten Bengkalis hanya memiliki satu perguruan tinggi negeri. Dan itu juga berada di kecamatan Bengkalis yang notabene susah akses jalan. Darna meminta kepada lembaga Yudikatif untuk segera mempercepat langkah perngusutan dugaan-dugaan tindak pidana korupsi.

"Pihak kejaksaan atau kepolisian kami minta lebih proaktif menanyakan hasil audit BPK atau BPKP atas proyek-proyek yang diduga ada kerugian negara. Selain itu, laporan-laporan masyarakat atau LSM juga bisa menjadi acuan Kejaksaan," lanjutnya.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Jumat, 25 November 2011

Lantas Benahi Internal Terkait Kesalahpahaman Penindakan

Laporan, Wicaksana Arif Turbrilian

DURI, TRIBUN - Kasat Lantas Polres Bengkalis AKP Mariyono Sik berjanji akan membenahi kinerja internal lembaganya. Supaya ke depannya tidak terjadi lagi kesalahpahaman saat bertugas di lapangan, dengan masyarakat.

Pernyataan ini menyusul komplain seorang warga bernama Safaruddin yang tak terima ditilang hanya karena terlambat menunjukkan SIM. Kala itu Saf langsung ditilang kala mencari SIM yang lupa di mana disimpan. Petugas berinisial R yang tengah razia, Senin (21/11) siang lalu di Jalan Raya Duri-Dumai Km 7 Kulim langsung memberikan surat tilang padanya.

"Kritikan itu saya terima, soal pernyataan siapa yang benar, apakah anggota saya atau warga tersebut, masih saya telusuri. Terlepas dari itu saya akan tingkatkan kinerja personil, agar tidak melakukan kesalahan. Bagaimana pun kinerja Polantas mendapat sorotan, karena berada dekat dengan masyarakat,'' ujar Mariyono, Jumat (25/11).

Melebarnya permasalahan penindakan personil Polantas di Km 07 Kulim beberapa waktu lalu itu yang menjadi pembicaraan banyak orang. Karena pemberitaannya muncul di media massa, cukup mengusik ketenangan Mariyono. Apalagi kasus ini sudah sampai ke Dirlantas Polda Riau.

"Memang iya, berita di media massa sudah sampai ke Dirlantas. Kepada anggota yang disebutkan itu sudah saya pertanyakan. Namun katanya penilangan itu telah sesuai prosedur,'' sebut Kasat.

Pihaknya juga memberikan toleransi sebagai bentuk rasa empati. Apabila saat razia ada yang sedang buru-buru, seperti keluarga meninggal, dan yang bersifat emergensi.

"Kita juga manusia yang punya perasaan. Jika ada yang betul-betul darurat, pasti kita bantu. Kasus yang kemarin itu, dia tak ada bilang keluarganya meninggal, dan tak bawa SIM. Jadi harus ditilang sesuai prosedur,'' ungkap Mariyono.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Pengerjaan Diminta Pada Jam Tak Sibuk

Laporan, Wicaksana Arif Turbrilian

DURI, TRIBUN - Proyek pengerjaan jalan lintas Kandis-Duri yang saat ini sedang dilaksanakan PT Adhi Karya, ditenggarai menyebabkan kemacetan lalu lintas parah di jalur padat tersebut. Tak sedikit kendaraan mengalami kerusakan patah as yang akhirnya menimbukan macet berjam-jam. Disamping itu rambu-rambu penunjuk arah dan tanda pengerjaan masih minim.

"Kita sudah minta kepada pelaksana proyek untuk mengerjakan perbaikan jalan pada jam-jam sepi, tidak ramai kendaraan, seperti malam hari. Kalau siang maklum saja kendaraan padat. Hal ini perlu juga dicermati, pihak pelaksana proyek, supaya tidak menimbulkan keluhan dari pengguna jalan dan masyarakat setempat,'' ujar Kasat Lantas Polres Bengkalis AKP Mariyono, Jumat (25/11).

Sejauh ini, belum ada terjadi kecelakaan yang disebabkan pengerjaan jalan tersebut. Hanya saja kendaraan yang mengalami kerusakan akibat kondisi jalan rusak, hampir setiap saat.

"Kerusakan patah as inilah yang kerap merepotkan kami, sampai menurunkan 15 personil untuk mengarus arus lintas. Kepada pelaksana proyek sudah kita minta untuk menambah rambu-rambu,'' tambah Mariyono.

Ruas jalan yang paling sering menimbulkan kemacetan yaitu Balai Raja. Namun beberapa hari belakangan ini mulai teratasi seiring prosentasi pengerjaan yang makin meningkat.

'' Kita berharap pengerjaan itu cepat selesai. Jangan sampai ada jatuh korban kecelakaan, karena jalan ini sangat rawan,'' tukas Kasat.

Kemacetan yang mengular ini terjadi beberapa hari belakangan. Beberapa elemen masyarakat mengeluhkan sistem perbaikan jalan ini. Satu di antaranya, Ucok. Supir travel ini mengeluh dan merasa enggan melintasi jalur tersebut.

"Kalaupun ada jalur alternatif, saya pasti tak melintas di jalur macet tersebut. Kita hanya diam berjam-jam untuk menunggu antrian," ucapnya.

Biasanya dalam sehari, Ucok bisa mengangkut penumpang pulang pergi Dumai-Pekanbaru. Namun saat pengerjaan jalan ini, ia hanya mampu mengangkut sekali perjalanan. Molornya waktu perjalanan yang mengakibatkan ia merasa dirugikan.

Ia mempertanyakan, pengerjaan jalan ini sebaiknya memerhatikan tingkat kerawanan dan segala jenis dampak yang akan ditimbulkan. Terkadang saat ia melintas jalur ini, kemacetan bukan disebabkan adanya pengejaan jalan, melainkan adannya kendaraan yang mengalami patah as.

"Pengguna jalan ini tak hanya kendaraan kecil. Melainkan kendaraan-kendaraan besar juga memanfaatkan jalur lintas Sumatera ini. Dan sering kita jumpai kendaraan-kendaraan besar inilah yang mengalami kerusakan dan menghambat laju kendaraan lainnya," tutup ucok.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Peringatan Hari Guru Jangan Hanya Seremonial

Laporan, Wicaksana Arif Turbrilian

DURI, TRIBUN - Peringatan Hari Guru yang jatuh pada Jumat (25/11) ini sebaiknya dimaknai lebih. Bukan sekedar acara seremonial. Hakikat perayaan hari guru yakni bagaimana guru-guru di Indonesia bisa lebih meningkatkan kemampuan. Kemampuan diri, kemampuan mengajar dan menyesuaikan diri dengan kemajuan zaman.

Peningkatan kemampuan guru di Indonesia akan menunjang kemajuan pendidikan. Tak terlepas itu guru PNS maupun guru honor. Karena kemajuan pendidikan jauh lebih penting dari pada hal lainnya. Hal ini diucapkan ketua Persatuan Guru RA dan Madrasah (Pergurama) Bengkalis, Zulfikar Indra.

"Peringatan hari guru sebaiknya tak hanya bersifat seremonial. Bagi para guru yang ada di Bengkalis, sebaiknya mengaktualisasikan diri dengan kemajuan zaman," lanjutnya, Jumat (25/11).

Perubahan zaman, tentu memengaruhi perilaku anak didik. Maka dari itu, tenaga pengajar harus menyesuaikan diri dengan perubahan. Bagi pemerintah, ia juga berpesan sama. Namun cacatan besar bagi pemerintah, ia meminta jangan ada diskriminasi antara guru PNS, guru honor dan guru swasta.

Karena semua guru yang ada di bengkalis juga terdaftar dalam anggota Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI). Untuk menunjang aktualisasi ini, pemerintah juga harus memperhatikan kesejahteraan guru tanpa diskriminasi.

"Saya yakin pemerintah dapat melakukan perubahan demi kemajuan bangsa. Bila kesejahteraan guru diperhatikan, maka pencerdasan siswa akan lebih meningkat," tambahnya.

Sementara ini, peringatan hari guru di Bengkalis, tak ada bedanya dengan peringatan lain. Tidak juga merubah ketimpangan kesejahteraan antar guru PNS dan Honor. Diakuinya, memang belakangan ada pelatihan-pelatihan guru untuk meningkatkan kemampuan.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Kamis, 24 November 2011

Wow, Lambat Keluarkan SIM, Mobil Ditilang

Laporan, Wicaksana Arif Turbrilian

DURI, TRIBUN - Hanya gara-gara lambat mengeluarkan Surat Izin Mengemudi (SIM), kepada petugas, Saf kena tilang. Mobil aktivis pemuda sakai, Safarudin Sape, akhirnya ditilang setelah dinyatakan lambat tunjukkan SIM. Padahal saat bersamaan dirinya dan keluarga hendak menghadiri pemakaman keluarga.

Kepada Tribun, Safarudin mengatakan, kejadiannya terjadi, Senin (22/11) pagi. Yakni ketika dirinya dan keluarga sedang mengendarai mobil Avanza silver BA 1330 BM untuk menghadiri pemakaman ponakannya di daerah belading. Namun, ketika mobilnya melintas di Jalan Lintas Duri-Dumai KM 7 depan pos polisi, mobilnya diberhentikan petugas yang sedang merazia kendaraan bermotor.

Layaknya razia biasanya, petugas itu pun meminta Saf untuk menunjukan surat-surat kelengkapan kendaraannya. Namun, karena Safarudin agak lambat mengeluarkan SIM, tiba-tiba saja si petugas langsung menilang mobilnya. Alasan si petugas, karena Safarudin lambat mengeluarkan SIM.

"Kalau saya tidak membawa SIM, saya tidak akan protes. Tapi saya ini membawa surat lengkap. Hanya saja lambat mengeluarkannya, tapi langsung mobil saya kena tilang. SIM saya itu terletak di laci mobil, saya mencari dulu. Karena tak sabar menunggu, saya langsung ditilang dan dikenakan pasal 281," ujarnya seraya menunjukkan surat tilang.

Menurutnya lagi, karena ulah polisi itu, dirinya dan keluarga tak dapat menghadiri pemakaman ponakannya. Itulah yang membuatnya kecewa dengan kebijakan oknum polantas yang berinisial R. Menurutnya, yang bersangkutan terkesan mencari-cari kesalahan.

"Saya sangat kecewa sekali dengan perlakuan petugas itu. Saya sempat memprotes tapi dia tak acuh. Mungkin sebelum saya entah berapa warga yang diperlakukan sama olehnya. Menurut saya dia tidak layak menjadi seorang polisi," lanjut Saf.

Tak hanya itu, Arman, seorang warga Jalan Cengkeh juga kecewa dengan perlakuan petugas lantas. Dirinya pernah ditilang oleh seorang oknum polantas hanya gara-gara memakai spion satu. Dirinya langsung diminta denda di lokasi penilangan sebesar RP 150 ribu.

"Saya dimintai Rp 150 ribu, gara-gara motor saya memakai spion satu. Petugas itu bilang seratus lima puluh ribu, kalau tak ada uang urusan ke Bengkalis," ujarnya mengingat.

Kejaksaan Sosialisasikan Fungsi dan Peran ke Sekolah

Laporan, Wicaksana Arif Turbrilian

DURI, TRIBUN - Sosialisasi tentang peran dan fungsi Kejaksaan bagi stabilitas pemerintahan digelar di SMA Cendana Duri. Sebagai lembaga penegak hukum yang dilindungi undang-undang ini merasa perlu memberikan pengetahuan sejak dini. Kegiatan itu dilaksanakan di hadapan puluhan siswa SMA Cendana Duri, Kamis (24/11).

Delapan orang yang di antaranya, jaksa dan staf kejaksaan menjelaskan bagaimana kerja lembaga penegak hukum ini. Semua hal tentang proses penegakkan hukum menjadi pokok bahasan. Peserta yang terdiri dari seluruh ketua kelas, pengurus osis, paskibra, pramuka dan beberapa organisasi kesiswaan nampak antusias mengikuti kegiatan ini.

"Kami senang dengan penyambutan antusiasme siswa-siswi SMA Cendana mengikuti kegiatan ini. Kegiatan ini kami gelar dalam rangka memerkenalkan lebih dekat apa itu lembaga kejaksaan," ucap koordinator acara, Priyo Handoyo seusai acara.

Priyo dan beberapa rekan seprofesinya menjelaskan bagaimana proses hukum yang berlaku di Indonesia. Proses hukum yang berlaku yakni, hukum pidana dan perdata. Dan proses hukum ini akan diberlakukan bila ada tindak kejahatan. Baik itu disengaja maupun tak disengaja. Tetap, konteksnya merugikan orang lain.

