Kamis, 30 Juni 2011

Sengketa Berbuntut Pidana

Laporan, Wicaksana Arif Turbrilian

DURI, TRIBUN - Setelah dilakukan pemeriksaan yang cukup lama, pada Rabu (29/6) malam, akhirnya polisi menetapkan Ad (42) sebagai tersangka kasus perusakan aset milik Pidi cs. Kisruh yang bermula dari penyerobotan lahan, lalu pengerusakan lahan dan berujung pada pembakaran aset milik Pidi cs.

Pembakaran diduga dilakukan oleh sekitar seratus warga yang mengaku sebagai pemilik sah lahan yang berada di kelurahan Pematang Pudu. Kasus yang bergulir cukup lama ini berujung pada pembakaran satu unit alat berat eskavator, sepeda motor ATV, lima unti barak semi permanen, lima unit bedeng plastik. Tak ketinggalan 10 buah pompa solo dan enam bibit sawit usia delapan bulan.

Rabu siang hingga malam, sekitar 50 warga Pematang Pudu dan Pinggir melakukan aksi solidaritas di Mapolsek Mandau. Mereka berkumpul atasnama kebersamaan. Kapolsek Mandau melalui Humas, AIPTU Joko Utomo mengatakan, telah memeriksa 10 orang dari pihak Pidi cs dan Syamsul Gusri cs.

Setelah dilakukan pemeriksaan warga yang berkumpul di Mapolsek diminta Ad untuk membubarkan diri. Menurutnya, dirinya akan ditahan karena beberapa orang saksi dari pihak Pidi cs mengaku mengenalnya. Dan kesaksian dari pihak Pidi cs memberatkannya.

"Ada empat saksi yang mengaku kenal saya, dan keempatnya memberikan kesaksian yang memberatkan saya, maka mulai malam ini saya akan mendekam di polsek," ucapnya pada warga yang berkerumun.

Menurutnya, polisi akan memindahkan tahanannya ke Polres Bengkalis bila warga yang melakukan aksi solidaritas tak membubarkan diri. Massa mulai berkumpul di Mapolsek Mandau sejak pukul 10.00. Dan mulai meninggalkan mapolsek pukul 22.00.

Ketua RW 16 Pematang Pudu, Daryono mengatakan, aksi solidaritas ini dilakukan karena rasa kebersamaan antar warga. "Kami meninggalkan Mapolsek juga lantaran permintaan Ad, bukan lantaran ingin meninggalkannya, sekalipun ia meminta kita tinggal di pollsek juga siap," ucapnya.

Joko mengatakan, yang bersangkutan terancam hukuman kurungan 12 tahun penjara. Karena melakukan tindak pidana pembakaran dan barang siapa dgn sengaja secara terang-terangan dan dengan tenaga bersama-sama melakukan kekerasan thdp orang atau barang.

"Sesuai pasal 187 Jo 170 KUHP, yang bersangkutan mendapat ancaman hukuman max 12 tahun," tutupnya.

----
Iwan Basri: Itu Atas Nama Kelompok, Bukan Suku Sakai

Dikuatirkan konflik sengketa lahan di Jalan Aman Field RW 16 Kelurahan Pematang Pudu dapat menimbulkan masalah baru, Tokoh Muda Sakai Iwan Basri perlu meluruskannya sejumlah asumsi yang berkembang. Ia berpendapat bahwa kelompok Pidie bersama Aden Doa, Husen dan Cuni dalam urusan sengketa lahan tersebut berjuang atas nama pribadi atau kelompok, dan tak ada sangkut pautnya dengan Suku Sakai.

"Selaku bagian dari masyarakat Suku Sakai, kami merasa terusik dengan anggapan yang mengatakan sengketa lahan di Aman Field itu atas nama Suku Sakai. Memang Pidie dan sejumlah orang di dalam kelompok itu
orang-orang Suku Sakai. Tapi bersama mereka ada juga orang-orang dari
suku lain,'' ujar Iwan Basri pada wartawan.

Pernyataan ini, disebutkan Iwan bukan bermaksud menyudutkan kelompok Pidie atau kelompok lainnya. Dan ia juga tak ingin mencampuri urusan kelompok Pidie yang tengah bersiteru dengan kelompok Syamsul Gusri. Dimaksud supaya batas-batas kepentingan itu nampak. Urusan kelompok tak bisa disangkutkan dengan suku. Apalagi sengketa lahan lebih kepada urusan perdata.

Terkait aksi penyerangan yang dilakukan kelompok Syamsul Gusri terhadap kelompok Pidie, Sabtu lalu, Iwan tak mau mau berkomentar panjang . Dia menilai perkara itu menjadi hak dan urusan pihak berwenang.

"Kami hanya menegaskan Suku Sakai tidak ada kaitannya dengan permasalahan sengketa lahan antara kedua kelompok tersebut,'' imbuhnya.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

PPDB Luber Di Hari Kedua

Laporan, Wicaksana Arif Turbrilian

DURI, TRIBUN - SDN 18 yang berada di Jalan Cengkeh Kelurahan Babusalam Kecamatan Mandau, masih kekurangan tiga ruang kelas. Hal ini berimbas pada pembatasan penerimaan peserta didik baru (PPDB) tahun ini. Karena lokal belajar tidak cukup pihak sekolah terpaksa membatasi calon peserta didik baru yang ingin mendaftar masuk sekolah yang letaknya di tengah Kota Duri.

Pendaftaran siswa baru hanya dibuka selama dua hari penuh yaitu, Senin hingga Selasa (27-28/6). Karena bila tak dibatasi sekolah tidak dapat menampung calon siswa yang ingin bersekolah. Penerimaan peserta didik baru selalu ada peningkatan setiap tahunnya.

"Memang PPDB sesuai insruksi dari Dinas Pendidikan berakhir hingga 4 Juli 2011 ini. Namun, pihak sekolah juga harus mematuhi kuota yang telah ditetapkan 32 siswa baru satu lokal," Kata Kepsek SDN 18 Mandau Ilyas Ismail S Sos saat ditemui di Ruang Majelis Guru Kamis (30/6).

Mengenai sekolah masih kekurangan ruang kelas lanjut Pria berkaca mata itu, Sekolah sudah mengajukan permohonan kepada Pemkab Bengkalis melalui UPTD agar gedung belajar ditambah. Belum lama ini tim survai dari pihak terkait sudah datang meninjau sekolah dan lokasi berdirinya gedung untuk lokal belajar, ungkapnya enggan secara rinci menjelaskan dari institusi mana Tim Survei tersebut.

Selain itu, SDN yang terletak di pemukiman padat penduduk itu memiliki visi, terwujudnya situasi dinamis dalam pembelajaran yang mampu mencerahi dunia pendidikan dengan membentuk pribadi intelektual serta berakhlak mulia. Dan memiliki misi di antaranya, menumbuhkembangkan rasa cinta terhadap agama dan bangsa.

Namun visi misi itu harus dibenturkan dengan kekurangan sarana prasarana seperti, belum memiliki ruang mejelis guru yang memadai dan sarana lainnya. Karenanya, ia berharap pemerintah hendaknya memperhatikan dan memberikan bantuan untuk pembangunan penambahan ruang kelas yang kurang.

"Tujuannya, dengan adanya pembangunan sarana prasarana yang memadai, diharapkan dapat meningkatkan mutu pendidikan di sekolah," tutupnya.

Powered by Telkomsel BlackBerry®

Sebanga Rawan Perampasan

Laporan, Wicaksana Arif Turbrilian

DURI, TRIBUN - Teriakan 'ada maling' menggema lantang dari mulut Vina (23), wanita warga RW 05, Kelurahan Titian Antui, Kecamatan Mandau, memecahkan keheningan pagi kemarin sekira pukul
05.40 WIB pagi.

Beberapa menit kemudian, kerumunan masyarakat terlihat di TKP depan bengkel motor di Simpang Jalan Lancang Kuning, bersisian dengan Jalan Jenderal Sudirman, Sebanga. Dari warga sekitar diketahui, Vina baru saja dijambret dua orang lelaki tak dikenal. Akibatnya, gadis itu kehilangan hp Nokia tipe 81 yang sedang digunakan korban. Setelah berhasil merampas hp itu, kedua pemuda itu kabur mengendarai sepeda motor besar.

Disebutkan Vina, seperti biasa pagi itu ia akan berangkat kerja dan tengah menunggu mobil kantor. Ketika sedang menelpon kendaraan yang akan membawanya itu, tiba-tiba datang seorang laki-laki tidak dikenal menggunakan helm tertutup mendekatinya dan pura-pura bertanya.

"Kak numpang tanya," kata OTK itu seperti ditirukan Vina, lalu tiba-tiba ia merampas HP yang sedang dipegangnya.

Sempat  terjadi aksi tarik-menarik antara korban dan pelaku. Namun akhirnya pelaku yang menang dan saat itu datang sepeda motor menjemput pelaku yang segera melarikan diri ke arah Simpang Tiga Sebanga.

Kawasan  Simpang Tiga Sebanga hingga Gate I PT CPI mulai tidak aman dari para penjahat. Berbagai aksi kejahatan dilakukan, mulai dari perampasan bahkan pencurian dompet para supir. Caranya, celana sopir yang sedang istirahat disilet lalu dompetnya diambil.   

Demikian dikatakan Johan, pemuka masyarakat RW 05 Kelurahan Titian Antui. Johan berharap pihak keamanan melakukan operasi menjelang Subuh di sekitar kawasan itu, agar masyarakat terhindar dari rasa tidak aman.

Powered by Telkomsel BlackBerry®

LDII Mandau Gelar Wisata Keakraban

Laporan, Wicaksana Arif Turbrilian
 
DURI, TRIBUN - Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Pimpinan Cabang Mandau, Rabu (29/6) menggelar acara Wisata Keakraban di Danau Buatan Kualo Mudo Kulim Duri. Acara wisata keakraban ini diikuti oleh seluruh warga LDII Kecamatan Mandau.
 
Ketua Panitia Wisata Keakraban, Muryanto pada kesempatan itu mengatakan bahwa acara ini telah direncanakan sejak sebulan sebelumnya. Dengan tujuan yang sesuai dengan moto kegiatannya yaitu 'Dengan enam thobi'at luhur kita tingkatkan solidaritas dan kepedulian terhadap sesama'.
 
Sesuai dengan susunannya, acara yang dimulai dari pukul 08.00 tersebut diisi dengan berbagai kegiatan. Acara dibuka langsung oleh Ketua Panitia Muryanto dengan memberikan kata sambutannya.
 
Kemudian dilanjutkan dengan diawali dengan permainan dan beberapa perlombaan yang bertujuan memupuk kekompakan antara para peserta. Kita sebagai umat yang beragama harus bisa menerapkan ilmu-ilmu yang terkandung dalam Al Quran dan A Hadist di dalam kehidupan bermasyarakat.

Seperti diantaranya adalah harus bisa rukun, kompak, kerjasama yang baik, amanah, jujur, dan mujhid-muzhid. Itulah yang kita rangkum dalam 6 Thobi'at luhur. Demikian seperti dijelaskan oleh Ketua Pimpinan Cabang LDII Kecamatan Mandau, H Dedi Sukmara ST.
 
Chandra salah seorang dari peserta yang juga merupakan pemenang lomba balap karung mengatakan acara ini agar terus diadakan. "Acara seperti ini harus sering diadakan. Selain untuk memupuk kerukunan dan kekompakan, juga bisa menjadi ajang untuk mempererat silaturahmi terhadap sesama," sebutnya.
 
Hingga menjelang siang acara kemudian ditutup dengan doa dan makan siang bersama.

Powered by Telkomsel BlackBerry®

Rabu, 29 Juni 2011

Hanya Tinggal Baju Yang Melekat

Laporan, Wicaksana Arif Turbrilian

DURI, TRIBUN - Kabut (52) mengais-ngais material yang bisa dimanfaatkan di rumahnya yang kini rata dengan tanah. Sambil mengais yang bisa dimanfaatkan, sekaligus juga membersihkan puing-puing rumahnya. Namun ia mengeluhkan, tak ada dari hartanya yang berhasil diselamatkan. Ia beserta anak dan menantu hanya mengais batu bata untuk dimanfaatkan lagi.

Semua hartanya ludes dalam tenggat waktu kurang dari setengah jam. Kobaran api menghabiskan semua harta yang ia kumpulkan selama belasan tahun. "Satu-satunya yang tersisa hanyalah baju yang melekat di badan," selorohnya pada Tribun, Rabu (29/6).

Sementara istri dan anak-anak perempuannya membantu menyiapkan makanan. Saat dijumpai Tribun, tangan dan kaki Kabut kotor akibat arang reruntuhan rumahnya. Menurut keterangannya, percikan api muncul dari kabel listrik yang berada di atas atap rumahnya.

Untung saja kala itu hanya tinggal menantu dan cucunya yang tinggal di rumah. Menantunya langsung bangun kala atap rumahnya sudah terlalap si jago merah. Gusrizal (33) menantu Kabut sontak mencari anggota keluarga yang ada di rumah.

"Alhamdulillah semua anggota keluarga bisa terselamatkan," lanjut pedagang kacang goreng.

Saat Gusrizal memastikan aanggota keluarganya selamat dan kembali lagi kerumah, ternyata api berkobar semakin besar. Dua rumah yang berhimpitan kontan hangus melawan kobaran api. Rumah kayu milik Gusrizal hangus lebih dulu, namun api akhirnya menyambar rumah Kabut. Peristiwa itu terjadi pukul 14.30. Mobil pemadam kebakaran kecamatan Mandau baru tiba selang 15 menit setelah api membesar.

Hingga kini, Kabut mengaku tak tahu akan tinggal di mana. Akibat peristiwa itu, keluarganya harus menumpang ke rumah tetangga. Belum ada relawan yang memberikan bantuan materiil. Hanya lurah Duri Timur yang menjamin makan Kabut beserta keluarga. Ia mengatakan, untuk sementara waktu kita tahan untuk ganti baju, karena semua ludes.

Sementara hingga Rabu (29/6) ia mengaku tak bisa tidur dan hanya memandangi puing-puing istananya. Surat tanah, akta kelahiran, ijasah, surat nikah dan yang lainnya tak dapat diselamatkan. Untuk mendapatkan semua itu ia bangung dengan waktu yang tak singkat. Namun ia harus menghadapi kenyataan semua itu kini telah menjadi abu.

"Kasihan cucu saya yang rencana mau sekolah, belum lagi anak saya yang masih menganggur dan untuk mencari kerja harus menggunakan ijasah," keluhnya sambil menggelengkan kepala.

Api baru dapat dijinakkan pukul 16.10. Kapolsek Mandau melalui Humas, AIPTU Joko Utomo mengatakan, dalam peristiwa ini tak ada korban jiwa. Sedangkan kerugian materiil diperkirakan mencapai Rp 150 juta.

Powered by Telkomsel BlackBerry®

Kamarudin Kawal Langsung PPDB Mandau

Laporan, Wicaksana Arif Turbrilian

DURI, TRIBUN - Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) di Mandau setiap tahunnya selalu diwarnai penumpukkan pendaftar di satu atau dua sekolah saja. Sekolah lain terkesan tidak jadi prioritas. Hal ini bagaikan tradisi di kecamatan Mandau. Hingga hari kedua kemarin, untuk tingkat SMA ribuan formulir sudah beredar.

Permintaan formulir di SMAN 1 Mandau lebih dari 600 lembar. Sedangkan permintaan formulir di SMAN 2 Mandau telah mencapai 900 lembar lebih. Di SMAN 3 Mandau telah lebih dari 500 lembar. Dan di SMAN 4 Mandau sekitar 350 formulir. Demikian dikatakan Kabid SMA Dinas Pendidikan Bengkalis, Kamarudin saat ditemui wartawan di SMAN 4 Mandau.

"Pantauan saya, PPBD berlangsung aman. Namun seperti biasanya mereka masih berebut ke sekolah sekolah yang dianggap favorit seperti SMAN 2 dan SMU 1 Mandau," ucapnya.

Namun ia menjelaskan, kuota penerimaan kali ini sangat transparan dan terbuka, jadi berlangsung lebih tertib dan aman dari tahun sebelumnya. Menjawab soal penumpukan siswa di Mandau bahkan tidak tertampungnya siswa di SMAN, anggota komisi II DPRD Bengkalis, Nanang Haryanto SE mengatakan, selayaknya penambahan sekolah baru dilakukan di Kecamatan Mandau.

"Tidak bisa tidak, tahun 2012 kelak harus sudah ada 3 SLTP dan 2 SMA Negeri lagi yang dibangun di Mandau. Jika tidak demikian, maka
siswa akan terus menumpuk di satu atau dua sekolah," jelasnya.

Menurutnya, hal itu merupakan satu-satunya solusi yang bisa dilaksanakan. Tak ada siasat lain untuk menghindari kondisi ini terus terjadi. Ia memrediksi tahun ini tidak akan berubah dibanding tahun lalu.

Orang tua murid jelas akan melakukan upaya untuk memasukan anak mereka ke sekolah sekolah terdekat dalam kota. Bisa jadi suasana over kapasitas kembali terjadi, meski sudah diizinkan penambahan 10 persen untuk warga sekitar sekolah. Pemerintah kabupaten Bengkalis diharap serius dengan penambahan sekolah baru di Kecamatan Mandau.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Senang Bisa Dikhitan

Laporan, Wicaksana Arif Turbrilian

DURI, TRIBUN - Indra Farido (12) mengaku senang bisa dikhitan gratis. Sesuai tuntunan ajaran agama yang sering disampaikan gurunya di kelas, yakni anak laki-laki wajib dikhitan. Meski tak tahu apa manfaat laki-laki dikhitan, siswa kelas 6 ini merasa senang bisa menunaikan kewajiban agama.

"Ternyata disunat itu tak sakit seperti yang dibayangkan, awalnya memang rada ngeri, tapi pas dijalani, tidak sakit," ucapnya sambil mengembangkan senyum, Rabu (29/6).

Selain menjalani kewajiban menjadi laki-laki, ia juga senang karena mendapat bingkisan dan santunan. Isi bingkisan itu sarung dan beberapa bungkus makanan ringan. Selain itu Indra dan seratus anak lain mendapat santunan untuk pendidikan.

Kegitan khitanan massal ini merupakan, implementasi dari lembaga amil zakat yang berhasil menghimpun zakat, infaq dan shodaqoh. Bekerjasama dengan RS Permata Hati, UPZ Ibadurrahman khitan 110 anak yang tergolong dari lingkungan duafa.

Jauh-jauh hari UPZ Ibadurrahman melakukan sosialisasi untuk pendaftaran peserta khitan. Penanggungjawab acara khitan massal, dr Yenti mengatakan, UPZ berupaya meminimalisir agar tidak salah sasaran. Setelah pendaftaran, panitia melakukan survai langsung ke rumah-rumah calon peserta khitan.

"Ada beberapa calon peserta yang tidak kita ikutkan dalam khitanan ini karena didapati yang bersangkutan tergolong dalam keluarga mampu," ucapnya.

Acara ini digelar tiap tahun, menurutnya, bagi yang belum mendapat kesempatan khitan di tahun ini, bisa mengikutinya di tahun depan. Peserta khitan massal ini diperuntukkan masyarakat Mandau yang dinilai kurang mampu. Menurutnya, kenapa khusus warga yang kurang mampu, karena semua pembiayaan merupakan amanah dari pembayar infaq dan shodaqoh.

Pada khitan tahun ini, khitan dilaksanakan selama empat hari di klinik pengobatan UPZ Ibadurrahman. Setiap hari UPZ menyediakan 8 hingga 10 tenaga medis. Untuk peserta khitan yang kondisi kesehatannya tak memungkinkan, akan dirujuk ke RSUD Mandau yang memiliki peralatan medis lebih canggih.

"Untuk tahun ini ada tiga anak yang kami rujuk ke RSUD," tambahnya.