Dalam pemrosesan, antara keduanya tentu berbeda. Yakni dari landasan hukum yang digunakan pun berbeda. Dalam hukum pidana pun dibedakan menjadi dua. Yakni hukum pidana khusus dan hukum pidana umum.

"Hukum pidana khusus digunakan untuk pelanggaran HAM atau kasus tindak pidana korupsi. Sedangkan hukum pidana umum digunakan untuk tindak pencurian, pembunuhan, perampokan dan lain sebagainya," ucap jaksa muda Tri Anggoro menjelaskan di depan siswa.

Selain menjelaskan itu semua, Tri juga menjelaskan peran Jaksa bagi berlangsungnya pemerintahan. Tugas utama Jaksa yakni sebagai penuntut umum dalam kasus pelanggaran undang-undang. Dalam hal ini, kinerja jaksa bisa diartikan sebagai pengacara.

Jaksa berperan sebagai pengacara bagi negara dengan menuntut terdakwa tindak kejahatan. Setelah itu baru proses hukum diputuskan hakim. Apakah terdakwa terbukti bersalah atau tidak. Bila putusan itu mengatakan terbukti bersalah, maka terpidana harus menjalani hukuman.

"Selain itu semua, kami juga memberikan pembinaan pada siswa-siswi untuk lebih memerhatikan hukum positif. Bila hal ini bisa disosialisasikan sejak dini, kita harapkan bisa menekan angka kejahatan," lanjut Priyo.

Belakangan, banyak terjadi kenakalan remaja yang menjurus pada pelanggaran hukum. Baik itu tawuran, narkoba atau pelanggaran hukum lainnya. Lanjut Priyo, kami mengajak siswa-siswi ini untuk memerhatikan pergaulan.

Lanjutnya, semua tindak kejahatan, pasti melalui proses hukum. Tidak pandang bulu baik dewasa maupun usia anak. Bahkan sekarang pemerintah sudah menyiapkan penjara anak.

Rabu, 23 November 2011

Petugas Kewalahan Tangani Sampah di Pinggir

Laporan, Wicaksana Arif Turbrilian

PINGGIR, TRIBUN - Dengan kekuatan hanya 18 anggota, UPTD Pasar, Kebersihan dan Pertamanan Pinggir, mengaku kewalahan. Hal ini dikarenakan area kecamatan Pinggir yang sangat besar. Jumlah itu pun harus dibagi dua wilayah. Yakni wilayah pengakutan sampah di dua tempat yang berbeda masing-masing di Kelurahan Titian Antui dan Desa Pinggir.

Belum lagi, petugas kebersihan ini tidak dibekali peralatan yang memadai. Dari dua wilayah tersebut, hanya menggunakan satu kendaraan operasional pick-up. Armada pengangkut sampah ini bekerja di Pasar Pagi Sebanga dan Pasar Pagi Desa Pinggir. Hal ini tentu tak mampu melayani sampah yang dihasilkan masyarakat.

"Kami sangat kewalahan untuk melayani dua tempat sekaligus dalam pengakutan sampah. Hal ini disebabkan armada yang tidak memadai. Kendaraan operasional yang digunakan hanya satu dan itu bukan armada sampah namun mobil pick-up kecil, "sebut Kepala UPTD Pasar Kebersihan dan Pertamanan Kecamatan Pinggir, Drs H Syafruddin MSi kepada Tribun, Rabu (23/11).

Dikatakan Syafruddin upaya pengajuan permintaan armada angkut sampah sudah dilakukan sejak tahun 2007 lalu. Akan tetapi belum ada realisasi sampai sekarang. Keinginan untuk mendapatkan armada jelas dibutuhkan bagi penanganan sampah dari tempat yang sudah ditentukan ke TPA Semunai.
 
Sementara itu, Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Kecamatan Pinggir, disebutkan Syafruddin masih menumpang dan menggunakan lahan PT CPI. Lokasi itu berada di turunan Semunai, Desa Pinggir, Kecamatan Pinggir. Lokasi itu juga berada di bawah Power Line PT CPI.

"Sampah organik dan sampah anorganik sama-sama ditumpukkan satu saja di dalam sebuah lubang galian," katanya.

Namun, pihaknya mengaku harus siap bertanggungjawab atas amanah ini. Apalagi pekerjaan pengelolaan sampah merupakan kegiatan baik. Jika bukan kita semua, lalu siapa lagi yang akan peduli dengan kebersihan.
Tetapi, pihaknya juga meminta seluruh elemen masyarakat yang ada di kecamatan Pinggir untuk turut berpartisipasi. Setidaknya, masyarakat dapat mengelola sampah yang diproduksi. Yakni memisahkan antara sampah organik dan anorganik. Sekali lagi ia menegaskan, penanganan sampah merupakan tugas seluruh masyarakat. Pemerintah hanya berupaya mengelola sampah yang diproduksi.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

3 Ribu Orang Akan Ikuti Pawai Taaruf di Mandau

Laporan, Wicaksana Arif Turbrilian

DURI, TRIBUN - Sambut tahun baru Muharam  yang jatuh pada Minggu (27/11) depan , sebanyak 3 ribu orang dilibatkan untuk memeriahkan kegiatan.  Pawai taaruf ini pun akan diperlombakan, mulai darikelompok majlis taklim, hingga tingkat sekolah. Demikian dikatakan Kepala Kantor Urusan Agama (KUA) Mandau, Cales, Rabu (23/11).

Sebagai koordinator kegiatan Pekan Muharam Kecamatan Mandau, ia mengatakan, sedang melakukan pematangan. Ini merupakan peringatan hari besar Islam. Yakni pergantian tahun Hijriah. Selain itu, ia meminta partisipasi seluruh elemen masyarakat.   

"Insyaallah, persiapan panitia sudah dimatangkan. Kita akan menuruunkan sekitar 3 ribu partisipan untuk mengikuti pawai pekan Muharam. Kami juga dibantu pengawalan dari kepolisian. Semua yang kita libatkan, mulai dari Masjid dan Mushola, siswa sekolah dan juga kelompok kelompok ibu ibu majlis taklim," demikian ujar Carles.   

Lanjutnya, pekan Muharam tahun ini memang dibuat semeriah mungkin dan melibatkan banyak pihak.  Hal ini untuk memperlihatkan ke tengah publik penyambutan bulan Islam. Semua umat Islam bersyukur dan berbahagia dalam menyambut tahun baru ini.   

"Bagi umat Islam, kalau menyambut tahun baru ya tahun baru Islam. Ini bukan sekedar menyambut tahun baru saja, namun juga syiar Islam. Untuk itu kita berharap sekali masjid dan mushola serta semua yangterlibat memersiapkan diri dengan baik. Karena kegiatan ini juga diperlombakan dan akan diberi hadiah khusus," tambahnya.   

Pekan Muharam ini juga bersamaan dengan kedatangan Jamaah Haji Duri dan Kecamatan Pinggir. Pada 1 Muharram tersebut, Jamaah Haji Duri akan tiba sekitar pukul 13.00 di  Batam. Dan akan sampai di Duri pada Senin (28/11) sekitar pukul 17.00 sore.   

"Memang ada dua agenda besar yang sedang kita canangkan, selain pawai taaruf pekan Muharam, juga dimanfaatkan sebagai ajang penyambutan Jamaah Haji asal Duri dan Pinggir. Untuk itu, kepada masyarakat kecamatan Mandau diharapkan ikut memeriahkan kegiatan ini," harapnya.   

Acara ini dimeriahkan juga dengan drum band dari beberapa SMU di Mandau. Selain itu kompang serta Drum band dari Taruna Latsitarda yang sedang melakukan kegiatan Latihan kegiatan Taruna di kecamatan Mandau.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

BRI Tingkatkan Pengamanan Pasca Raibnya Uang PNPM Mandiri

Laporan, Wicaksana Arif Turbrilian

DURI, TRIBUN - Kasus raibnya uang PNPM Mandiri BKM Mutiara Mandau sebanyak Rp 36,5 juta, beberapa waktu lalu diparkiran depan BRI Cabang Duri, Jalan Sudirman, depan Kantor Camat Mandau, membuat pihak bank makin meningkatkan kewaspadaan. Petugas keamanan kembali diberikan arahan, agar lebih berhati-hati, memperhatikan setiap gerak-gerik di area bank.

Atas kejadian ini, pihak bank merasa dirugikan secara image. Karena sebelumnya tak pernah ada kehilangan uang nasabah di area parkir. Apalagi uang yang raib di dalam mobil itu (Nissan Livina BM1972JI), sedikit ada keanehan. Pasalnya petugas keamanan bank mengaku tak melihat ada orang di dekat mobil yang alarmnya berbunyi itu.

"Walau bagaimana pun sudah terjadi, kami harus lebih waspada lagi,'' ujar Kepala Cabang BRI Cabang Duri, Andjar Gladianto, Kamis (23/11).

Lanjut Andjar, pihaknya akan menambah perangkat CCTV di area parkirakan yang bisa menjangkau hingga kantor camat Mandau. Saat ini sudah punya CCTV di luar samping kanan. Spanduk yang menghalangi CCTV itu pun telah dicopot.

"Petugas sekuriti juga akan di tempatkan lebih ke depan, biar semua kendaraan dan orang keluar masuk bisa terpantau,'' paparnya.

Raibnya uang PNPM Mandiri itu, sampai saat ini belum terungkap oleh pihak kepolisian. Belum ada tanda-tanda pelaku bisa dilacak. Tidak adanya saksi yang melihat menjadi kendala utama penyelidikan. Sama halnya polisi, petugas keamanan bank pun tak melihat gerak-gerik mencurigakan pada waktu itu. Namun Andjar berharap banyak pada polisi untuk mengungkapnya.

Bila kasus ini terungkap, tentu akan ada koreksi yang dilakukan bank. Bila memang terbukti adanya tindak pencurian, pihak bank tentu akan lebih memerketat keamanan. Bagaimanapun juga nasabah harus tetap mendapat perlindungan penuh kala masih dalam area bank.

"Namun kami juga tak bisa menyalahkan siapa-siapa, karena peletakkan uang itu juga hanya yang bersangkutan yang tahu. Apapun hasil pengungkapan, tantu akan kami cermati di kemudian hari," tambahnya.

Waktu itu seusai mengambil uang dari BRI, Sukardi Amda, meletakkan uang di dalam mobil. Ketua BKM Mutiara Mandau Kelurahan Air Jamban ini meletakkannya di dalam mobil Nissan Livina warna marun, di bawah karpet kaki sopir. Lanjut Andjar, jeda waktu antara alarm berbunyi dan kedatangan Sukardi tak begitu lama. Dan kala alarm berbunyi, langsung menyita perhatian petugas keamanan.

Namun kala itu petugas keamanan tak melihat adanya gerak-gerik yang mencurigakan. Selain itu, petugas keamanan juga tak melihat siapapun mendekati atau berlari dari arah mobil itu. Jarak antara satpam dengan mobil milik Sukardi hanya berjarak sekitar lima meter.

"Alarm berbunyi ketika mobil ditinggal sebentar, tiba-tiba saja pemilik mobil mengatakan, uang rakyat itu raib tak berbekas," tutup Andjar.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Selasa, 22 November 2011

Pembangunan Gedung DCC Belum Kunjung Selesai

Laporan, Wicaksana Arif Turbrilian

DURI, TRIBUN - Gedung DCC (Duri Community Center) yang dibangun sejak tahun 2006 lalu di Kelurahan Titian Antui, oleh PT CPI hingga saat ini tak kunjung selesai. Dulu wacananya, bangunan dan kawasan di atas tanah konsesi seluas 40 hektar itu diperuntukan bagi masyarakat untuk berbagai kegiatan. Lama tidak terdengar kabar tentang perkembangan kawasan ini, juga tidak terlihat aktifitas untuk penyelesaiannya.

Koordinator Hubungan Media PT CPI, Tiva Permata belum lama ini menyebut, Chevron saat ini tengah memikirkan langkah-langkah konkrit untuk mengoptimalisasikan gedung Duri Community Center (DCC) . Meski peletakan batu pertamanya dilaksanakan sangat meriah gedung utamanya sudah bisa dikatakan selesai, hingga kini gedung DCC itu tak kunjung bisa difungsikan.

"Makanya CPI akan berupaya mencari langkah dan program yang pas agar sumbagsih CPI itu bisa bermanfaat untuk masyarakat banyak," ujarnya.

Peletakan batu pertamanya berlangsung Rabu (26/11/2006) silam. Sejumlah pejabat hadir kala itu. Antara lain Wakil Bupati Bengkalis saat itu, H Normansyah Abdul Wahab, Kepala BPMIGAS Kardaya Warnika, dan Presdir CPI kala itu Suwito Anggoro.