Seorang peserta menurutnya menderita hipospadia atau tidak normal dalam mengeluarkan air seni. Sementara yang seorang lagi memiliki pembuluh darah yang menonjol. Ditakutkan terjadi pendarahan yang cukup banyak, maka dari itu dr Yenti mengirim bocah tersebut ke RSUD.

Bocah terakhir didiagnosa ada benjolan-benjolan pada kulit alat kelaminnya. Menurutnya untuk menjaga kesehatan si bocah, maka sebih baik dirujuk ke RSUD yang memiliki peralatan medis lebih lengkap.

Powered by Telkomsel BlackBerry®

Selasa, 28 Juni 2011

Meraung dan Peluk Jasad Erwindra

Laporan, Wicaksana Arif Tubrilian

DURI, TRIBUN - Malau meraung-raung di hadapan jasad anak ketiganya. Ia langsung memeluk dan mengusap-usap rambut Erwindra (18) di ruang UGD. Ia datang ke RS Permata Hati selang satu jam jasad anaknya tiba di rumah sakit. Ketika mendapat kabar, saya langsung datang kemari, ucapnya pada Tribun, Senin (27/6) tengah malam.

Warga Gulamo ini mengaku tak tahu bagaimana kronologis kejadian yang merenggut nyawa putranya. Malau mengaku sangat terpukul atas tewasnya anaknya yang sehari-hari kerja serabutan ini. Saksi mata, Munte yang kala itu tak jauh dari TKP menceritakan apa yang terjadi, pada Tribun.

Empat pemuda yang menaiki dua sepeda motor beradu kambing di jalan lintas, Gulamo, Desa Sintong, Rohil. Kecelakaan lalulintas ini terjadi sekitar pukul 21.00. Diduga sepeda motor KTM yang ditunggangi Erwindra (18)dan Markus (18) tak ada lampu. Sementara dari arah berlawanan, sepeda motor Jupiter MX yang ditunggangi Jhonson Nenggolan dan Toni Siregar melaju kencang.

Ban depan kedua sepeda motor bengkok dan bodi kendaraan rusak parah. Nyawa Erwindra lesap di tempat kejadian. Sementara ketiga pemuda lainnya berhasil lolos dari maut. Selang beberapa menit Erwindra, Jhonson dan Markus dilarikan ke RS Permata Hati, Mandau.

Sementara Toni memilih untuk pulang ke rumah. Hingga berita ini ditulis, Jhonson dan Markus belum sadarkan diri. Kepala bagian belakangnya Markus pecah, paramedis berikan belasan jahitan. Siswa kelas XII SMAN 6 Mandau ini juga mengalami luka-luka di kaki dan tangan. Sementara Jhonson yang menderita luka dalam, langsung dirujuk ke RSUD Arifin Ahmad, Pekanbaru oleh keluarga.
Saksi mata lain, Saharman yang kala itu sedang duduk-duduk di warung kopi tak jauh dari TKP menceritakan kronologis pada Tribun. Yang bersangkutan mengaku mendengar suara benturan keras lalu memeriksa apa yang terjadi. "Kami langsung memeriksa, ternyata empat pemuda sudah tergeletak di tengah jalan," ucapnya.

Dua pemuda (Markus dan Erwindra) bertumpuk tepat di atas marka jalan. Sementara dua pemuda lagi terpelanting tak jauh dari sepeda motor. Kedua sepeda motor dalam posisi saling berlawanan. Saharman dan beberapa pemuda lain langsung melarikan keempat korban ke bidan terdekat.

"Namun seorang pemuda kedapatan sudah tak bernyawa sejak di TKP," lanjutnya.

Hingga berita ini ditulis, beberapa kali Tribun konfirmasikan peristiwa ini pada Kapolres Rohil melalui sambungan telepon yang bersangkutan tak mengangkat. Sama halnya ketika Tribun konfirmasikan peristiwa ini ke Kapolsek Tanah Putih, yang bersangkutan juga tak mengangkat. Kala Tribun kirimkan pesan singkat pada kedua aparat keamanan ini, hingga berita ini ditulis, tak kunjung ada balasan.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Farida: Banyak Pedagang Yang Curang

Laporan, Wicaksana Arif Turbrilian

DURI, TRIBUN - Kepala UPT Dinas Perindustrian dan perdagangan Kecamatan Mandau, Tengku Farida mengakui bahwa timbangan yang selalu di pakai pedagang  saat ini banyak tak sesuai dengan standar. Pedagang kebanyakan memakai timbangan plastik yang tingkat akurasinya diragukan.

"Timbangan yang dipakai para pedagang banyak timbangan plastik. Timbangan seperti itu hanya dipakai untuk timbangan kue semata. Ini jelas tingkat akurasinya sangat rendah. Selain itu berbagai kecurangannya akan bisa dengan mudah dilakukan dengan timbangan plastik itu," kata Tengku Farida kemarin.

Dijelaskannya, dari data lapangan dapat diketahui bahwa rata-rata terjadi selisih timbangan antara 1-2 ons dalam setiap timbangan plastik itu. Pedagang secara sengaja melakukan otak-atik alat timbangan itu. Bahkan ada yang sengaja memasang alat pemberat pada bagian bawah timbangan.

Untuk bisa menstandarkan timbangan pedagang itu, pihaknya pun sudah mengadakan tera ulang atau pengujian kembali ukuran berat dalam timbangan bekerjasama dengan Disperindag Provinsi Riau. Tera ulang yang dipusatkan di Kantor Lurah Duri Barat, Jalan Pertanian Duri beberapa waktu lalu itu pun ternyata tidak diindahkan oleh para pedagang. Hanya segelintir pedagang saja yang datang untuk melakukan tera ulang.

Tingkat kesadaran pedagang untuk tera ulang masih sangat rendah. Hanya segelintir pedagang yang melakukan tera ulang. Itu pun setelah dijemput ke tempat usaha mereka masing-masing.

Dikatakan Tengku Farida, tera ulang yang dilakukan Badan Metrologi Disperindag Prrovinsi Riau itu bertujuan untuk menstandarkan timbangan-timbangan yang beredar di pasaran. Dengan mengunakan alat standar yang dibawa khusus dari Pekanbaru, timbangan pedagang kembali di nolkan agar lebih akurat. Akan tetapi himbauan untuk tera ulang itu tak diindahkan pedagang.

"Pelaksanaan tera ulang yang dilakukan  menyangkut seluruh timbangan, mulai timbangan daging, cabe maupun timbangan emas, sawit beras dan timbangan lain. Tapi yang datang sangat terbatas. Bagi timbangan emas saja hanya dua pedagang yang menyempatkan diri. Padahal pedagang emas disini puluhannya jumlahnya," tambahnya.

Untuk kedepan pihaknya bekerjasama dengan Badan Meteorologi akan kembali melakukan tera ulang. Jika masih ada pedagang yang membandel. Sangsi tegas bisa saja di kenakan sesuai aturan. Pidana penjara selama 6 bulan hingga 1 tahun bisa dikenakan atau dengan denda antara Rp 500 ribu sampai Rp 1 juta.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Puyan: Tangkap Pelaku, Atau Akan Ada Pertumpahan Darah

Laporan, Wicaksana Arif Turbrilian

DURI, TRIBUN - Menyikapi penyerangan sporadis yang dilancarkan kelompok massa Syamsul Gusri terhadap anak keponakannya Ketua Adat Suku Sakai Bathin Botuah Baginda Raja Puyan mengultimatum Polisek Mandau. Ketua LBH Bathin Botuah ini meminta polisi untuk segera menangkap pelaku penyerangan.

Peristiwa itu terjadi di lahan perkebunan milik Suku Sakai Jalan Aman Field RW 16 Kelurahan Pematang Pudu, Sabtu (26/6) sore lalu. "Saya sudah dapat informasi pelakunya adalah orang bayaran yang digaji Rp 200 ribu perhari. Mereka ditugaskan mengusir suku Sakai yang menempati lahan tersebut. Padahal alat berat yang dibakar itu dalam posisi tidak bekerja," ujarnya didampingi Sekjen LBH Bathin Botuah Martinus Sinurat SE kepada wartawan, Selasa (27/6).

Ia melanjutkan, apabila polisi lamban, jangan salahkan jika semua orang Sakai ambil langkah hukum sendiri mencari para pelakunya. Jangan sampai, warga sakai kehabisan kesabaran. Puyan tak bisa memberikan garansi para pelaku akan selamat dari incaran masyarakat Suku Sakai yang sudah sangat bersabar sejak Sabtu lalu.

Perlu diketahui polisi, ratusan masyarakat Suku Sakai sudah berkumpul bersiap-siap melakukan penyerangan Sabtu malam lalu. Karena masih menghargai hukum di negara ini, saya sabarkan mereka. Marilah kita serahkan proses hukum kepada pihak kepolisian. Namun kalau pihak kepolisian tak mau bertindak, kita sendiri yang akan cari orang-orang itu. Kami sudah tahu siapa dalang dibalik aksi penyerangan itu. Demikian yang dikatakannya sambil menahan geram.

"Sungguh tidak beradab, kami masyarakat asli mau diusir dari tanah kami sendiri,'' lanjutnya.

Dari hasil investigasi LBH Bathin Botuah di lapangan massa bayaran yang diperkirakan 100 orang lebih membawa senjata tajam berupa parang samurai, dan bensin. Waktu itu Kasbul, Daryono dan Syamsul Gusri datang ke lahan bersengketa lalu menanyakan siapa ketua kelompok Sakai yang mengelola lahan tersebut.

Setelah itu massa yang datang dengan oplet, mobil L300 dan sepedamotor menyebar merusak dan membakar apa saja yang mereka temuka. Alat berat bernilai miliaran rupiah dibakar, rumah-rumah semi permanen, bedeng, sepedamotor dan bibit sawit juga dibakar. Ini sudah masuk pelanggaran HAM. Kasus ini akan kami tindaklanjuti hingga ke Jakarta.

Kalau memang kelompok Syamsul Gusri Cs ingin menyelesaikan masalah sengketa lahan tersebut dengan masyarakat Suku Sakai, harusnya ditempuh melalui jalur hukum di pengadilan. Itupun jika mediasi gagal.

"Dari LBH Bathin Botuah kita juga sudah menyampaikan surat kepada kelompok Syamsul Gusri Cs agar masalah sengketa tanah ini diselesaikan melalui proses hukum di pengadilan. Namun inilah kemudian yang mereka lakukan, menyewa orang-orang bayaran untuk menghancurkan harta benda
orang-orang Suku Sakai,'' pungkas Puyan.

Kapolsek Mandau, AKP Ida Ketut Gahananta melalui Humas, AIPTU Joko Utomo mengatakan kepada Tribun, kasus ini sudah ditangani. Empat orang saksi sudah diperiksa. "Seorang lagi saksi yang diduga sebagai pelaku, hari ini, Rabu (29/6) dipanggil untuk dimintai keterangan," ucapnya.

Hingga berita ini ditulis, polsek Mandau belum menetapkan satupun tersangka. Menurutnya semua keterangan yang didapat mengarah pada saksi terakhir. Semoga saksi tersebut bersikap kooperatif saat dimintai keterangan.

Joko juga berpesan pada warga Sakai untuk menahan diri. Serahkan semuanya kepada penegak hukum. Karena negara ini negara hukum. Polsek Mandau sudah mendapatkan data dan tinggal memprosesnya.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Meraung dan Peluk Jasad Erwindra

Laporan, Wicaksana Arif Tubrilian

ROHIL, TRIBUNPEKANBARU.COM - Malau meraung-raung di hadapan jasad anak ketiganya. Ia langsung memeluk dan mengusap-usap rambut Erwindra (18) di ruang UGD. Ia datang ke RS Permata Hati selang satu jam jasad anaknya tiba di rumah sakit. Ketika mendapat kabar, saya langsung datang kemari, ucapnya pada Tribun, Senin (27/6) tengah malam.

Ia mengaku tak tahu bagaimana kronologis kejadian yang merenggut nyawa putranya yang sehari-hari kerja serabutan ini. Saksi mata, Munte yang kala itu tak jauh dari TKP menceritakan apa yang terjadi, pada Tribun.

Empat pemuda yang menaiki dua sepeda motor beradu kambing di jalan lintas, Gulamo, Desa Sintong, Rohil. Kecelakaan lalulintas ini terjadi sekitar pukul 21.00. Diduga sepeda motor KTM yang ditunggangi Erwindra (18)dan Markus (18) tak ada lampu. Sementara dari arah berlawanan, sepeda motor Jupiter MX yang ditunggangi Jhonson Nenggolan dan Toni Siregar melaju kencang.

Ban depan kedua sepeda motor bengkok dan bodi kendaraan rusak parah. Nyawa Erwindra lesap di tempat kejadian. Sementara ketiga pemuda lainnya berhasil lolos dari maut. Selang beberapa menit Erwindra, Jhonson dan Markus dilarikan ke RS Permata Hati, Mandau.

Sementara Toni memilih untuk pulang ke rumah. Hingga berita ini ditulis, Jhonson dan Markus belum sadarkan diri. Kepala bagian belakangnya Markus pecah, paramedis berikan belasan jahitan. Siswa kelas XII SMAN 6 Mandau ini juga mengalami luka-luka di kaki dan tangan. Sementara Jhonson yang menderita luka dalam, langsung dirujuk ke RSUD Arifin Ahmad, Pekanbaru oleh keluarga.
Saksi mata lain, Saharman yang kala itu sedang duduk-duduk di warung kopi tak jauh dari TKP menceritakan kronologis pada Tribun. Yang bersangkutan mengaku mendengar suara benturan keras lalu memeriksa apa yang terjadi. "Kami langsung memeriksa, ternyata empat pemuda sudah tergeletak di tengah jalan," ucapnya.

Dua pemuda (Markus dan Erwindra) bertumpuk tepat di atas marka jalan. Sementara dua pemuda lagi terpelanting tak jauh dari sepeda motor. Kedua sepeda motor dalam posisi saling berlawanan. Saharman dan beberapa pemuda lain langsung melarikan keempat korban ke bidan terdekat.

"Namun seorang pemuda kedapatan sudah tak bernyawa sejak di TKP," lanjutnya.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Senin, 27 Juni 2011

Kuota PPDB Harus Diinformasikan

Laporan, Wicaksana Arif Turbrilian

DURI, TRIBUN - Hiruk-pikuk hari pertama Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) di beberapa SMAN Mandau ramai. Perebutan daya tampung yang terbatas di sekolah negeri menjadikan persaingan semakin ketat. Ratusan calon peserta didik baru berbondong datangi SMAN 3 Mandau.

Kesibukan nampak pula memadati kantor UPTD Pendidikan Mandau. Rata-rata dari calon peserta didik meminta surat keterangan pindah ke Rayon 5. Pada hari pertama PPDB sudah tercatat ratusan calon peserta didik yang berasal dari luar daerah.

Perpindahan rayon tersebut, tentu membuat persaingan mendapat kursi di sekolah negeri semakin ketat. Kasi SMA Dinas Pendidikan Bengkalis, Kamarudin memberikan jatah 10 persen kursi bagi warga sekitar. Jatah tersebut berlaku bagi semua sekolah negeri dari daya tampung. Ia mencontohkan, dari kuota sepuluh kelas yang akan diterima, berarti ada satu kelas khusus untuk warga sekitar.

"Selebihnya, masih harus bertarung dengan sistem penerimaan lama, yakni menggunakan ranking hasil akhir di SMP," ucapnya kala dihubungi melalui telepon genggam, Senin (27/6).

Untuk meminimalisir kecurangan dalam proses seleksi, Kamarudin mengatakan, sekolah diwajibkan menampilkan berapa kuota penerimaan untuk diketahui calon peserta didik baru. Menurutnya, bila hal itu tak dilakukan sekolah negeri, bisa dikatakan menyalahi aturan yang telah ditetapkan.

Tambahnya, penginformasian itu juga berfungsi, untuk memimalisir kecurigaan wali calon peserta didik. Sekaligus untuk menanggulangi hal-hal yang tak diinginkan terjadi.

Kuota PPDB di Kecamatan mandau tahun ini masih belum jelas. Yang pastinya daya tampung sekolah masing-masing akan disamakan dengan jumlah murid yang lulus di tiap sekolah tahun ini. Demikian dikatakan M.Rasyid SH, kepala UPTD Dinas pendidikan Kecamatan Mandau, Sabtu lalu (25/6).

"Sejauh ini belum ada surat edaran dari kadis pendidikan terkait penerimaan siswa baru dan quotanya pada kita. Jadi untuk sekolah sekolah yang ada di Mandau, kita minta berpedoman saja dulu pada out put siswa di sekolah masing masing," terangnya.   

Diharapkan, sekolah sudah punya pegangan sementara mengacu out put, untuk daya penerimaannya. kepala sekolah SMAS Darma Bhakti Duri, Donna berharap ada batasan khusus penerimaan bagi sekolah sekolah negeri yang ada di kecamatan Mandau. Jika sekolah negeri melakukan penerimaan melebih quota, maka sekolah swasta bisa jadi tidak akan terisi. 

"kalau maunya kami dibuat batasan yang wajar lah, jika sekolah negri menampung sebanyak banyaknya. Sekolah swasta bisa tidak mempunyai murid. Kita harapkan pemerintah juga punya pertimbangan untuk turut memperhatikan sekolah swasta," terangnya lagi.

Biasanya, setiap tahun penerimaan siswa bagi sekolah swasta dilakukan setelah selesai penerimaan di sekolah negri . Padahal sekolah swasta juga terus melakukan peningkatan kwalitas mengikut dengan sekolah negeri. Donna mewajarkan kalau orangtua lebih memperioritaskan anaknya mendaftar ke sekolah negeri, jika tidak lulus baru pilihan alternatifnya ke swasta.

"Namun kita sangat berharap pemerintah juga punya perhatian lebih untuk ini," tambahnya lagi.

Kepala SMPN 8 Mandau, Tengku Naima, pada Tribun mengatakan, tidak akan menambah rombongan belajar (rombel) meski banyak permintaan. Menurutnya, PPDB tak bisa dipaksakan banyak karena tak sesuai dengan ruang kelas yang tersedia. Itu akan berbenturan dengan kapasitas kelas kala UN tiba.

Ia mengatakan, akan memrioritaskan warga sekitar untuk dapat diterima. Lebih dari 10 persen kursi yang tersedia diberikan untuk warga sekitar. Selebihnya bila ada permintaan melalui memo, ia mengatakan tak akan menerimanya. Semua harus menjalankan aturan yang sudah ditentukan.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Minggu, 26 Juni 2011

Berbagi Tempat Dengan Gepeng Untuk Galang Dana

Laporan, Wicaksana Arif Turbrilian

DURI, TRIBUN - Peraih medali emas kejuaraan tapak suci se Riau 2010, Rama Andika membasuh keringat yang membasahi keningnya. Namun keringat ini mengucur bukan karena sedang berlatih pencak silat. Apalagi bertanding dalam kejuaraan silat. Keringatnya mengucur karena kepanasan tersengat sinar matahari.

Ia berdiri di simpang garoga dengan menenteng kardus bertuliskan 'IPSI kecamatan Mandau mohon bantuan masyarakat'. Bersama belasan atlit pencak silat lain sengaja menghimpun lembaran uang untuk biaya transportasi mengikuti seleksi pra porda di Bengkalis.

Mereka berpencar di tiga ruas jalur simpang garoga. Sebagian di jalan Sudirman ke arah Dumai. Sebagian lagi di jalan Hang Tuah dan sebagian lagi di jalan Sudirman ke arah kota. Miris jika melihat kegiatan tersebut, bibit-bibit atlit berprestasi di negeri kaya ini harus berbagi tempat dengan pengemis tunanetra dalam mengumpulkan uang.

Jelang Porda di Tembilahan beberapa hari kedepan, Pengcab Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) kabupaten Bengkalis mengadakan seleksi atlit. Seleksi dilakukan di kecamatan Bengkalis, tanggal 28-30 Juni. Untuk mengikuti kegiatan tersebut, pengurus ranting IPSI Mandau tak mendapat kucuran dana transportasi dari Koni Bengkalis.