"Hal ini sudah sering dibicarakan Pak Syaifuddin Abdullah (Manager PGPA CPI). Beliau tampaknya sangat ingin agar fasilitas yang sudah dan akan ditambah CPI di komplek DCC itu betul-betul menyentuh kepentingan orang banyak," ucap Tiva.

Lanjutnya, ancang-ancang yang tengah dipikirkan adalah bagaimana supaya komplek DCC itu bisa disulap menjadi pusat pelatihan. Untuk berbagai ketrampilan yang pada akhirnya akan bermuara pada pemberdayaan potensi dan ekonomi masyarakat setempat lewat pembinaan intensif.

"Ini yang kita rencanakan untuk gedung ini, kalau pusat pelatihan untuk berbagai ketrampilan itu terwujud, dampaknya akan sangat terasa. Tenaga-tenaga terampil di berbagai bidang akan dihasilkan. Secara langsung, itu diharapkan akan berdampak positif pula terhadap income masyarakat," ujar Tiva lagi.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Polsek Serahkan Sepedamotor BB Ke Pemilik

Laporan, Wicaksana Arif Turbrilian

DURI, TRIBUN – Setelah hampir 2 tahun mangkrak begitu saja di parkiran Mapolsek Mandau, akhirnya sepedamotor Jialing BM4060FM dijemput pemiliknya. Yakni, Hendri K (33) warga Kampung Lalang, Kelurahan Air Jamban, Selasa (22/11). Sepedamotor yang sudah karatan itu rencananya akan diperbaiki kembali untuk dipakai sehari-hari.

"Waktu itu bulan puasa tahun 2010, adik saya ditangkap saat membawa sepedamotor ini. Saya jengkel sepedamotor ini dirombak sama adik saya itu. Makanya saya biarkan saja di kantor polisi. Sekarang, saya membutuhkan sepedamotor ini untuk kendaraan sehari-hari. Meski bentuknya sudah parah begini, tetap akan saya perbaiki,'' ujar Hendri K saat ditemui Tribun, Selasa (22/11).

Sepeda motor itu diserahkan langsung Kapolsek Mandau, AKP Devy Firmansyah didampingi Kasi Humas, AIPTU Joko Utomo. Sebelum sepedamotor diserahkan, pihak kepolisian terlebih dahulu meminta kepada Hendri K memperlihatkan bukti kepemilikan berupa BPKB.

Setelah semuanya cocok, barulah pihak kepolisian bersedia melepaskan sepedamotor yang sudah jadi barang bukti selama 2 tahun tersebut. "Sepedamotor ini bukan hasil curanmor. Meski awalnya dicurigai karena tak kunjung dijemput,'' sebut AKP Devy Firmansyah.

Beberapa hari lalu, sejumlah pemilik sepedamotor yang diamankan dari operasi razia, juga sudah menjemput kendaraannya. Sepedamotor itu kebanyakan tangkapan dalam di bulan Oktober dan November. Di mana saat terjaring razia tak dilengkapi STNK. Sehingga pihak kepolisian harus menahan sampai pemiliknya bisa menunjukkan kelengkapan surat-surat.

"Bagi sepedamotor yang trondol, knalpot racing harus distandarkan dulu. Baru kemudian diserahkan. Mereka juga diingatkan untuk tidak melakukan kesalahan yang sama,'' ujar Kapolsek.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Dewan Minta Diskes Sosialisasikan Jampersal

Laporan, Wicaksana Arif Turbrilian

DURI, TRIBUN - Dana subsidi untuk Jaminan Persalinan (Jampersal) yang merupakan program nasional saat ini sudah bisa dinikmati ibu-ibu yang ingin melahirkan secara normal. Namun dikarenakannya sosialisasi dari Dinas Kesehatan Kabupaten Bengkalis belum berjalan, menyebabkan belum banyak masyarakat paham. Masih banyak masyarakat yang berhak mendapatkan jaminan tersebut, justru merogoh kocek dalam-dalam.

"Itu program nasional. Dananya dari pemerintah pusat. Seharusnya sudah berjalan di kabupaten Bengkalis. Seperti kelahiran Rahmat bayi yang lahir tanpa batok kepala kemarin, seharusnya bisa diklaim ke Jampersal, sehingga biaya persalinannya bisa terbantu," ujar anggota Komisi IV DPRD yang juga Ketua IDI Kabupaten Bengkalis, dr H Fidel Fuadi Dt Majo Basa kepada Tribun, Selasa (22/11).

Sepengetahuannya, subsidi dana Jampersal itu Rp 400 ribu untuk tiap kali persalinan. Jumlah tersebut diyakini akan sangat membantu. Terutama bagi kalangan keluarga kurang mampu.

"Program Ini jelas akan mengurangi beban biaya bersalin yang harus ditanggung keluarga tak mampu," sebut Fidel.

Lebih jauh, sebut Fidel meski sangat membantu keluarga kurang mampu,
program Jampersal tersebut kurang sosialisasi oleh pihak Dinas Kesehatan setempat. Akibatnya cukup banyak persalinan yang terkendala masalah biaya.

Lanjutnya, agar program untuk membantu keluarga kurang mampu ini berjalan sebagaimana mestinya, kita minta Dinas Kesehatan bertindak proaktif melakukan sosialisasi. Bagi masyarakat, juga supaya memergunakan fasilitas yang telah diberikan pemerintah.

"Kerjasama dengan klinik, balai pengobatan dan rumah sakit pun perlu dijalin agar program Jampersal itu berjalan sesuai harapan," pungkasnya.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Pemda Sosialisasikan Pengelolaan Persampahan

Laporan, Wicaksana Arif Turbrilian

DURI, TRIBUN - Penumpukan sampah di beberapa titik di kecamatan Mandau, memberi kesan kumuh dan kotor. Hal ini terjadi berlarut-larut seakan tak ada kesadaran masyarakat dan pengelolaan sampah oleh pemerintah. Padahal perangkat kebersihan sudah bekerja secara maksimal membersihkan sampah yang berserakan.

UPTD Pasar, Kebersihan dan Pertamanan Mandau, Nizamuddin mengatakan, pihaknya mengerahkan anggota dua kali dalam sehari. Pagi dan sore, puluhan anggota kebersihan dikerahkan. Namun tetap saja masyarakat Duri tetap membuang sampah semaunya sendiri.

"Sosialisasi pun sudah kerap kami lakukan di tingkat kelurahan dan desa, namun belum juga menyadarkan masyarakat," ujarnya pada Tribun, Selasa (22/11).

Bahkan pemkab Bengkalis melalui Dinas Pasar, Kebersihan dan Pertamanan pernah menerapkan jam khusus untuk membuang sampah. Lebih dari 250 ribu jiwa penduduk Mandau, memproduksi sampah yang cukup besar setiap harinya. Dari perhitungan Nizam, tiap hari masyarakat Mandau memproduksi sampah 100 kubik.

Dan bila pengelolaan sampah itu tak benar, maka akan menimbulkan masalah di kemudian hari. Untuk mengelolanya, Nizam mengaku butuh bantuan masyarakat secara keseluruhan. Setidaknya masyarakat Mandau sadar akan kebersihan dan tak membuang sampah sembarangan.

"Untuk itu, kami memberikan pelatihan pengelolaan sampah pada seluruh elemen masyarakat yang ada di Mandau," ucap kepala Dinas Pasar, Kebersihan dan Pertamanan kabupaten Bengkalis, Indra Gunawan pada Tribun, Selasa (22/11).

Acara tersebut digelar di ballroom hotel Suzuka Duri, Selasa (22/11). Adapun peserta pelatihan diikuti oleh seluruh elemen masyarakat. Baik dari perangkat desa, kelurahan, puskesmas, pasar, dan LSM yang ada di Mandau.

Indra mengatakan, menjaga kebersihan kota, harus mendapat partisipasi seluruh masyarakat. Lanjutnya, pengelolaan sampah dengan benar, dapat memberi penghasilan bagi masyarakat. Tentunya dengan pengelolaan yang tepat. Sampah-sampah organik, bisa dimanfaatkan untuk pupuk. Sedangkan sampah anorganik, bisa diolah lagi menjadi barang yang memiliki nilai ekonomis.

Indra juga menghadirkan instruktur dari Badan Lingkungan Hidup. Maksudnya untuk menjelaskan dampak apa yang disebabkan oleh penumpukan sampah. Sampah yang membusuk akan menimbulkan bakteri yang berbahaya bagi manusia. Keberadaan bakteri tersebut, tentu mengundang kedatangan lalat.

"Sementara lalat-lalat itulah yang nantinya menyebarkan penyakit. Maka dari itu melalui kegiatan ini, kami mengimbau masyarakat untuk lebih memerhatikan kebersihan," lanjutnya.

Indra juga meminta masyarakat untuk dapat memilah sampah dari jenisnya. Pisahkan antara sampah organik dan sampah anorganik. Bila masyarakat memiliki halaman yang cukup, ia imbau untuk memanfaatkan halaman itu untuk pengelolaan sampah organik. Olah sampah organik hingga menjadi pupuk organik.

Prosesnya mudah, hanya hancurkan sampah organik tersebut hingga menjadi potongan kecil-kecil. Lalu campurkan komposter yang banyak dijual di toko pupuk. Selanjutnya aduk dan tunggu beberapa hari. Maka sampah itu akan berubah menjadi pupuk kompos. Menurutnya, pupuk kompos baik digunakan segala jenis tanaman.

"Untuk pengelolaan sampah anorganik, dinas Pasar, Kebersihan dan Pertamanan sudah memesan mesin penghancur material plastik untuk dibuat menjadi bubur plastik. Namun mesin itu akan tiba dan bisa dioperasikan tahun 2012. Kami akan letakkan di tempat pembuangan akhir sampah," tambah Indra.

Selain memberikan pelatihan ini, Indra mengaku sudah membentuk tim perumus Raperda. Tim ini sedang bekerja dan nantinya menghasilkan peraturan daerah tentang sampah. Adakalanya, masyarakat harus didisplinkan dengan peraturan yang tegas.

Senin, 21 November 2011

Selamat Tinggal Rahmat

Laporan, Wicaksana Arif Turbrilian

DURI, TRIBUN – Rahmat akhirnya hembuskan napas terakhir, Senin (21/11) dini hari pukul 01.00. Tak sampai dua hari Rahmat tutup usia. Penderita Anencephaly atau tempurung kepala tak terbentuk ini kondisi tubuhnya terus menurun pascapersalinan. Ia dijemput sang Kuasa di ruang Perinalogi, RSUD Duri. Beberapa jam sebelum kepergian Rahmat, Tribun telah melihat tanda-tanda kepergiannya tak lama.

Saat Tribun rekam kondisi terakhir Rahmat, kaki dan tangannya sudah membiru. Rona mukanya pun sudah tak cerah. Napasnya sesekali terengal-engal. Padahal selang onksigen tak pernah berhenti mengalirkan oksigen.

Saat itu ayahnya, Erizal tak begitu menghiraukan kondisi anaknya yang sudah membiru. Pria yang akrab disapa Panjul itu sempat pulang ke rumah. Semalaman ia sudah menjagai anak ketiganya.

"Saya sempat pulang mandi dan sejenak melihat kondisi istri yang kebetulan juga baru pulang dari rumah bersalin," ucapnya sembari menahan tangis, Senin (21/11).

Kala itu, yang berjaga di RSUD Duri, digantikan kakak ipar Panjul, Ikas. Tak lama ia membaringkan badan di tempat tidur, telepon sudah kembali berdering. Kabar tak sedap dari balik telepon. Rupanya, kondisi Rahmat sedang kritis.

Dan sekitar pukul 01.00 dini hari, Rahmat dinyatakan tak bernyawa. Tak menunggu lama setelah kepergian bayi berbobot 3,3 kg ini langsung dipulangkan ke rumah duka. Dan sekitar pukul 10.00 pagi harinya, Rahmat disemayamkan.

"Kami sekeluarga harus tabah menerima kenyataan ini. Mungkin ini merupakan jalan yang terbaik bagi Rahmat," ucapnya sambil mengusap air mata.

Lanjutnya, mungkin bila Rahmat bisa diselamatkan pun, kondisinya akan terus lemah. Karena, kepalanya tak memiliki tengkorak. Kami berusaha tabah menerima ini semua. Karena dari beberapa dokter yang sudah melihat kondisi Rahmat, semua mengatakan, kami harus tabah.