Untuk itu, kontingen IPSI sepakat melakukan penggalangan dana dari masyarakat. Ketua Pengurus ranting IPSI Mandau, Surya mengatakan telah mengupayakan pencairan dana transportasi tersebut. Kepada Tribun, ia mengatakan telah menghubungi Koni Bengkalis. Namun ia mendapat kabar, dana tersebut sudah masuk ke bendahara Koni Mandau.

Sementara saat hal itu dikonfirmasikan ke bendahara Koni Mandau, Syafro, yang bersangkutan mengatakan, dana tersebut akan cair bulan Juli mendatang. "Bagaimana bisa, pelaksanaan kegiatan di bulan Juni, namun anggaran cair bulan berikutnya," ucap Surya, Minggu (26/5).

Menurutnya, kegiatan ini seharusnya didukung penuh oleh pemkab Bengkalis. Bukan lantas dipersulit. Ia berkomentar, Pengcab Bengkalis justru menghambat prestasi atlit kontingen Mandau. Bahkan atlitnya harus berbagi tempat dengan tunanetra penabuh gendang menghimpun dana. Ia menambahkan sebagai kecamatan berpenghasilan tertinggi di Indonesia, seharusnya malu.

Niatnya dalam mengajak atlit turun ke jalan yakni sebagai aksi protes pada pengcab yang kurang memerhatikan kontingen Mandau. Menurut Surya, sikap pengcab belakangan seolah tidak menghendaki kontingen Mandau berprestasi. "Seringkali pengcab menginformasikan kejuaraan ke pengurus ranting IPSI Mandau, bila waktunya sudah mepet, lalu bagaimana kesiapan atlit kita," lanjutnya.

Saat Tribun konfirmasikan ke Bendahara Koni kecamatan Mandau, Syafro membantah menghambat prestasi atlit. Ia megatakan, tindakan yang dilakukan Surya, merupakan tindakan memalukan. Jauh hari ia mengatakan, semua anggaran transportasi, konsumsi hingga penginapan kontingen Mandau sudah disediakan.

"Sementara, yang saya katakan bulan Juli adalah dana Koni yang juga untuk kepentingan cabang olahraga lain, bukan hanya untuk pencaksilat," jawabnya.

Ia menegaskan sekali lagi, anggaran Koni tersebut, sifatnya hanya membantu kekurangan, bukan anggaran penuh. Sementara anggaran penuh atlit pencaksilat kontingen Mandau ada pada pengcab IPSI Bengkalis.


Powered by Telkomsel BlackBerry®

IADC Kampanyekan Pola Hidup Sehat

Laporan, Wicaksana Arif Turbrilian

DURI, TRIBUN - Maemunah (52) cukup bahagia dengan diadakannya pengobatan gratis oleh Ikatan Alumni Cendana Duri (IACD). Wanita penderita asam urat ini sudah lama ingin berobat namun tak cukup dana. Kepada Tribun, nenek tiga cucu ini mengeluhkan tak kuat lagi berjalan jauh. Apalagi setelah makan makanan berlemak, kakinya langsung terasa sakit.

"Alhamdulillah, melalui pengobatan gratis ini, kondisi tubuh dan kesehatan saya diperiksa. Selain itu diberi obat-obatan," syukurnya, Sabtu (25/6).

Selain Maemunah juga ada beberapa warga Duri yang memanfaatkan program ini. Selain pengobatan gratis, IACD juga suguhkan beberapa agenda khusus untuk warga Duri. Seluruh rangkaian acara ini diselenggarakan di sekretariat IADC jalan Mawar nomor 16, Duri. Acara reuni akbar alumni SMA Cendana tahun ini mengusung misi kesehatan.

Panitia menamai acara ini dengan 'Juni Sehat 2011'. Ketua panitia, Heru Susanto mengatakan, pengambilan nama ini dimaksudkan untuk mengkampanyekan pola hidup sehat. Karena dewasa ini, masyarakat dalam menjalani hidup, kurang begitu memerhatikan pentingnya menjaga kesehatan. Ia mencontohkan, kebiasaan pola makan masyarakat.

"Makanan berlemak jenuh dan waktu makan yang tidak teratur, mulai sekarang harus lebih diperhatikan, demi menjaga stamina tubuh," ucapnya.

Selain itu dirinya menambahkan, pola istirahat kita harus cukup, bila tak ingin kondisi drop. Selain pola makan dan istirahat yang cukup, ia juga mengingatkan pentingnya olahraga bagi tubuh. Menurutnya, dengan berolahraga, metabolisme tubuh akan terjaga stabil.

Melihat pentingnya hal tersebut, IACD meramu rangkaian acara reuni, bertema kesehatan. Selain pengobatan gratis, IACD bersama instansi terkait memberikan penyuluhan kesehatan bagi warga Duri. Selain itu, untuk mengajak masyarakat Duri berolahraga, IACD gelar turnamen futsal.

Turnamen futsal yang digelar IACD diikuti 19 instansi di Duri. Peserta datang dari beberapa jenis instansi, yakni, industri manufaktur, perbankan hingga operator secure. Menurutnya, selain menjaga kebugaran fisik, dengan berolahraga dapat melatih sikap sportifitas pemainnya. "Selain itu, dengan penyelenggaraan turnamen futsal ini, diharapkan dapat lebih mengakrabkan hubungan antar instansi," lanjutnya.

Aktor-aktor lapangan hijau ini berasal dari instansi, PGRI, Bank Riau Kepri Syariah, Rifansi, TF, Bank Mandiri, Inconis, ACS, DM, RUI, SI, Budimas, Global Arrow, BSM, Baker Huges, Avia, Clariant Ind, SPA, Truba, dan MCTN. IADC menyediakan total hadiah Rp 6 juta. Menurut Heru semua rangkaian kegiatan ini tak akan berjalan lancar tanpa ada dukungan instansi yang peduli akan kesehatan.

Satu dari beberapa instansi yang concern akan pentingnya menjaga kesehatan yakni Bank Riau Kepri Syariah. Kepala Cabang Pembantu Mandau, Enda Dwi Seputra mengatakan, instansinya mendukung penuh kegiatan-kegiatan sosial seperti yang diselenggarakan IADC.

Kegiatan seperti ini, menurutnya masuk dalam program corporate social responsibility (CSR). "Program seperti ini sangat bermanfaat bagi masyarakat luas, untuk itu kami turut berpartisipasi dalam menyehatkan masyarakat," ucapnya.

Ia berharap melalui kegiatan ini, banyak kalangan yang tergerak untuk ikut mengkampanyekan pola hidup sehat. Jadi kegiatan yang ia sponsori ini bisa menjadi stimulus dan banyak kalangan yang selenggarakan kegiatan sosial serupa. Reuni akbar dari angkatan 1985 hingga 2010 ini menurutnya, lebih menurutnya lebih dari sekedar seremonial. Karena di dalamnya memuat misi sosial.

Selain seluruh rangkaian yang disebutkan di atas, Heru juga menggelar lomba mewarnai bagi siswa TK. Dalam lomba ini, Bank Riau Kepri Syariah menyediakan hadiah dalam bentuk tabungan. Bagi pemenang, disediakan total hadiah Rp 1 juta, tropi dan bingkisan keperluan sekolah.

"Semoga hadiah yang disediakan, dapat bermanfaat jelang tahun ajaran baru," tutup Enda.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Hidung dan Mulut Dedi Mengeluarkan Darah

Laporan, Wicaksana Arif Turbrilian

DURI, TRIBUN - "Haaaaarrrrrgggggg, haaaarrrrgggg, haaaarrrrggg," teriak Dedi (22) kala petugas medis menjahit kepalanya.

Pemuda yang diduga mencuri getah karet PT Adei, mengeram kesakitan kala petugas medis RS Permata Hati memberikan pertolongan darurat luka yang ia derita. Kepala bagian belakangnya robek, tangan dan kakinya lecet. Selain itu darah mengucur dari mulut dan hidungnya.

Dedi memasuki ruang Unit Gawat Darurat (UGD) RS Permata Hati sekitar pukul 15.30, Sabtu (25/6). Ia tiba di RS dengan kawalan ketat beberapa anggota Polsek Pinggir. Selama penanganan keselamatannya pun, tangan dan kaki Dedi diikat ke ranjang. Menurut keterangan sementara yang berhasil dihimpun Tribun dari beberapa sumber, Dedi terjatuh dari mobil patroli kala mencoba kabur.

Sementara ibundanya, Rusma (55) mengatakan, anaknya sedang menghadapi nasib naas. Menurutnya, baru kali ini Dedi mau mengambilkan lum atau getah karet yang bercecer ke tanah. Sehari-hari anaknya mengabdikan diri melayani Tuhan di gereja.

"Awalnya ia tak mau mengambilkan lum yang telah saya kumpulkan, namun karena saya tak kuat mengangkatnya, akhirnya ia memutuskan untuk mengambilnya," lanjutnya.

Rusma mengaku, bukan anaknya yang memungutin lum tersebut, melainkan dirinya. Janda tanpa pekerjaan jelas ini merasa terpukul atas peristiwa yang menimpa anaknya. Sesekali ia bergumam, ya tuhan, semoga anak saya baik-baik saja.

Kala melanjutkan perbincangan dengan Tribun, ia menunjukkan baju, tangan dan kakinya yang kotor terkena lum. Menurut ceritanya, hari ini ia mendapatkan lum sekitar 10 Kg. Namun lum yang ia pungut masih bercampur tanah. Ceceran karet yang telah bercampur dengan tanah, memang masih laku dijual. Harganya Rp 1500 per Kg. Jadi lum yang Dedi bawa hanya bernilai Rp 15 ribu.

"Naas malang anak saya, dia hanya saya mintai tolong, namun malah babak belur dan ditangkap polisi, oh Tuhan, selamatkanlah anak saya," lanjutnya.