Dari situlah, Panjul berusaha menentramkan diri. Pria yang berprofesi sebagai supir oplet ini mengaku hanya bisa berbuat yang terbaik untuk mengupayakan keselamatannya. Selebihnya, Panjul mengaku akan terus mendoakan anak ketiganya, supaya diberikan tempat terindah di sisiNya.

Rahmat disemayamkan di pemakaman Karang rejo km 3,5. Semua sanak saudara, kerabat dan tetangga sekitar turut mengiringi kepergian Rahmat di pemakaman.

Kelurahan Gajah Sakti Butuh Kantor Baru

Laporan, Wicaksana Arif Turbrilian

DURI, TRIBUN – Sejumlah kantor kelurahan maupun desa di kecamatan Mandau saat ini sudah banyak yang direhab total. Pemandangan tersebut belum terlihat di kantor kelurahan Gajah Sakti. Kantor yang berada di Jalan Jawa, masih berbentuk layaknya awal digunakan.

Rumah hob yang dijadikan kantor itu, dirasa tak memadai lagi. Beberapa warga mengatakan sumpek bila memasuki kantor tersebut. Untuk melayani urusan masyarakat yang padat, kantor dirasa overload. Untuk itu, masyarakat berharap kantor lurah ini segera direhab total.

Kalau lahannya tak mencukupi diminta Pemkab Bengkalis mencarikan lahan baru. Demikian disampaikan Amrial (46) warga kelurahan Gajah Sakti kepada Tribun, belum lama ini.

"Kami atas nama masyarakat meminta kepada Pemkab Bengkalis memperhatikan kantor kelurahan Gajah Sakti. Masa sampai sekarang dibiarkan sempit seperti itu. Sementara urusan masyarakat setiap hari sangat padat. Belum lagi area parkir yang menggunakan badan jalan membuat arus lalu lintas terganggu,'' katanya.

Menanggapi keluhan masyarakatnya tersebut, Lurah Gajah Sakti Ilhami Hsb mengakui bahwa kantor yang ada sekarang ini sudah tidak mampu lagi melayani berbagai urusan masyarakat. Belum lagi di kantor lurah tersebut minim kasi-kasi, sehingga pelayanan harus ditanggung sepenuhnya oleh lurah dan sekretaris kelurahan.

"Selain kantor yang sempit, tenaga pegawai di sini cuma empat orang tambah satu honor. Bagaimana mungkin kami bisa memberikan pelayanan prima. Sementara fasilitas terbatas,'' sebutnya.

Pada zaman lurah Mahmud, lanjutnya sudah pernah diusulkan mencari lokasi baru untuk kantor kelurahan Gajah Sakti. Waktu itu ada solusi mengharapkan tanah hibah CPI yang berada di samping SMAN 2 Mandau. Meski usulan itu telah dimasukkan ke dalam musrenbang tingkat kecamatan, namun belum juga ada tindak lanjutnya hingga kini.

"Di mana menyangkutnya usulan itu kita belum tahu. Keberadaan kantor yang memadai akan menunjang pelayanan publik. Harapan kita kasi-kasi yang masih kosong ini hendaknya diisi, sehingga urusan masyarakat cepat terlayani,'' imbuh Ilhami.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

CPI Hanya Beri 4.000 Pelanggan untuk PDAM Tirta Dharma

Laporan, Wicaksana Arif Turbrilian

DURI, TRIBUN – Sesuai dengan kesepakatan awal PT. CPI dengan Pemkab Bengkalis tahun 1995 silam, hanya memberikan jatah air baku untuk PDAM Tirta Dharma sebanyak 4.000 pelanggan. Apabila sekarang PDAM Tirta Dharma kesulitan air baku seiring meningkatnya jumlah pelanggan, mau tak mau perusahaan daerah tersebut harus mencari pasokan air baku di lain tempat.

"Kesepakatan awal pasokan air baku dari CPI itu hanya untuk 4.000 KK saja. Namun kenyataan yang ada sekarang, pasokan air baku itu sudah mencapai sekitar 9.000 pelanggan. Waktu itu, juga ada kesepakatan bahwa bantuan CPI termasuk bimbingan dan pelatihan tenaga PDAM Duri hanya untuk jangka tujuh tahun saja," ujar Coordinator CMR PT CPI, Tiva Permata kepada Tribun, Senin (21/11).

Lanjutnya, pada tahun 1995 silam sewaktu PT CPI menyerahkan bantuan berupa instalasi pengolahan dan pipanisasi tahap awal untuk PDAM Duri sudah ada ketetapan yang disepakati bersama dengan Pemkab Bengkalis. Ketetapan itu berkaitan dengan pasokan air baku dari waduk reservoir CPI yang bisa diambil untuk keperluan PDAM setempat.

"Dengan adanya keterbatasan itu, mau tak mau PDAM Duri harus mengusahakan air baku sendiri. Apalagi air merupakan kebutuhan vital jangka panjang untuk sebuah kota disamping kebutuhan listrik dan infrastruktur jalan," sebut Tiva.

Peruntukan utama air waduk CPI yang terletak di KM 125 Desa Balai Makam Duri itu, untuk keperluan injeksi uap di lapangan minyak Duri. Ini merupakan keperluan pokok dalam operasional kerja perusahaan. Untuk itu, CPI mengaku tak bisa menambah pasokan air ke PDAM Duri.

Padahal permintaan masyarakat yang harus dipenuhi PDAM Duri mencapai 8.700 pelanggan. Kendati musim penghujan, hingga sekarang PDAM Duri masih terpaksa menggilir distribusi air untuk ribuan pelanggannya. Tentu saja hal itu menjadi keluhan tersendiri bagi segelintir pelanggan.

Warga jalan Karet, Babussalam, Iwan mengatakan, kedepan PDAM Duri, harus kerja ekstra mencari air baku di lain tempat. Supaya dapat menyuplai kebutuhan masyarakat tanpa tersendat.

"Air merupakan kebutuhan pokok hidup manusia. Jadi pemerintah melalui perusahaan BUMN-nya harus dapat memenuhi hajat hidup rakyatnya," tutupnya.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Minggu, 20 November 2011

Lekukan Otak Terlihat Di Kepala Rahmat

Laporan, Wicaksana Arif Turbrilian

DURI, TRIBUN - Leni (25) mengaku bingung, kenapa tiba-tiba kediamannya banyak dikunjungi wartawan. Yang ia tahu yakni, bahwa ia baru saja melahirkan bayi berkelainan. Namun ia tak tahu kelainan apa yang diderita anak ketiga yang ia lahirkan. Saat menemui Tribun, ia hanya menyalami dan tak banyak bicara. Ia mengeluarkan suara hanya saat Tribun melempar pertanyaan.

Ketidaktahuan Leni atas kelainan yang diderita anaknya merupakan kesengajaan suami dan keluarga. Menurut suami, Erizal (29), istrinya dianggap belum siap menerima kenyataan ini. Pria yang akrab disapa Panjul ini mengaku takut menyampaikan kelainan yang diderita anaknya. Panjul takut bila nanti istrinya mengalami depresi.

"Saya tak bisa pikir, bila bayi yang telah ia kandung selama 10 bulan lewat 10 hari ini tak memiliki batok kepala," ucap Panjul sembari berbisik dan bola matanya berkaca-kaca, Minggu (20/11).

Lanjutnya, jangankan istri saya, sementara saya sendiri merasa sangat sedih atas kenyataan ini. Anak ketiganya lahir dalam kondisi tak lazim. Otak manusia yang lahir secara normal pasti terlindung batok kepala. Namun otak bayi yang lahir dari rahim Leni nampak jelas secara kasat mata. Lekukan-lekukan otak yang lazim dilihat dalam gambar organ tubuh, dari kepala bayi yang diberi nama Rahmat, bisa dilihat jelas.

Leni dan Panjul mengatakan, pada masa kehamilan, tidak pernah mengalami hal-hal aneh. Tiap bulan Panjul mengantar istrinya untuk periksa kehamilan. Dan dari pemeriksaan kehamilan itu juga tak ada tanda-tanda aneh dalam kandungan. Leni mengatakan, pada saat hamil anak yang ia kandung, bergerak cukup aktif. Dari hal itu, bidan yang memeriksa pun mengatakan, kondisi bayinya tumbuh sehat.

Persalinan Rahmat yang lahir pada hari Sabtu (19/11) pukul 11.00 berjalan lancar. Rahmat lahir di rumah bersalin Alfiat, Jalan Jenderal Sudirman, Duri, Mapolsek Mandau. Saat Rahmat keluar dari rahim Leni, bidan yang membantu persalinan langsung merahasiakan kondisi Rahmat dari ibunya.

"Bidan itu langsung meminta saya dan mamah, untuk merahasiakan keadaan ini dari Leni. Karena kondisi Leni masih sangat lemah," lanjut Panjul.

Bahkan kala itu, Panjul sempat mengira anaknya sudah tak bernyawa. Karena, setelah lahir, Rahmat tak menangis. Namun tak beberapa lama, bibir dan tangan Rahmat bergerak-gerak. Saat itu juga, Panjul langsung meng-adzani anak ketiganya. Tambahnya, setelah saya adzani, napas anak saya kontan normal dan tak lama ia menangis.

Kala itu, bidan langsung membersihkan darah persalinan dari tubuh Rahmat. Proses persalinan Rahmat, menurut Panjul berjalan lancar. Bahkan lebih mudah daripada proses persalinan kedua kakaknya.

Rahmat memiliki berat badan 3,3 kg meski tanpa batok kepala. Dan panjang tubuh 48 cm. Kondisi tubuh Rahmat saat persalinan tergolong stabil. Namun melihat kondisi demikian, bidan dan beberapa keluarga langsung menyarankan Panjul untuk membawa anaknya ke RSUD Duri.

Pria yang sehari-hari berprofesi sebagai supir angkutan kota ini, bersama mertua dan kakak iparnya, langsung membawa ke RSUD Duri. Namun setelah dibawa ke RSUD Duri, Rahmat tidak lantas ditangani. Selama beberapa puluh menit, Rahmat masih dalam pelukan neneknya, Efi (51).

"Silahkan tunggu di sebelah sana dulu bu, kita masih punya banyak pasien. Anak ini tak bakal tertolong lagi," ucap Efi menirukan ucapan petugas jaga di ruang bayi.

Efi kesal dan geram mendapat respon demikian. Lanjutnya, untung saja ada dua wartawan yang menghampiri kami dan langsung memaki-maki petugas tersebut. Tak lama, akhirnya Rahmat bisa ditangani.

Setelah itu Rahmat dirawat intensif di dalam inkubator lengkap dengan selang infus yang membantunya untuk terus bernafas. Kepalanya ditutup dengan menggunakan alat kesehatan yang higienis. Para perawat silih berganti untuk memantau keadaannya.

Sementara itu, dokter jaga Unit Gawat Darurat, Rumah Sakit Duri, dr Nur Ichwani, ketika ditemui Tribun mengatakan, si bayi malang mengalami kelainan di ruang tengkorak bagian atas yang tidak terbentuk. Hal ini karena bawaan sejak dalam kandungan atau biasa disebut dalam istilah kedokteran dengan Anencephaly.

Hal ini terjadi bisa dikarenakan asupan gizi yang kurang. Atau semasa hamil sering mengkonsumsi makanan yang bertentangan dengan medis. Tak hanya itu penyebabnya juga bisa akibat kejatuhan dan lain sebagainya.

Masih menurut dr Nur Ichwani, bayi malang tersebut awalnya hendak dirujuk ke Pekanbaru, namun karena pertimbangan keselamatan, pihaknya memutuskan untuk tetap merawat Rahmat di Rumah Sakit Duri. Karena beberapa hal pertimbangan termasuk karena peralatan yang kini dimiliki oleh RSU Duri sudah cukup mumpuni.

"Banyak pertimbangan kita, kenapa Rahmat tak jadi dirujuk, ya karena alasan keselamatannya. Jarak tempuh yang cukup memakan waktu sangat riskan dengan kondisinya seperti itu. Lagi pula peralatan kita di sini cukup mumpuni untuk merawatnya secara intensif," ujar dr Nur Ichwani.

Saat ini Panjul tinggal bersama anak dan istrinya di rumah kedai tumpangan bibinya. Yakni di Jalan Lintas Duri-Dumai, Simpang Jalan Pipa Air Bersih. Pada Tribun ia mengaku tak tahu bagaimana membayar biaya perawatan anaknya. Dan tak tahu harus meminta bantuan ke siapa. Hingga berita ini ditulis, Rahmat masih dirawat dalam tabung incubator, ruang Perinalogi, RSUD Duri.