Tak beberapa lama, polisi yang bertugas menjaga Dedi mendatangi Rusma yang duduk di lantai RS. Polisi tersebut mengatakan, anaknya akan dirujuk ke RSUD Arifin Ahmad di Pekanbaru. Selain itu, polisi berjaket abu-abu tersebut memintanya untuk menenangkan diri. Warga desa Pingitan, Pinggir ini pun menganggukkan kepala di hadapan polisi.

Sambil mengepulkan asap rokok, ia melanjutkan perbincangan dengan Tribun. Ia mengatakan, anaknya tak hanya kena tangkap polisi, namun juga babak belur, terus ketiga hapenya raib. Entah raib dimana ketiga hape itu, biasanya Dedi selalu mengantonginya. Ia merasa anaknya tak akan berani melawan petugas. Ia tak percaya bila anaknya melawan lalu hendak kabur namun terjatuh dari mobil. Ia menduga ada yang tidak beres selama penangkapan, kok tiba-tiba sudah di RS.

"Saya cemas, kenapa hingga siang, Dedi belum juga pulang, padahal tadi saya mintai tolong pukul 9.00, eh sekitar pukul 15.00 dapat kabar jika anak saya masuk UGD," tambahnya.

Powered by Telkomsel BlackBerry®

Jumat, 24 Juni 2011

Leher dan Dada Diinjak

Laporan, Wicaksana Arif Turbrilian

DURI, TRIBUN - Saat Tribun sambangi kediaman korban penculikan, Sugianto tak ada aktifitas yang mencolok. Bengkel yang memberikan layanan servis sepeda motor dan penjualan onderdil, tak ada yang berubah dari sebelumnya. Namun kala Tribun mencoba menemui pemilik bengkel yang beralamat di jalan Hang Tuah, Kecamatan Mandau, Jumat (24/6), yang bersangkutan tak berkenan menemui.

Peristiwa penyekapan yang menimpa dirinya Rabu hingga Kamis lalu membuatnya trauma. Anak kandungnya bersama orang kepercayaannya, Agustina dan Hasbullah Siregar yang menemui Tribun. "Jangankan untuk beraktifitas seperti biasa, turun ke lantai dasar saja, yang bersangkutan tak berani," ucap Hasbullah.

Isak tangis tak terbendung lagi, saat kepala keluarga ini diculik orang tak dikenal. Sanak saudara semua berkumpul di kediaman Sugianto. Ekspresi kecemasan terpancar dari seluruh anggota keluarga. Begitulah pengakuan Agustina saat dikonfirmasi Tribun.

"Apalagi ketika para pelaku menelepon dan meminta uang tebusan, kami semua semakin cemas akan keselamatan ayah," lanjutnya.

Namun kala itu, polisi terus meyakinkan keluarga supaya tetap tenang. Tetapi ia mengaku tak bisa menutupi rasa cemas itu. Hasbullah mengatakan, Agustina lah yang merasa sangat terpukul sampai-sampai tak henti-hentinya menangis. Kabar penangkapan tersangka dan penyelamatan polisi terhadap Sugianto, Kamis (23/6) pukul 4.00 pagi, membuat hati keluarga sedikit lega.

Agustina merasa benar-benar lega ketika melihat ayahnya pulang dengan selamat. Ayahnya hanya mengalami luka-luka di kedua daun telinga dan lutut. Sepulang dari penyekapan, ayah Agustina menceritakan apa yang terjadi selama penyekapan.

Penyekapan terjadi sekitar delapan jam. Sugianto mengaku tangan dan kakinya diikat menggunakan lakban. Tak hanya itu, mata dan mulutnya juga ditutup lakban. "Selama penyekapan, susah sekali untuk napas," ucap Agustina menirukan perkataan ayahnya.

Selama delapan jam penyekapan, Sugianto tak dipindahkan ke lain tempat, hanya di dalam mobil. Mobil terus berderung, namun ia tak tahu menuju kemana. Sugianto mengaku cemas, dan takut dirinya hendak dibawa kemana lalu diapakan. Ia dibaringkan di lantai mobil dengan dada dan leher diinjak.

"Mungkin supaya tak bisa menegakkan badan atau berdiri," tambah Habullah.

Dari pijakan kaki bersepatu itu, memberikan bekas goresan pada leher Sugianto. Korban dan seluruh keluarga tak tahu motif penculikan yang dilakukan komplotan tak dikenal. Sugianto mengatakan pada keluarga kalau dirinya tak punya musuh atau saingan bisnis. Yang jelas ia mengaku, peristiwa ini membuatnya trauma. Ia berpesan pada semua anggota keluarganya untuk selalu berhati-hati dan waspada, karena tindak kejahatan sewaktu-waktu bisa terjadi.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Gubug Reot Jadi Peraduan

Beberapa warga suku Sakai masih tinggal di gubug tanpa dinding dan hanya beratap plastik terpal. Saat hujan lebat, penghuninya harus rela berbasah dan merasakan dingin. Selain itu, tak tersedia tempat sanitasi dalam gubug yang warga Sakai sebut 'Rumah', Jumat (24/6). TRIBUN/CR12
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Tersangka Mengaku Kelompok Cendana Putih

Laporan, Wicaksana Arif Turbrilian

DURI, TRIBUN - Hasil sementara penyidikan Polsek Mandau terhadap tersangka penyulikan yang terjadi Rabu petang, Kapolres Bengkalis melalui Pjs Kapolsek Mandau, AKP I Ketut Gahananta didampingi Humas, AIPTU Joko Utomo mengatakan, pelaku penculikan merupakan jaringan besar. Kepada Tribun, AIPTU Joko mengungkapkan, dari keterangan kelima tersangka yang berhasil diringkus, aksi penculikan ini merupakan latihan perdana, Jumat (24/6).

Layaknya film-film laga mandarin, kelompok ini mengaku sebagai perkumpulan yang pemberi jasa penjagaan khusus, atau yang lebih dikenal dengan istilah 'bodyguard'. Termasuk aksi-aksi yang dilancarkan menyerupai aksi-aksi dalam film tersebut. Lanjut Joko, para tersangka mengaku tak ada motif apapun kecuali untuk melaksanakan latihan perdana.

"Hasil penyidikan sementara belum mengarah pada persaingan bisnis," ucapnya.

Apabila berhasil melancarkan aksinya, para tersangka dijanjikan bonus besar. Tak hanya mendapatkan uang tebusan, namun juga mendapat bayaran dari bos besar di Batam berinisial "B". Kelompok Duri yang berhasil diringkus ini beranggotakan lima orang. Dan mereka menamakan diri sebagai kelompok Cendana Putih.

Sementara ini polisi sedang melacak kebenaran pengakuan tersangka. Pasalnya, tersangka mengaku, dari tiap kota, nama kelompoknya berbeda-beda, namun tetap menginduk pada Batam. AIPTU Joko mengatakan, penelusuran itu akan dilakukan kesegala lini, termasuk bila ada pelatihan khusus komplotan ini.

Pengakuan para tersangka ini tetap tak akan mengkelabuhi polisi dalam pencarian satu tersangka yang belum tertangkap. Beberapa jam setelah penyergapan di Pekanbaru, Polsek Mandau berhasil menciduk dua tersangka lain yakni AA dan YM. Tersangka yang berhasil dibekuk di Pekanbaru yakni FH, RW dan SN. Sementara seorang lagi yang berinisial ED masih buron.

Tak ketinggalan, Joko mengimbau masyarakat untuk tetap waspada, karena kejahatan terjadi bukan hanya karena ada niat pelakunya, namun juga karena ada kesempatan. Ia berjanji kasus ini akan segera dituntaskan supaya tak meresahkan.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Kamis, 23 Juni 2011

Menduga Aparat Dapatkan Upeti Maling Kayu

Laporan, Wicaksana Arif Turbrilian

DURI, TRIBUN - Pendiri Ormas Gempal (Generasi Muda Peduli Alam dan Lingkungan), H Slamat Simamora mengatakan, penanganan ilog di Bengkalis tak akan tuntas bila tak ada ketegasan penegak hukum. Saat dijumpai Tribun di kantornya, ia berkeluh kesah atas perilaku pejabat Bengkalis, Kamis (23/6).

Menurut pengamatannya, dewasa ini semakin banyak kayu hutan di curi pengusaha besar. Menurutnya cukong-cukong kayu banyak berkerjasama dengan pejabat bengkalis. Buktinya, tiap hari puluhan kontainer kayu melintas depan kantornya.

"Tak menutup kemungkinan penegak hukum dan dinas perkebunan mendapat upeti dari cukong-cukong kayu tersebut," lanjutnya.

Ia mengibaratkan, penegak hukum di negeri ini bak pisau yang tajam ke bawah dan tumpul ke atas. Hal ini dimaksudkan, penegak hukum di Bengkalis, hanya bisa membasmi penjahat kelas teri, dan layaknya macan ompong kala berhadapan penjahat kelas kakap.

Pencurian kayu hutan inilah contoh nyata. Tak mungkin, mereka tak lihat lalulalang truk-truk pengangkut kayu di jalur lintas. "Ibarat pepatah, gajah di pelupuk mata tak nampak, namun semut di seberang lautan terlihat jelas," lanjutnya kesal.

Hal inilah yang menyebabkan, ekosistem alam terganggu. Satu contoh yang kerap terjadi yakni terjadi konflik gajah dengan manusia. Dalam konflik ini, tentu gajah harus menjadi korban. Untuk itu, dia mengimbau masyarakat yang peduli dengan keutuhan ekosistem untuk bersama-sama menjaganya.

"Bila tak bisa memperbaiki kerusakan, alangkah elok bila kita tak merusaknya," tambahnya.

Ia mengajak bagi siapapun yang ingin berpartisipasi menjaga kelestarian alam, bisa menghubunginya. Ia menyediakan 25 ribu bibit pohon besar, gratis bagi siapapun yang ingin ikut menanam.

Saat Tribun sambangi Mapolsek Mandau mengkonfirmasikan tindakan ilog, ditemui Wakapolsek, AKP Daud Sianturi. Kepada Tribun, Daud mengatakan, dirinya belum mendapat laporan mengenai kegiatan pencurian kayu alam. Sedangkan saat ditanya perihal kecurigaan Simamora tentang backingan yang diberikan aparat pada pelaku ilog, yang bersangkutan mengaku tak tahu.

"Saya akan cek semua anggota, apakah benar atau tidak, kecurigaan H Simamora tersebut," tutupnya.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

PNPM Stimulasi Pembangunan Mandau

Laporan, Wicaksana Arif Turbrilian

DURI, TRIBUN - Guna mendukung program ekonomi kerakyatan yang lebih baik lagi, pemerintah pusat melalui APBN lakukan sharing budget dengan pemerintah daerah. Tahun ini dianggarkan Rp 4 miliar dana untuk Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (Integrasi bagi Kabupaten Bengkalis ditambah Rp 1 miliar dari dana APBD Bengkalis.

Mekanisme yang harus ditempuh adalah, setiap kecamatan mengajukan lima usulan untuk diprioritaskan ke Kabupaten berupa satu paket SPP (Simpan Pinjam Perempuan) dan empat paket non SPP. Namun demikian, 75 persen dari anggaran untuk pembangunan fisik.

"Ini bukan program baru, namun sebuah pengembangan dari dari PNPM yang digulirkan sebelumnya. Untuk Riau ada dua Kabupaten yang dijadikan pilot project PNPM Integrasi ini, yakni Bengkalis dan Inhu. Sebuah prosedurnya tinggal di ikuti saja, dan hari ini kita baru sosialisasi tentang PNPM Integrasi ini," demikian dikatakan Bahrum Rangkuti SH,MH Fasilitator PNPM Untuk Kabupaten Bengkalis pada wartawan, Kamis (23/6) di gedung Batin Betuah.
    
Menurutnya lagi, program PNPM Integrasi ini adalah sebuah upaya mengitegrasikan pengelolaan pembangunan pada pola perencanaan regular. Juga mendorong pelaksanaan teknis, politis dan partisipasi masyarakat guna meningkatkan kapasitas masyarakat dan pemerintah dalam penyelenggaraan pembangunan yang berbasis pemberdayaan.
    
"Konsepnya disini yakni pemberdayaan masyarakat. Jadi bagaimana pemerintah melibatkan masyarakat secara keseluruhan untuk meberi andil baik itu pemikiran, perananan serta keterlibatan langsung dalam pembangunan," jelasnya lagi.
 
Jadi dana Rp 5 miliar ini akan diperebutkan oleh 8 Kecamatan yang ada di kabupaten Bengkalis nantinya. Prosedurnya tetap sama dengan usulan proyek yang disampaikan berjenjang. Mulai dari tingkat desa, kecamatan dan kabupaten. Namun yang amat khasa dalam hal ini adalah SPP yakni Simpan Pinjam perempuan untuk RTM (rumah tangga miskin) yang masuk dalam kategori melakukan usaha.

Untuk proses ini semua, pemerintah kabupaten Bengkalis mensosialisasikan kepada seluruh kepala desa, perangkat yang  terlibat dalam hal pengelolaan keuangan desa dan kelurahan. Setelah ini, perangkat desa yang dimaksud juga harus mengadakan rembug desa untuk merumuskan pekerjaan yang akan dilakukan oleh desa dan kelurahan yang dimaksud. Hingga dana ini bisa digulirkan untuk desa yang mengusulkan.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Rabu, 22 Juni 2011

Syukuran Diwarnai Aksi Donor

Laporan, Wicaksana Arif Turbrilian

DURI, TRIBUN - Setelah melakukan perjuangan lebih kurang enam untuk mendapatkan hak. Kini para guru-guru Madrasah yang tergabung dalam persatuan guru RA dan Madrasah (Pergurama) melaksanakan pengukuhan pengurus baru sekaligus syukuran atas pencairan dana honor tersebut.

Bertempat di aula komplek madrasah Hubbul Wathan, Jalan Sudirman, Selasa (21/6). Ratusan guru madrasah se Kebupaten Bengkalis berbondong untuk menyaksikan acara penting tersebut. Guru Madrasah Diniyah asal Kecamatan Pinggir, Suyatno mengatakan sangat bersyukur atas kesuksesan perjuangan selama ini.

Menurutnya, ajang syukuran ini bukan dimaknai sebagai pesta atas kesuksesan perjuangan guru honor selama ini. Namun menurutnya, ajang ini lebih dimaknai sebagai tolok ukur perjuangan yang akan dihadapi di masa depan.

"Sebagai seorang pendidik yang tulus, kita tak boleh kendur semangat mengajar meski keadaan perut kosong, karena di situlah letak perjuangan kita dalam mencerdaskan bangsa," ucapnya.

Generasi penerus bangsa ini membutuhkan jiwa-jiwa patriot seorang guru dalam menyampaikan ilmu. Suatu saat, pasti satu di antara siswa didik kita ada yang melanjutkan perjuangan kita. Ucapnya menggebu, saat berbincang dengan Tribun.

Di antara ratusan guru madrasah, turut hadir penasehat Pergurama H Buya Hamka Riau, Camat Mandau, Rusli Maneh AMP serta tokoh-tokoh pendidikan yang ada di Mandau.

Menurut ketua Pergurama terpilih Drs Dzulfikar Indra MAg, pengukuhan ini untuk memperkuat persatuan antar guru-guru madrasah yang ada di Kabupaten Bengkalis. Selain itu ia menyebutkan, pelantikan ini merupakan penyegaran pengurus dan ajang yang tepat untuk memberi kesempatan bagi guru-guru muda untuk ikut ke dalam kepengurusan.

Dalam rangkaian syukuran juga digelar aksi pengumpulan darah dari para peserta syukuran. Donor darah yang dibuka untuk anggota pergurama dan kerja sama Palang Merah Indonesia (PMI) Dumai.

Tak hanya itu, Dzulfikar juga mengatakan, selaku tokoh yang ditunjuk sebagai wakil para guru yang tergabung dalam Pergurama Bengkalis menyampaikan ribuan terimakasih kepada Pemerintah Kebupaten Bengkalis. Ucapan terimakasih ini disampaikan karena pemkab telah memperjuangkan honor guru madrasah yang akhirnya dapat dicairkan awal Juni kemarin.

"Saya berharap, selanjutnya pembayaran honor daerah bisa lebih lancar tak ada kendala apapun," tutupnya.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Rianto Sayangkan Pelatihan Dilakukan Pada Bulan 6 Anggaran 2011

Laporan, Wicaksana Arif Turbrilian

DURI, TRIBUN - Kades Petani, Rianto menyayangkan pemkab Bengkalis baru berikan pelatihan pengelolaan Anggaran Dana Desa (ADD), Rabu (22/6). Padahal tahun anggaran 2011 sudah memasuki bulan keenam. Hal itu tentu menghambat pembangunan yang sudah direncanakan desa jauh hari.

Namun, di lain hal, Rianto beri apresiasi HS-Suay dengan gulirkan program pelatihan tersebut. "Saya beri apresiasi penuh pada pemkab karena memberikan banyak informasi bagaimana mengelola anggaran desa," ucapnya.

Melalui pelatihan ini, aparatur desa tak bisa sembarangan menggunakan anggaran. Anggota Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintah Desa (BPMPD), Muhammad Fadhli menyampaikan materi pengelolaan anggaran di gedung Bathin Betuah, Kecamatan Mandau.

Dalam pelatihan tersebut, ia menjelaskan bagaimana pengelolaan anggaran desa pada perwakilan aparatur desa. Yang perlu diperhatikan dalam penyampaian materi pelatihan yakni 70 persen ADD harus dialokasikan untuk pemberdayaan masyarakat. "Penggunaan anggaran tak boleh sembarangan," ucapnya.

Program-program yang diusung pemerintah desa harus terlebih dulu lolos verifikasi baru bisa dijalankan. Pada Tribun, ia mengatakan, bila program yang diusung tak realistis, atau rawan manipulasi anggaran, maka akan diminta revisi dari program tersebut.

Selain itu, laporan program yang dijalankan harus dilaporkan ke Pelaksana Teknis Pengawas Keuangan Desa (PTPKD). Lembaga ini langsung diketuai Sekretaris camat dan di bawah binaan Camat. Penyampaian laporan dilakukan berkala. Setiap selesai program dijalankan, maka laporan tersebut harus segera disampaikan.

Untuk pencairan ADD, Fadhli menyerahkan pada masing-masing desa. Semakin cepat aparatur desa menyelesaikan APBD di tingkat desa, maka akan semakin cepat ADD dicairkan. "Sedangkan, besaran anggaran tahun ini, pemkab Bengkalis mengacu tahun lalu, sebesar Rp 105 miliar untuk 85 desa," lanjutnya.

Sesuai perda Bengkalis, Rianto mengatakan akan mengalokasikan 30 persen dana pemberdayaan masyarakat untuk pengentasan kemiskinan. Beberapa program pengentasan kemiskinan, memang telah ia persiapkan jauh hari. Namun karena tak cukup anggaran, perjalan program itu tak semulus yang dibayangkan.

"Semoga dengan adanya anggaran desa ini, bisa melecut semangat pejabat desa untuk menjalanka program-program yang tertunda," lanjutnya.

Fadhli menambahkan, 30 persen anggaran, dimanfaatkan untuk operasional desa. Pelatihan ini hanya dilakukan dalam sehari, namun ia berharap dapat dimengerti apa yang harus dipersiapkan dan dilakukan.


Powered by Telkomsel BlackBerry®

Selasa, 21 Juni 2011

Bantuan Rp 1,6 Miliar Tahun 2010 Dipertanyakan

Laporan, Wicaksana Arif Turbrilian

DURI, TRIBUN - Anggaran bantuan Pemkab Bengkalis tahun 2010sebesar Rp 1,6 miliar untuk masyarakat Sakai, hingga kini belum dirasakan. Seperti apa uang sebanyak itu juga belum pernah dilihat. Siapa yang menjarah uang itu juga tengah ditelusuri. Pasalnya, andai saja uang itu benar-benar direalisasikan, tentu tingkat kesejahteraan hidup masyarakat Suku Sakai akan terangkat.