Seribu Rupiah Untuk Kabupaten Mandau

Laporan, Wicaksana Arif Turbrilian

DURI, TRIBUN - Komite Persiapan Pembentukan Kabupaten Mandau (KP2KM) galang dana penyokong pemekaran di simpang Geroga. Kegiatan penggalangan dana diresmikan oleh Ketua Dewan Presidium Masyarakat Kabupaten Mandau (DPMKM), Ridwan Yazid, Minggu (20/11). Kegiatan ini diberi tajuk, Rp 1000 untuk Kabupaten Mandau.

Ketua KP2KM, Abdullah Syarif kala ditemui Tribun mengatakan, kegiatan ini sepenuhnya untuk membantu perjuangan kabupaten Mandau. Bukan untuk kepentingan-kepentingan pribadi atau kelompok. Namun dana yang terkumpul nantinya akan digunakan untuk perjuangan.

"Segala perjuangan yang dilakukan membutuhkan biaya yang cukup besar. Baik itu yang dilakukan di tingkat lokal, maupun perjuangan yang dilakukan di tataran pusat," ucapnya, Minggu (20/11).

Di tataran lokal, KP2KM perlu untuk melakukan observasi kondisi masyarakat. Setelah itu, membuat konsep pemerintahan yang benar-benar bisa membangun kesejahteraan bagi masyarakat. Sedangkan untuk perjuangan di pusat, yakni kala pejuang pemekaran melakukan koordinasi dengan komisi II DPR RI dan pemerintah pusat.

"Bila masyarakat, menyangsikan segala pengeluaran yang dilakukan dengan dana tersebut, kami siap untuk diaudit. Apapun lembaga audit keuangan, kami persilahkan melakukan auditing atas dana tersebut," tambah Abdulah.

Sedangan sebagai bentuk pertanggungjawaban atas penggunaan dana tersebut, pihaknya mengaku akan menerbitkan laporan pertanggungjawabannya ke media cetak. Tak menutup kemungkinan, bila masyarakat hendak mengaudit langsung, pihaknya membuka kesempatan seluas-luasnya.

Selanjutnya, penggalangan dana ini akan diarahkan masuk ke desa-desa. Pihaknya mengaku sudah membentuk tim untuk melakukan penggalangan dana. Lanjutnya, karena kegiatan ini merupakan kepentingan masyarakat, maka dilakukan langsung oleh masyarakat.

"Kami telah memersiapkan tim hingga ke tingkat RW di seluruh desa dan kelurahan. Dan bagi seluruh masyarakat yang ikut berpartisipasi, kami ucapkan banyak terimakasih," lanjutnya.

Kegiatan ini rencananya akan ditutup tepat setelah kedatangan SBY ke Dumai bulan depan. Anggota DPMKM, Slamat Simamora mengatakan, kami akan bangkitkan kembali semangat perjuangan. Gerakan ini pada dasarnya, untuk bangkitkan partisipasi masyarakat. Yang ia inginkan, yakni tumbuhnya kepemilikan kedaerahan dengan bukti perjuangan.

"Selain meminta partisipasi dengan menyumbang seribu rupiah, kami juga akan ajak masyarakat pasang spanduk kabupaten Mandau di rumah," ucapnya.

Kepada pemuda, pihaknya juga mengajak partisipasinya. Karena perjuangan itu tak akan lengkap tanpa partisipasi pemuda. Ia mengimbau, kegiatan pemuda jangan hanya berkutat pada kesenangan-kesenangan sendiri. Namun alangkahbaiknya bila kegiatan pemuda dialihkan ke perjuangan kabupaten Mandau. Hal ini tentu bermanfaat bagi seluruh masyarakat.

Jumat, 18 November 2011

Rehab Stadion Mini Duri Telan Rp 736 Juta

Laporan, Wicaksana Arif Turbrilian

DURI, TRIBUN - Rehap stadion mini Pokok Jengkol Duri tahun ini kembali dianggarkan pemerintah Kabupaten Bengkalis senilai Rp.
736 juta. Pengerjaan proyek yang dilaksanakan oleh CV Mahoni Grup ini sempat mendapat kritikan oleh Bupati Bengkalis saat berkunjung beberapa waktu lalu.

"Memang beberapa waktu lalu sempat di minta bongkar .Tidak seberapa lebar lah. Namun tidak sesuai dengan besteknya. Kualitas pasir yang di gunakan tidak masuk kriteria. Tapi kita lihat mereka sudah drop pasir yang sesuai dan kita harapkan mereka segera melanjutkan proyek karena waktu makin mepet," jelas Lutfi Hendra.

Dalam pantauan Tribun di stadion mini Duri, pihak kontraktor masih melakukan pekerjaan pengecatan tribun dan pengecatan pagar sekeliling lapangan. Juga terlihat rehab wc serta ruang ganti pemain. Pembangunan jalan disisi stadion masih dalam tahapan penimbunan dan pembuatan mal semenisasi.

Lurah Batang Serosa, Daswan SH mengaku sudah melakukan pengawasan terhadap pengerjaan proyek tersebut. Apa-apa yang tak sesuai bestek, kita langsung minta ganti. Karena anggaran yang dikucurkan tidak kecil, maka harus mendapat kualitas yang maksimal.
"Kalau pekerjaan yang kita perhatikan masih pengecatan. Kita laporkan kemarin sesuai pemantauan masih 60 persen. Kita berharap pekerjaan selesai tepat waktu," terangnya.

Stadion mini pokok jengkol merupakan area publik yang cukup digemari di Duri. Setiap hari, masyarakat memanfaatkan fasilitas ini untuk berolahraga. Ada beberapa venue olahraga di area seluas sekitar tiga hektar ini. Lapangan sepak bola, lintasan atletik, lapangan tenis dan banyak lagi.

Masyarakat yang dijumpai, mengaku senang, pemkab Bengkalis akhirnya memerhatikan keinginan masyarakat. Sudah sejak lama, masyarakat Duri mengidamkan arena olah raga yang memadahi.

Mutiara (19) mengaku, hampir tiap hari berlari maraton di lintasan atletik stadion pokok jengkol. Pada Tribun, pihaknya mengatakan, banyak yang harus mendapat pembenahan. Pembenahan itu supaya arena olahraga lebih nyaman digunakan.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Sambut SBY Dengan Mogok Massal

Laporan, Wicaksana Arif Turbrilian

DURI, TRIBUN - Pelaksanaan Laksitarda di empat kota di Riau, menjadi perhatian masyarakat Duri. Agenda Taruna Akmil, Akpol, IPDN dan mahasiswa ini resmi dibuka Senin lalu. Kegiatan bakti masyarakat ini diselenggarakan di Dumai, Rohil, Bengkalis dan Siak. Sesuai rencana, kegiatan ini resmi ditutup tanggal 14 Desember mendatang.

Agendanya, acara yang diikuti sekitar 1500 taruna ini akan ditutup langsung oleh presiden SBY. Dewan Presidium Masyarakat Kabupaten Mandau (DPMKM) berencana akan menyambut kedatangan SBY tersebut di Dumai. Kegiatan yang diagendakan DPMKM pada tanggal tersebut, yakni akan mengerahkan massa ke Dumai.

Tak tanggung-tanggung, massa yang akan dikerahkan, merupakan seluruh kekuatan besar yang dimiliki. Hal ini diucapkan anggota DPMKM, H Slamat Simamora, Jumat (18/11). Pada Tribun yang bersangkutan meminta masyarakat Mandau untuk turut mendukung agenda ini.

"Satu hari penuh, kami akan hentikan segala aktifitas yang ada di Mandau. Termasuk operasional PT CPI," ucapnya.

Agenda ini dinamai mogok sehari tuntut perpres. Semua aktifitas termasuk di pemerintahan, akan dihentikan sehari penuh. Bahkan jalan-jalan protokol akan kembali ditutup seperti beberapa tahun lalu.

Tambahnya, ini akan menjadi agenda bersama seluruh masyarakat Mandau. Massa yang akan bergerak ke Dumai, yakni untuk mengembalikan perpres yang dahulu SBY tandatangani. Pihaknya juga meminta pengertian dan dukungan seluruh masyarakat Mandau untuk agenda ini.

"Namun mogok massal ini tidak dibenarkan dilakukan di obyek-obyek vital. Yakni rumah sakit, PLN dan lainnya," lanjut Simamora.

Sebelum hari H, pihak DPMKM juga akan meminta semua toko dan instansi yang berada di jalan protokol untuk memasang spanduk pemekaran. Dari 17 daerah yang SBY kelurkan perpres, hanya tinggal Mandau yang belum juga dimekarkan. Untuk itu, pada hari kedatangannya ke Dumai, DPMKM mau menuntut perhatian pemerintah.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Pembangunan 3 RLH Kelurahan Batang Serosa Dimulai

Laporan, Wicaksana Arif Turbrilian

DURI, TRIBUN - Pembangunan Rumah Layak Huni (RLH) di Kelurahan Batang Serosa Kecamatan Mandau sudah dimulai. Untuk tahun 2011 ini, kelurahan Batang Serosa hanya mendapatkan tiga unit RLH . Dibandingkan dengan jumlah masyarakat miskin yang tinggal di kelurahan tersebut sejumlah 104 KK.

"Tahun ini kelurahan kami hanya mendapatkan 3 unit RLH . Dan pembangunannya sudah di mulai tahap pondasi. Pembangunan dikerjakan langsung oleh Organisasi Masyarakat Setempat ( OMS)," jelas Lurah Batang Serosa, Daswan SH, Jumat (18/11).

Pantauan Tribun di lokasi bersama lurah, rumah di gang Juwita terlihat masih tahap penggalian pondasi. Rumah tersebut nantinya dihuni Sautan Butar-Butar (61). Sementara itu calon penghuni, masih menempati rumah kayu. Rumah pria yang memiliki 14 anak tersebut, beberapa hari lalu digeser masyarakat dengan cara digotong.

"Kami bersyukur sekali. Tak pernah saya duga akan dapat rumah gratis seperti ini. Ini menjadi hadiah ulang tahun saya dan istri yang kebetulan sama tanggal lahirnya," ujar kakek 19 cucu.

Saat ditemui, Sautan sedang membantu pekerja yang membangun rumah yang akan ia huni. Sama halnya dengan ungkapan Yanti Elfiani (40) warga gang Ceria RT 02/01. Sudah lebih 10 tahun ia tinggal di rumah semi permanen warisan mertuanya itu. Memang kondisi rumah sudah tidak layak lagi dan berada di gang sempit.

"Rasanya bagai mimpi saya bisa dibangunkan rumah baru. Sekarang tetangga kami yang baik memberi tumpangan sebelum rumah selesai," jelasnya.

Belum lagi cerita suka cita dari Lili Suheri (42) di gang sepakat. Mendapat banguan rumah RLH bagaikan mimpi di siang hari. Apalagi ia sangat terkesan ketika Daswan ikut menggalikan pondasi rumahnya dua hari lalu.

"Rasa mimpi diberi pemerintah rumah seperti ini. Tidak pernah terfikir mau membangun rumah dalam situasi sulit seperti. Alhamdulillah, kami terharu apalagi pak lurah juga ikut menggali pondasi . Ini bagai mimpi di siang hari," ujarnya dengan nada haru.

Daswan dalam konfirmasinya juga menjelaskan bahwa OMS sangat komit untuk menggesa pembangunan RLH ini. Ia mengaku bangga bisa hidup di tengah-tengah warga yang memiliki jiwa sosial tinggi. Warganya bahu-membahu membantu warganya yang kurang mampu dalam membangun rumah layak huni.

"Kita berharap pembangunan rumah masyarakat ini segera di selesaikan. Pembangunan juga di kerjakan sesuai dengan spesifikasinya," tutup lurah.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Kamis, 17 November 2011

Galian Box Culvert Minim Rambu Bahayakan Pengguna Jalan

Laporan, Wicaksana Arif Turbrilian

DURI, TRIBUN - Galian box culvert yang tengah berlangsung di Jalan Hangtuah dan Sudirman, dinilai minim rambu-rambu. Oleh karenanya berpotensi menimbulkan kecelakaan dan kemacetan. Agar hal-hal tak diinginkan bisa dicegah diminta kepada pelaksana proyek untuk menambah rambu-rambu petunjuk arah yang jelas.

Bukan hanya sekedar papan pemberitahuan. Demikian disampaikan Kasat Lantas Polres Bengkalis AKP Mariyono Sik didampingi Kanit Laka Aipda Subkhan kepada Tribun, di Duri, Kamis (17/11) kemarin.

"Sejauh pantauan kita di lapangan belum ada rambu-rambu yang memadai, hanya papan pemberitahuan kalau di situ ada pengerjaan galian. Ditambah tali kuning penanda ada pekerjaan. Itu belum cukup, mengingat galian box culvert di jalan yang ramai dilalui kendaraan,'' ujarnya.

Terlebih di malam hari, sama sekali tidak ada penerangan seperti lampu rotator pada pengerjaan galian box culvert tersebut. Kondisi ini dikuatirkan dapat membingungkan pengguna jalan. Bukan tidak mungkin suatu saat terjadi kecelakaan.

"Syukurlah sejauh ini belum ada kecelakaan di lubang galian tersebut. Jangan sampai terjadi,'' ungkap Kasat.

Untuk mengantisipasi kecelakaan dan kemacetan, sebaiknya pada malam hari di pasang lampu rotator atau penerangan lainnya, sebagai tanda sedang ada galian jalan. Kemudian pada jarak 50 meter sebelum galian harusnya dipasangi tanda hati-hati.

"Penunjuk arah dengan warna spotlight akan membantu pengguna jalan untuk waspada di malam hari,'' papar Mariyono.

Pendi Tergantung di Pohon Jengkol

Laporan, Wicaksana Arif Turbrilian

DURI, TRIBUN - Tiga bocah SD lari terbirit-birit pulang ke rumah masing-masing. Sembari berlari, ketiganya juga berteriak sekencang-kencangnya. "Ada mayat, ada mayat, ada mayat," ucap ketiganya pada Tribun, Kamis (17/11).

Ketiga bocah ini yakni, Rahul (9), Andi (8), Jaka (9). Awalnya mereka berniat mandi di kolam yang berada di areal kebun sawit milik Mansyur. Ketiganya tinggal di jalan Proyek Sakai desa Petani. Sekitar pukul 13.00 ketiganya berniat mandi di kolam yang tak jauh dari rumah. Pada Tribun, Andi mengaku lelah main dan berniat mandi seperti biasa.

"Namun saat mau sampai ke lokasi, terlihat samar-samar ada yang menggantung di pohon jengkol. Kami pun kontan mendekat, saat bayangan itu terlihat jelas, kami pun terkejut. Kami takut dan langsung lari ke rumah masing-masing," lanjut Andi.

Mereka pun kontan mengurungkan niatnya. Rahul mengaku, sambil berlari, ketiganya berteriak. Sesampainya di rumah, Rahul pun langsung mengatakan apa yang telah ia temui pada keluarga. Bagi ketiganya, kejadian ini sangat menyeramkan. Saat dijumpai Tribun, ketiganya pun nampak ketakutan dengan tak mau jauh dari ibu mereka.

Mayat yang tergantung di pohon jengkol itu ternyata tetangga dekat ketiga bocah ini. Pria berusia 18 tahun ini bernama Pendi. Saat dijumpai, keluarga Pendi nampak sangat sedih melihat kondisi ini. Pria yang dikenal dengan sosok yang pendiam dan tak neko-neko ini meninggal secara mengenaskan.

Kakak korban, Hanijah (35) ketika ditemui Tribun mengatakan, dirinya tak mengerti apa yang jadi penyebab anak kesepuluh dari duabelas bersaudara itu melakukan tindakan nekad seperti itu. Padahal selama ini, meski tidak mempunyai kerjaan tetap, korban terlihat baik-baik saja dan selalu terlihat tenang. Apa bila dinasehati dirinya selalu manut dan tidak banyak protes.

"Tadi pagi saya melihat dia pergi keluar rumah, saya tak curiga sama sekali. Namun tak menyangka, kenapa sekarang jadi begini," ucapnya sambil tersedu.

Selama ini Hanijah merasa anak ke sepuluh dari 12 bersaudara ini tak memiliki masalah dengan siapa pun. Dan adiknya itu juga diketahui tak memiliki masalah pribadi. Hutang piutang atau masalah asmara, ia rasa tak pernah ada tanda-tanda adiknya sedang mengalaminya.

Sedangkan kalau dibilang punya masalah asmara, menurut Hanijah, korban belum mempunyai kekasih. Karena pemikiran korban belum sampai situ. Bahkan sekedar bermain bersama teman-temannya.

"Tidak tahu saya, kenapa dia bisa seperti itu, setahu saya dia tidak punya masalah dengan siapapun, dengan keluarga dia pun baik dan tidak banyak menuntut apa-apa, meski dia belum punya pekerjaan tetap," ujar Hanijah.

Tangis kesedihan pun tak terbendung lagi. Dengan terbata, bibi korban, Nena mengaku tak tahu apa penyebab kematian keponakannya itu. Melihat kejadian itu, ia pun nangis tersedu-sedu.

"Baru malam tadi saya bertemu dengan Pendi, namun tak ada tanda-tanda apa-apa. Namun kenapa sekarang jadi begini," ucapnya.

Baik Hanijah maupun Nena mengaku tak tahu apa penyebab kematian Pendi. Apakah bunuh diri ataupun ada orang yang sengaja melakukan perbuatan jahat. Setengah jam setelah Pendi ditemukan, polisi bersama mobil ambulan tiba di lokasi. Selanjutnya jasad Pendi dibawa ke RSUD Duri untuk menjalani visum.

Namun karena lokasi yang jauh dari pemukiman warga membuat akses rombongan pihak kepolisian dan medis sedikit terhambat. Dengan perlahan mobil ambulan masuk melalui jalan setapak, hingga sekitar sekilo ke dalam barulah tiba ke TKP.

Kapolsek Mandau, AKP Devy Firmansyah mengaku belum bisa memastikan kematian Pendi. Yang bersangkutan mengaku sedang menunggu hasil visum. Namun Devy mengaku langsung melakukan penyidikan atas bukti-bukti yang ditemukan.

Berantas VCD Porno Hingga Akar-akarnya

Laporan, Wicaksana Arif Turbrilian

DURI, TRIBUN - Kemunculan tindak asusila merupakan dampak dari pergaulan yang sudah tak sehat. Selain itu, bisa diindikasi dari pengaruh tontonan yang tidak sehat. Satu di antaranya akibat maraknya VCD porno yang beredar bebas di pasaran. Hal itu diucapkan Kapolsek Mandau, AKP Devy Firmansyah pada Tribun, Kamis (17/11).

Lanjutnya, tak jarang, pelaku-pelaku tindak asusila mengaku terangsang setelah menonton film porno. Selain keluarga, selayaknya masyarakat secara umum dan juga pemuka agama ikut membantu penegak hukum memberantas hal ini. Menurutnya, ini menjadi tugas bersama, kalau bukan kita semua yang menjaga, lantas siapa lagi.

"Lindungi dan hindarkan keluarga kita dari segala kerawanan itu. Jangan sampai ada jatuh korban lagi. Karena korban akan mengalami trauma berkepanjangan dari bentuk kejahatan ini," ucap Devy.

Tambahnya, perlindungan pertama ada pada keluarga. Selanjutnya, di lingkungan masyarakat juga ikut mengawasi. Selanjutnya, melalui pemuka agama, masyarakat diberi pencerahan. Dan terakhir, penegak hukum akan menanggulangi dan menindak bila terjadi tindak kejahatan.

Satu di antara pencegahan yang dilakukan Polisi, yakni memberantas peredaran VCD porno di wilayah hukum Polsek Mandau. Sejak Jumat (11/11) lalu, polisi melakukan razia penjual VCD bajakan yang ada di Mandau. Razia itu dipimpin langsung Kapolsek dan dirinya menerjunkan 26 personil untuk menyisir semua penjual VCD Porno.

"Hingga saat ini, kami telah mengamankan empat penjual VCD porno. Keempatnya, menggelar dagangan di area pasar Mandau Raya," lanjutnya.

Keempatnya yakni, warga jalan Imam Bonjol kelurahan Duri Timur, SD (40). Darinya, polisi mendapati 140 keping VCD porno. Kedua SY (47) jalan Jaya Murni kelurahan Duri Barat. Darinya, polisi mengamankan 91 keping VCD porno. Ketiga, SS (34), warga jalan Sumur Ladang kelurahan Duri Barat. Saat razia, ia menjajakan 50 keping VCD porno. Dan terakhir, WP (23) warga jalan Sudirman gang Hasanah kedapatan menjajakan 5 keping VCD porno.

Keempatnya memang berprofesi sebagai pedagang VCD bajakan yang ada di pasar Mandau Raya. Akibat perbuatannya, mereka harus mendekam di sell tahanan Mapolsek Mandau berikut barang buktinya diamankan.

"51 keping VCD porno lain juga ikut diamankan namun saat dirazia pemiliknya melarikan diri. Jumlah keseluruhan VCD porno yang diamankan sebanyak 337 keping," tambahnya.

Saat ini pelaku dan barang bukti diamankan guna proses penyidikan. Pelaku akan di jerat dengan pasal 29 UU no 44 tahun 2008. Yakni tentang pornografi dan pornoaksi. Ancaman jeratan hukuman paling rendah 6 bulan dan paling lama 12 tahun. Lebih lanjut, Devy mengatakan, akan mengungkap jaringan peredaran VCD porno ini dari hulu hingga hilir.


Powered by Telkomsel BlackBerry®

Rabu, 16 November 2011

PBB

Laporan, Wicaksana Arif Turbrilian

DURI, TRIBUN - Bendahara Pimpinan Anak Cabang (PAC) Partai Bulan Bintang, H Nasrial mengatakan, proses rekrukmen di partainya, tidak berjalan on the track. Para pimpinan di partai bentukan Yusril Ihza Mahendra ini dinilai Nasrial hanya mementingkan kepentingan pribadi. Tidak lagi mengutamakan kepentingan partai apalagi kepentingan masyarakat.

Itulah menurutnya yang menyebabkan raihan suara PBB tidak optimal. Lanjutnya, sesungguhnya di tubuh patai berbendera warna hijau ini banyak kader yang pandai. Entah apa yang menyebabkan demikian ia mengaku tak tahu pasti.

"Saya rasa hal ini terjadi di seluruh perwakilan partai di Indonesia. Jadi saya nilai, pangkal permasalahan ada di pusat yang tak memersiapkan kader-kadernya dengan baik di daerah," ucapnya pada Tribun, Rabu (16/11).

Untuk itu, ia menilai harus ada pembenahan segera atas permasalahan ini. Pembenahan secara intern dan harus menyentuh segala lini. Up grading atau penyegaran napas perjuangan partai juga harus diperhatikan. Jangan sampai ada lagi petinggi-petinggi partai yang tak memerhatikan kader-kadernya untuk dipersiapkan menghadapi pemilu mendatang.

Untuk terpaan berbagai kasus yang mendera kader PBB yang duduk di DPRD Bengkalis, ia mengatakan no comment. Menurutnya, kita ikuti saja proses hukum yang berlaku. Meski anggota dewan tersebut terpilih dari dapil Mandau. Namun ia menegaskan, apabila memang dinyatakan bersalah oleh pengadilan, yang bersangkutan tak menutup kemungkinan akan diganti antar waktu (PAW).

"Kita harus melihat kasus ini dengan menghargai praduga tak bersalah. Namun bila proses hukum mengatakan bersalah, maka yang bersangkutan bisa di PAW," tutupnya.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Kemiskinan Di Duri Masih Tinggi

Laporan, Wicaksana Arif Turbrilian

DURI, TRIBUN - Satu lagi program pemkab Bengkalis yang tak jalan. Dari data yang dikeluarkan BPS Bengkalis tahun 2011, mencatat 34.938 masyarakat Mandau dan 12933 masyarakat Pinggir diduga miskin. Dari data itu menandakan program pengentasan kemiskinan di Mandau-Pinggir tak berjalan. Hal itu diucapkan mantan anggota dewan Bengkalis tahun 2004 - 2009, H Darna.

Lanjut Darna, sebagai pelaksana pemerintahan, pemkab Bengkalis seharusnya dapat menekan angka tersebut. Pembangunan yang dilakukan tak sekedar pembangunan infrastruktur. Apalagi pemegang proyek pembangunan infrastruktur banyak diberikan pada pengusaha-pengusaha luar daerah.

"Bila memang pemerintah peduli akan kemiskinan yang mendera negeri kaya, seharusnya lebih mengutamakan masyarakatnya. Bukan memposisikan masyarakat hanya menjadi penonton," ucapnya pada Tribun, Rabu (16/11).

Lebih lanjut, bila memang pemerintahan Herliyan Saleh serius menuntaskan permasalahan ini, tentu membuat beberapa program untuk itu. Dan bila penyusunan program itu sudah dilaksanakan, ia meminta pemkab untuk mempublikasikannya.

Inilah yang diakuinya sebagai kegagalan pemkab Bengkalis periode sekarang. Bila semua program pengentasan kemiskinan disosialisasikan dan dipublikasikan, tentu akan ada pengawasan langsung dari masyarakat. Dan tidak menutup kemungkinan masyarakat akan turut berpartisipasi atas program-program tersebut.

"Saya sangat menyesalkan, karena pemkab tak pernah sekalipun menyentuh ranah ini. Bila memang pemkab sudah menyusun program pengentasan kemiskinan, kenapa tidak diinformasikan ke masyarakat luas," tambahnya.

Diagnosa yang dikatakan dokter di RS Permata Hati atas kelahiran bayi cacat dengan kondisi aneh pun mengatakan, akibat kekurangan gizi. Hal ini bisa terindikasi lantaran masih lebih dari 10 persen penduduk Mandau-Pinggir merupakan penduduk miskin.

Dalam tiga bulan terakhir, terjadi empat kasus kelahiran bayi tak normal. Yang paling mengejutkan banyak pihak yakni kelahiran bayi di Muara Basung, Pinggir. Bayi perempuan yang diberi nama Siti Arrahma mengalami kelainan jantung di luar tubuh. Selanjutnya beruntun di Desa Petani dan kelurahan Titian Antui, lahir bayi dengan usus terburai. Tak lama lahir di Desa Harapan Baru, bayi tak memiliki hidung dan dinding mulut.

Dari kesemua kasus itu, dokter yang menangani, mendiagnosa akibat sang ibu kekurangan gizi pada saat hamil. Hal ini tentu berbanding lurus dengan data BPS yang mengatakan masih tingginya tingkat kemiskinan di Bengkalis.
----
Dalam buku Riau dalam angka 2010 mengatakan, garis kemiskinan di Bengkalis yakni pendapatan Rp 298 ribu per bulan

Jumlah total penduduk mandau 2010, 254.160
Lk 128,270
Pr 125,890

Pennduduk diduga miskin di mandau hingga november 2011, 34938 jiwa dari 7764 keluarga

Total penduduk Pinggir 78905
Penduduk yang diduga miskin di Pinggir 12933 dari 2874 kk
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Polres Bengkalis Gagalkan Perampokan di Duri

Laporan, Wicaksana Arif Turbrilian
 
DURI, TRIBUN - Dua pria paro baya dibekuk di dalam kamar hotel Tan Ameh. Pada polisi keduanya mengakui niat melakukan perampokan di Duri. Keduanya yakni, HS (36) dan MH (38). HS yang warga Tenayan Raya, Pekanbaru mengaku akan melancarkan rencana tersebut hari ini, Rabu (16/11). Ia tak menduga bila akan dibekuk polisi.

"Kami tak menduga sama sekali, karena kami memesan kamar hotel dengan nama samaran," ucapnya pada petugas yang sedang menanyai, Rabu (16/11).

Menurut Kapolres Bengkalis AKBP Tony Ariyadi Effendy,SIK,MH melalui Kanit Buser Polres Bengkalis Ipda Nofi Posu mengatakan, polisi menerima laporan dari warga yang mencurigai gerak-gerik kedua tersangka. Selain itu, warga juga melaporkan dugaan kepemilikan senjata api pada keduanya. Untuk itu, polisi langsung mengambil tindakan cepat.
Pada Selasa petang (15/11) sekitar pukul 19.00 beberapa anggota polisi langsung meluncur ke tempat kejadian perkara. Polisi langsung menuju kamar 108 hotel Tan Ameh Duri. Dari hasil penggeledahan di kamar yang mereka sewa, polisi menemukan sejata api jenis FN buatan Kanada.

Senpi berkaliber 9 mm ini disimpan di bawah tempat tidur. Di dalam senpi tersebut dilengkapi enam butir peluru. Pistol tersebut berkapasitas 12 peluru. Dugaan kuat, senjata ini digunakan dalam aksi kejahatan yang marak terjadi belakangan.

Lanjut Nofi, keduanya menyewa kamar hotel tersebut untuk beristirahat. Dan kuat dugaan, kamar tersebut disewa untuk menunggu rekannya yang asli warga Duri. Dari keterangan keduanya, temannya tersebut bertugas sebagai penggambar target sasaran. Atau berfungsi penunjuk arah.

"Untunglah kita cepat mendapat informasi keberadaan mereka kalau tidak rencanya hari ini mereka akan beraksi," terang Ipda Nofi Posu.

Lanjutnya, yang jelas dari pengakuan kedua tersangka, bahwa datang ke Duri atas undangan dari warga sekitar yang menjadi juru gambar untuk memastikan sasaran. Selain itu, kawanan ini tergolong cukup terorganisir. Pihaknya menduga kawanan ini ada kaitannya dengan rentetan tindak kejahatan yang terjadi di Duri.

Terhadap kedua tersangka langsung dilakukan pemeriksaan secara intensif untuk pengembangan. Polisi menduga keduanya merupakan anggota kelompok perampok khusus brankas dan gaji karyawan.

"Apakah ada keterkaitan kedua tersangka dengan berbagai aksi perampokan bersenpi di Duri seperti perampokan terhadap guru di Kelurahan Air Jamban hamper dua tahun lalu, atau perampokan toke getah di Desa Balaipungut, masih dalam pengembangan," lanjutnya.

Saat ini keduanya mendekam di Polres Bengkalis, sekaligus barang bukit diamankan. Sementara kemungkinan-kemungkinan tadi, polisi akan terus menelusuri.

Selasa, 15 November 2011

Proyek Tiga Box Culvert Diharapkan Selesai Tepat Waktu

Laporan, Wicaksana Arif Turbrilian

DURI, TRIBUN - Tiga box culvert atau gorong-gorong yang ditanam di bawah badan jalan sudah dikerjakan. Pembangunan box culvert ini ditanam di kedua jalan protokol yang ada di Duri, yakni jalan Sudirman dan Hang Tuah. Tujuannya dapat mengurangi dampak curah hujan yang tinggi.

Proyek ini dibangun Pemkab Bengkalis menggunakan dana APBD 2011. Pembangunannya diharapkan rampung pertengahan Desember mendatang. Proses pengerukan kini tengah dilaksanakan pada sebagian jalur jalan, secara bertahap. Sehingga jalur sebelahnya masih bisa digunakan untuk aktifitas lalu lintas.

"Meski curah hujan cukup tinggi belakangan ini, kita berharap pembangunan tiga box culvert selesai tanggal 15 Desember. Tiga titik jalan yang dibuat ada di ruas depan Masjid Raya Arafah, depan Simpang Stadion dan depan Nusa Indah,'' ujar Kepala UPTD Bina Marga, Edi Warman kepada Tribun, Selasa (15/11).

Sistim pengerjaan tiga box culvert itu menggunakan cetakan. Di mana pemasangan dilakukan setelah badan jalan digali. Jadi proses pembangunannya tidak akan memakan waktu lama. Kecuali dibangun manual di lapangan, bisa saja ada kendala waktu, dikarenakan curah hujan.

"Box culvert dicetak di Medan. Tiga box culvert ini berada dalam satu paket, oleh satu kontraktor. Nilai proyeknya lebih dari Rp 500 juta,'' ungkap Edi Warman.

Tak sekedar dibangun lalu dibiarkan begitu saja, box culvert yang dipasang digaransi selama tiga tahun oleh kontraktor. Bila ada kerusakan hal itu menjadi tanggungjawab kontraktor.

"Kepada pengguna jalan disarankan berhati-hati saat melewati jalan yang tengah dikerjakan tersebut,'' sebut Edi Warman.

Rasyid Kecam Pungli Legalisir Ijazah

Laporan, Wicaksana Arif Turbrilian

DURI, TRIBUN - Aksi pungutan liar masih marak terjadi di sekolah-sekolah. Macam jenisnya pun makin variatif. Baru-baru ini yang dikeluhkan masyarakat yakni pungutan anak pindahan dan legalisir ijazah. Hal ini disebut pungutan karena jumlah yang harus dibayarkan sudah ditentukan sekolah.

Hal tersebut telah membuat banyak wali murid mengeluh. Keluhan ini muncul karena merasa keberatan dengan pungutan yang dilakukan secara tak resmi. Padahal larangan melakukan pungutan sudah dikeluarkan pemerintah pusat maupun pemda.

Wali murid SDN yang ada di Mandau, Murni (36) merasa keberatan dengan pungutan itu. Warga Jalan Cengkeh, Kelurahan Babussalam ini menyekolahkan anaknya ke sekolah negeri yang tak jauh dari rumahnya. Pada saat anaknya tamat dan hendak melegalisir ijazah, kepala sekolahnya menetapkan uang sebesar RP 2000 untuk tiap tanda tangan dan cap stempel sekolah.

Padahal semua foto copy ijazah ditanggung sendiri. Ini tentu bertentangan dengan peraturan pemerintah yang melarang adanya pungutan apapun di sekolah. Terlebih sejak dana BOS digulirkan beberapa tahun lalu.

"Jadi begini, saat kita hendak melegalisir sepuluh lembar foto copy ijazah berarti kita dimintai bayaran Rp 20 ribu. Uang itu katanya untuk biaya legalisir, jadi untuk memperoleh tandatangan kepala sekolah biayanya per tanda tangan dua ribu rupiah," kata Murni pada Tribun, Selasa (15/11).

Berbeda dengan Murni, Fatimah, yang juga warga Jalan Cengkeh, juga merasa heran. Karena saat anaknya pindah dari Kota Padang ke sekolah yang ada di Duri, dirinya harus mengeluarkan uang sebesar Rp 800 ribu untuk biaya bangku. Padahal sekolah tersebut merupakan sekolah negeri.

"Saya heran, apa tak ada bantuan dari pemerintah setempat," ucap Fatimah.

Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Bengkalis, Herman Sani, melalui Kepala Unit Pelayanan Teknis Dinas Pendidikan, Kecamatan Mandau, M Rasyid SH saat dikonfirmasi Tribun, mengaku sangat terkejut dengan adanya informasi tersebut. Ia mengaku geram mendengar kabar ini. Dirinya pun ingin mengetahui siapa kepala sekolah yang berani berbuat demikan.

Menurut Rasyid, bila ketahuan kepala sekolah dapat dicopot atau langsung diberi sanksi. Karena apa yang telah dilakukan sudah menyalahi prosedur dan terkesan mengada-ada. Itu dapat merusak citra pendidikan Mandau di muka publik.

Lanjut Rasyid menetapkan biaya dengan harga tertentu tidak dapat dibenarkan. Apalagi untuk alasan biaya legalisir atau pun uang bangku untuk anak pindahan. Lain halnya jika wali murid yang berinisiatif untuk membantu sekolah. Hal itu sah-sah saja.

"Tidak ada alasan untuk memungut uang dengan jumlah yang sudah ditentukan. Apalagi alasannya mengada-ada seperti biaya legalisir dan biaya bangku, tidak ada itu. Untuk urusan tandatangan dan legalisir memang tugas kepala sekolah. Mana ada pakai biaya. Saya akan menyelidi kebenaran info ini, apabila memang benar, siap-siap sajalah kepala sekolahnya," kecam Rasyid.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Relakan Lahan Tapi Kenapa Pohon Dibabat Juga

Laporan, Wicaksana Arif Turbrilian

DURI, TRIBUN - Warga kelurahan Duri Timur, Nasrial (59) mengaku tak rela bila ia didzolimi. Bagaimana tidak, ia sudah mengikhlaskan lahanya digunakan untuk pembuatan anak sungai Petani, namun justru tanamannya dirusak. Panjang area yang dilintasi proyek normalisasi sungai Petani, sekitar 400-500 meter. Dan lebar sungai antara 3-5 meter. Proyek ini dikerjakan oleh CV Risky Mandiri.

Pada saat awal pemkab Bengkalis berencana membuat aliran anak sungai Petani di area lahan sawit miliknya, ia langsung mengiyakan niat baik pembangunan tersebut. Tak pikir panjang, ia memersilahkan pemerintah untuk membuat aliran sungai di lahan miliknya.

"Saya selalu mendukung langkah pemerintah bila melakukan pembangunan. Namun ia meminta, jangan main oke saja dalam pengerjaan proyek tersebut," ucapnya.

Maksudnya, pejabat yang mengurusi proyek tersebut, main garap dan tak ada komunikasi terlebih dulu pada pemilik lahan. Tentu pihaknya langsung meminta pekerja untuk memberhentikan pekerjaan saat 15 pohon sawit berusia 10 tahun miliknya ikut dibabat.

Pohon yang ia tanam dan rawat sejak sepuluh tahun lalu, ternyata harus tumbang oleh pekerja proyek. Lebih lagi, kala ia dengar langsung dari penggarap proyek, bahwa area yang digarap sudah oke semua.

"Pekerja di lapangan mengatakan, menurut pegawai pemerintah, kami garap saja. Tidak ada sengketa dengan pemilik lahan. Padahal, urusan pembabatan pokok sawit, belum ada pembahasan sebelumnya," lanjutnya.

Pada Tribun, dirinya mengatakan ikhlas meski beberapa pohon sawit miliknya dikorbankan. Namun tetap harus koordinasi terlebih dulu. Jangan asal main babat saja. Hal yang sama dialami Sardinal. Menurut keterangan Nasrial, puluhan pokok sawit milik kawannya itu ikut tumbang.

Area lahan milik Sardinal yang masuk dalam proyek tersebut sepanjang 700 meter. Dari lahan Nasrial bila penebangan itu tak dihentikan, ada sekitar 200 pohon yang nyaris jadi korban. Saat Tribun coba konfirmasikan masalah prosedural ke UPTD Bina Marga Mandau, Edi Warman, menampik hal itu.

Menurut Edi, pengerjaan proyek yang sudah berjalan sekitar sebulan lalu, sudah sesuai prosedur. Namun tugas kami hanya mengawasi pengerjaan tersebut. Masalah kebijakan teknis proyek tersebut, Edi mengatakan, proyek itu ditangani Petugas Teknis Pengambil Komitmen (PTPK), Firdaus. Petugas PTPK langsung dipegang orang Bengkalis, jadi dengannya sifatnya hanya koordinasi.

"Jadi kalo mau konfirmasi tentang bestek, langsung saja hubungi PTPK di Bengkalis. Namun bila area yang sudah masuk bestek, akan diganti rugi. Untuk itu, bila ada pihak yang merasa tak puas, langsung konfirmasikan ke petugas yang berwenang," tutupnya.

Senin, 14 November 2011

24 Sepedamotor Balap Liar Diamankan

Laporan, Wicaksana Arif Turbrilian

DURI, TRIBUN - Polsek Mandau, Sabtu (12/11) malam lalu kembali menggelar kegiatan antisipasi dan penertiban balap liar di seputaran Jalan Sudirman dan Jalan Hangtuah. Kegiatan yang dipimpin langsung Kapolsek Mandau AKP Devy Firmansyah Sik, bersama 20 personil Polsek Mandau dan 7 personil Pam Obsus, berhasil menjaring sebanyak 24 unit sepedamotor yang terlibat balap liar.

"Meski sudah banyak yang ditangkap, namun masih saja kita jumpai aksi balapan liar di jalan raya yang dilakukan para pemuda. Untuk menghentikan kebiasaan buruk mereka, terpaksa dirazia, kalau tidak membahayakan keselamatan mereka dan pengguna jalan lain,'' ujar Kapolsek Mandau AKPDevy Firmansyah Sik didampingi Kasi Humas Aiptu Joko Utomo kepada Tribun, Senin (14/11).

Kapolsek juga tak tahu apa yang dicari para pemuda tersebut dengan balapan liar. Padahal aksi itu dilakukan tanpa pengaman. Baik itu helm atau pelindung lain yang kerap digunakan dalam ajang balap. Kegiatan ini justru membahayakan diri sendiri dan tentunya pengguna jalan lain.

'' Kita akan terus membersihkan jalanan dari para pembalap liar. Malam minggu kemarin, kita amankan lagi 24 unit sepedamotor. Banyak sepedamotornya yang dirombak untuk balapan. Untuk memberikan efek jera sepedamotor ini ditilang. Bagi yang tak memakai safety riding dan knalpot agar dilengkapi dan dibuat standar,'' tukasnya.

Sebelum menggelar kegiatan, pihak kepolisian terlebih dulu melakukan investigasi, menurunkan anggota berpakaian sipil. Ketika para pembalap beraksi, pihak kepolisian mendata para pemain. Walaupun nanti ada di antara mereka yang lagi berhenti, tetap saja akan ditilang.

"Jadi sepedamotor yang diamankan, semua terlibat balapan liar. Tak benar apabila ada yang bilang, sepedamotor yang nonton juga ditangkap. Karena mereka sudah ditandai dan memang terlibat balap liar,'' ungkap Kapolsek.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Kelompok Gajah Liar Kembali Rusak Kebun Warga

Laporan, Wicaksana Arif Turbrilian

DURI, TRIBUN - Setelah tidak lama terdengar, kini kawanan gajah liar kembali muncul dengan merusak tanaman warga. Kejadian itu sudah terjadi sejak sepekan ke belakang. Hampir tiap sore jelang petang, kawanan gajah itu memasuki area lahan warga.

Warga pun langsung bersiaga ke kebun masing-masing agar tidak menjadi sasaran amukan kawanan gajah. Warga pun mengeluhkan dengan kurangnya kontrol dari Balai Besar Konservasi dan Sumber Daya Alam (BBKSDA), Provinsi Riau. Dan tentu meminta bantuan pada BBKSDA untuk menghalau kawanan gajah tersebut.

Banyak warga Desa Balai Makam Kecamatan Mandau Kabupaten Bengkalis ini merasa takut. Kedatangan mamalia darat terbesar ini sudah sepekan dan sampai saat ini masih berkeliaran diwilayah Balai Makam dan Belading. Kawasan ini merupakan areal perkebunan PT Darmali.

Warga Desa Balai Makam Bustami (38)mengatakan, gajah liar itu sudah sepekan lalu berkeliaran dikebun sawit. Selain ladang, kawanan ini telah merusak rumah beserta tanaman warga. Bustami mencontohkan rumah Nenggolan yang dirusak gajah hingga rata dengan tanah.

"Namun anehnya sampai sekarang ini, belum juga ada tanggapan dari kepala desa Balai Makam. Begitu juga tak ada perhatian pemkab Bengkalis," ucapnya, Senin (14/11).

Warga mengaku bingung harus bagaimana bercocok tanam sementara setiap menanam gajah liar datang merusak tanaman. Seperti yang sedang Bustami alami sekarang. Sawitnya yang sudah berbuah dompet dan berbuah pasir kini habis dirusak gajah liar itu.

Sementara itu sudah berkali-kali warga membuat laporan ke kades Balai Makam tapi tak ada solusinya. Masih menurutnya kelompok gajah liar tersebut berjumlah 23 ekor. Kawanan itu hingga saat ini berkeliaran di daerah Belading dan Desa Balai Makam. Namun jumlah yang sering terlihat tiap hari ada sekitar 8 ekor.

''Terkadang saya dalam satu minggu mau membeli mercon berjuta-juta untuk menjaga diri dan menakuti gajah liar yang beriringan dengan anak-anaknya," tambahnya.

Ia berharap kepada pemerintah Provinsi Riau dan BBKSDA segera menangani gajah liar. Jangan sampai menunggu jatuhnya korban akibat konflik dengan warga. Ia mengaku tak tenang bila malam tiba. Bukan hanya tanamannya dirusak, namun juga nyawanya serta keselamatan keluarganya juga tak terjamin.

Ia meminta pemerintah agar dapat menarik gajah tersebut ketempat pelatihan gajah yang ada di Riau. Ia juga mengimbau semua warga Balai Makam untuk waspada dan saling melindungi antar satu sama lain.

Siswa SMAN 1 Raih Tropi Kementrian Pertanian

Laporan, Wicaksana Arif Turbrilian

DURI, TRIBUN - SMAN 1 Mandau terus mengukir prestasi di bidang akademik siswa. Tanggal 10 November kemarin bertepatan dengan Hari Pahlawan, tiga siswanya kembali menjuarai Lomba Karya Tulis Ilmiah bidang Peternakan Tingkat SMA se-Indonesia 2011. Ajang ini diselenggarakan Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro, Semarang.

Julmawan, Ahmad Sobri, Roshiful Qolbi meraih juara tiga. Dan mereka berhak membawa tropi, uang pembinaan dari Kementrian Pertanian dan beasiswa dari Fakultas Peternakan Undip.

Kepala SMAN 1 Mandau, Irzaldi SPd mengatakan, sekolah kami mendapat undangan dari Undip Semarang mengikuti Lomba Karya Tulis Ilmiah. Sesuai dengan tema yang disebutkan, lalu kita seleksi siswa yang bisa membuat karya tulis ilmiah.

"Untuk membuat tulisan dituntut eksplorasi ke lapangan. Dan akhirnya terpilih tiga siswa yaitu Julmawan, Ahmad Sobri, dan Rosyiful Qobri, ketiganya siswa kelas tiga,'' lanjutnya kepada Tribun, Senin (14/11).

Sebelum akhirnya terpilih masuk 10 besar LKTI tersebut, tulisan berjudul ' Upaya Peningkatan serta Pemasaran Sarang Walet Putih Guna Meningkatkan Taraf Perekonomian Nasional', terlebih dahulu dikirimkan ke panitia penyelenggara. Saat karya tulis tersebut ditetapkan menempati urusan 8, dari 117 karya tulis lainnya, panitia meminta SMA yang masuk 10 besar mempresentasikan karya tulisnya langsung di depan juri.

"Kesempatan ini tak kita sia-siakan. Ketiga siswa bersama guru pembimbing Dra Yurlis kita berangkatkan ke Semarang. Alhamdulillah usaha membuahkan hasil, karya tulis siswa kita berhasil mendapatkan juara tiga. Tema sarang walet ternyata mencuri perhatian dosen Undip, sebagai sesuatu yang perlu dikembangkan petani dalam negeri,'' ucapnya.

Sementara itu, Roshiful Qolbi yang ditemui Tribun di sekolahnya kemarin mengaku bangga atas prestasi yang diraihnya bersama Julmawan dan Ahmad Sabri. Meskipun hanya juara tiga, namun karena iven ini cakupannya se-Indonesia, tetap saja mengharumkan SMAN 1 Mandau di tingkat nasional.

Karya tulis tentang sarang walet ini mereka buat selama dua minggu. Selain mencari literatur dari berbagai sumber, penelitian ke lapangan seperti mendatangi penangkaran sarang walet dan mewawancarai pemilik usaha. Untuk menjadi bahan utama tulisan ilmiah.

"Karena karya tulis ini dibuat sesuai data dan fakta, makanya kami tak kesulitan saat mempresentasikan di depan tim juri, di antara dosen dan pakar peternakan,'' imbuhnya.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Minggu, 13 November 2011

Harus Ikhlas Mengajar

Laporan, Wicaksana Arif Turbrilian

BONAI DARUSALAM, TRIBUN - Tujuh tenaga pengajar SDN 11 Bonai Darusalam, Rohul belum terima honor sejak setahun lalu. Dedikasi yang diungkapkan dengan penyediaan waktu demi mencerdaskan bangsa ternyata tak terperhatikan. Dua tahun mengajar, Elfi Suryani mengaku ikhlas demi mencerdaskan generasi penerus bangsa. Namun setahun tehakhir, ia mengaku tak mendapat honor komite yang dahulu ia nikmati.

Hal ini dirasakan juga enam rekan seprofesinya. Elfi dan keenam rekannya tersebut harus rela mengajar tanpa pamrih. Tak peduli dapur mengepul atau tidak, ia harus tetap mewariskan ilmu pada anak didiknya.

"Ya bagaimana lagi, bila memang pemerintah sudah tak perhatikan nasib guru. Yang penting bagaimana generasi penerus bangsa bisa tumbuh dengan kecerdasan yang nantinya bisa memajukan bangsa," ucapnya, Minggu (13/11).

Pada Tribun, ia mengaku sudah beberapa kali menanyakan kebenaran program pemerintah yang akan memajukan pendidikan. Kepala Pemerintahan, Susilo Bambang Yudoyono pernah mengatakan akan mengalokasilkan anggaran negara sebesar 20 persen. Namun anggaran itu dalam setahun terakhir tak lagi dinikmatinya.

Bersama keenam rekannya, ia mengaku pernah mengirimkan surat ke Bupati Rohul, namun belum ada jawaban pasti. Surat yang ia kirimkan tak kunjung berbalas. Namun beberapa hari setelah itu, Camat beserta jajarannya mengunjungi SDN 11 Bonai Darusalam. Kedatangan Camat tersebut bukan justru memberi solusi.

"Camat datang justru marah-marah pada kami karena mengadu ke Bupati. Camat sesalkan tindakan kita yang coba mengeluh pada pemimpin yang kita pilih sendiri," lanjutnya.

Untuk solusi pembayaran honor yang tentu sangat dibutuhkan, camat justru menyuruhnya untuk meminta ke perusahaan-perusahaan swasta yang ada di sekitar sekolah. Hal itu yang membuatnya tak habis pikir. Bekerja di instasi pendidikan negeri, justru disuruh meminta ke perusahaan swasta.


Powered by Telkomsel BlackBerry®