"Saya lihat dalam anggaran tahun 2010 lalu, Pemkab Bengkalis anggarkan bantuan Rp 1.6 miliar untuk masyarakat Sakai," ucap Ketua Lembaga Adat Sakai Riau (LASR) Wilayah Kabupaten Bengkalis Haji Siantar kepada media, Selasa (21/6).

Setahunya, rincian anggaran itu untuk olahraga, kesenian dan banyak lagi. Tapi sampai detik ini uang itu tak jelas alirannya. Untuk itu dirinya meminta Pemkab Bengkalis menjelaskan kemana perginya uang itu dan siapa yang mengambil.

Hal yang sama juga disampaikan Siantar dalam pertemuan silaturahmi dengan Wabup Bengkalis Drs Suayatno di RM Sari Sunda, beberapa hari lalu. Menurutnya anggaran itu harus dipertanggungjawabkan ke publik dan di hadapan hukum apabila disalahgunakan atau dikantongi sendiri.

"Kami ingin mendapat kepastian dari Pemkab Bengkalis dulu, kemana aliran anggaran itu? Apakah sudah dicairkan? Dan siapa yang mengambilnya?" ujarnya.

Setelah itu baru dapat tentukan langkah berikutnya. Amat disayangkan jika uang itu diselewengkan. Sementara masyarakat Suku Sakai masih banyak yang hidup kurang berkecukupan dan membutuhkan bantuan. Banyak sekali yang bisa dibuat dengan uang sebanyak itu.

Terkait keberadaan uang Rp 1.6 miliar yang diakui masyarakat Sakai belum diketahui keberadaan dan implementasinya di lapangan, Wakil Bupati Bengkalis Drs Suayatno belum mau berkomentar banyak. Menurutnya bila memang anggaran itu ada berarti penganggarannya bukan pada masa pemerintahan HS-Suay, namun pada masa akhir pemerintahan Syamsurizal dan Normansyah.

"Kita akan cek soal anggaran untuk Suku Sakai yang dipertanyakan itu,'' jawabnya, Selasa (21/6) pada wartawan.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Berharap Perhatian Semua Kalangan

laporan, Wicaksana Arif Turbrilian

DURI, TRIBUN - Mata kepala SDN 69 Desa Petani, Misyono berkaca-kaca kala menceritakan kondisi sekolah tempatnya mengajar. Moment ini terjadi kala kepala Desa Petani, Rianto berkunjung ke sekolah negeri yang kondisi bangunannya rusak parah. Dengan nada suara tertekan, ia ceritakan apa yang terjadi dengan sekolahnya.

Ruang kelas sekolah yang memiliki 60 siswa ini selalu basah ketika hujan turun. Atap yang terbuat dari seng, tak lagi dapat menahan terjangan hujan. "Kalau ditiup angin rada kencang, atap kayak yang mau terbang," ucapnya, Selasa (21/6).

Kondisi ruang kelas yang hanya ada dua, harus dibagi untuk enam angkatan. Jadi satu kelas, digunakan oleh tiga angkatan siswa. Keterbatasan inilah yang membuat Misyono sedih. Keterbatasan tak hanya disitu, terkadang, peserta didik merasa sungkan belajar karena tak memiliki alat tulis yang memadai.

Buku, alat tulis hingga seragam sekolah, tak gampang didapat bila yang lama telah rusak atau tak dapat digunakan lagi. Itulah yang menyebabkan anak didiknya enggan berangkat ke sekolah. Untuk membeli alat tulis itu, siswa harus menempuh jarak yang cukup jauh ke kota.

Kesemua siswa yang terdaftar hanya sekitar 15 anak didik yang mau berangkat ke sekolah. Sebagian besar lebih memilih membantu orangtua mencari kayu ke hutan. "Sempat ada kabar bahagia dari pemerintah daerah dengan bantuan empat ruang kelas tambahan beberapa bulan lalu, namun kini sirna," lanjutnya.

Proyek pembangunan empat kelas tammbahan ini memang sempat berjalan. Namun hingga kini tak juga tuntas. Pembangunan yang dijanjikan pemerintah, ternyata hanya pondasi saja. Kontraktor yang mengerjakan entah kemana tak menyelesaikan proyek tersebut.

Melihat kondisi tersebut, kepala Desa Petani, Rianto mengaku perlu meninjau langsung ke lapangan. Dalam tinjauan yang ia lakukan, tak hanya membawa tangan hampa. Dalam kunjungannya itu, juga ia sampaikan bantuan 30 paket buku tulis dari Himpunan Wartawan Duri (Hiwari).

Dalam perbincangan yang terjadi, kepsek meminta Rianto untuk memerhatikan kondisi riil sekolah dan memohon untuk dibantu pembangunannya. Rianto menjawab akan mengupayakan sekuat tenaga untuk membantu pembangunan ruang kelas yang layak.

Selain itu, Rianto meminta kepsek untuk selalu berkoordinasi dengan pemerintah desa Petani, supaya bila ada keluhan bisa lebih diperhatikan. "Kita perjuangkan bersama-sama, dan doakan semoga Dana ADD yang dikucurkan Pemkab Bengkalis untuk Desa Petani cukup besar, sehingga tak binggung membaginya untuk sekolah ini," ucapnya.

Kepada Tribun, Rianto mengatkan, bagi semua kalangan yang peduli akan pembangunan pendidikan, bisa langsung menghubunginya. Kondisi SDN 69 ini diakuinya kondisi bangunannya cukup kritis. Tak ketinggalan, Kepsek ucapkan banyak terimakasih atas kunjungan Kades Petani meninjau langsung kondisi sekolah.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Senin, 20 Juni 2011

Jamkesda dan Askes Tak Bareng

Laporan, Wicaksana Arif Turbrilian

DURI, TRIBUN - Fasilitas pelayanan kesehatan di RSUD Duri saat ini sudah cukup bagus, dan telah dinikmati masyarakat. Apalagi semenjak adanya program Jamkesda yang diluncurkan Pemkab Bengkalis, masyarakat tak perlu lagi merogoh kocek dalam untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. Namun tak demikian bagi guru.

Beberapa guru keluhkan belum adanya kerjasama antara PT Askes dengan RSUD Duri. Kaum pendidik untuk sementara harus melalui standar administrasi, membayar sesuai dengan tarif, meskipun memiliki kartu Askes.

Beberapa guru berharap dirinya dan keluarga juga mendapatkan pelayanan kesehatan gratis seperti masyarakat lainnya. Pelayanan kesehatan gratis yang dinikmati masyarakat umum yakni melalui program Jamkesda. Namun layanan kesehatan murah, belum dinikmati guru di RSUD Duri.

Pengurus BAZ Kecamatan Mandau, Khairudin mengaku banyak guru yang mengeluh padanya mengenai pelayanan kesehatan. "Alangkah lebih baik segera direalisasikan kerjasama antara PT Askes dengan RSUD Duri. Karena biaya berobat sangatlah tinggi. Tidak semua orang punya uang di saat kondisi ekonomi sedang susah seperti sekarang ini,'' ucapnya pada wartawan kemarin.

Menyikapi kondisi RSUD Duri sendiri, sebut Khairuddin patut diacungkan jempol. Kemegahan bangunan, kelengkapan fasilitas dan strategis letaknya membuat banyak pihak yang terkesima. Meskipun saat ini masih banyak yang belum tersentuh dan tertata dengan rapi, namun RSUD Duri terus berjalan untuk menuju kesempurnaannya.

"Sedangkan untuk pelayanan dokternya, RSUD ini lumayan lengkap untuk saat ini, hanya beberapa Dokter spesialis yang musti ditambah. Semua Dokter yang ada melayani pasien dengan sepenuh hati dan siap bertugas kapan saja waktunya,'' lanjutnya.

Sementara itu, keuntungan dari program Jamkesda yang  diprogramkan Pemkab Bengkalis yang baru ini, masyarakat jadi sangat terbantu dalam hal meringankan biaya berobat di RSUD Duri.  Indra (37), pria yang berprofesi sebagai tukang cukur rambut mengatakan bahwa, saat inilah baru dirasakannya hidup merdeka, karena putranya mengalami sakit yang serius dibawa berobat di RSUD Duri tanpa bayaran satu sen pun.

"Alhamdullah, saya berterima kasih kepada Pemkab Bengkalis yang telah membuat program Jamkesda. Kalaulah program ini tak ada, maka anak saya tak akan mungkin bisa berobat. Bayangkan saja kwitansi yang saya teken setelah selesai pengobatan itu hampir Rp 12 juta. Darimana saya dapatkan uang sebanyak itu. Tapi saya hanya meneken kwitansi saja, semua ditanggung pemerintah," sebutnya di tempat terpisah.

Powered by Telkomsel BlackBerry®

Manfaatkan Kesempatan Sebaik-baiknya

Laporan, Wicaksana Arif Turbrilian

BENGKALIS, TRIBUN - Bupati Bengkalis, Herliyan Saleh mengatakan, Pekan Nasional (Penas) dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Penas KTNA ke XIII 2011 diselenggarakan di stadion Aji Imbut, Tenggarong, Seberang Kabupaten Kutai Kartanegara, Sabtu (18/6). Herlian berpesan pada seluruh kalangan yang mengikuti acara empat tahunan ini untuk lebih serius dalam mengikutinya.

Acara ini mempertemukan petani, nelayan, pemerintah, dan pengusaha. Menurutnya acara ini sangat penting bagi pembangunan Kabupaten Bengkalis. "Saya harap, pihak-pihak yang mengikuti acara ini dapat mengambil manfaat untuk diterapkan di Bengkalis," ucapnya setelah mengikuti acara pembukaan.

Kegiatan Penas ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi dan kegairahan petani, nelayan dan pelaku bisnis. Dapat diperoleh manfaat pembangunan sistem bisnis yang berdaya saing. Lebih lanjut, ia mengatakan, kegiatan ini mengajarkan bagaimana menjalin kemitraan yang saling menguntungkan.

"Petani, nelayan kita berkesempatan untuk saling mengisi dalam upaya untuk memperkuat kepemimpinan agribisnis, sehingga dapat pula memberikan motivasi baru kepada petani nelayan lainnya untuk saling berinteraksi dan bersinergi dalam memanfaatkan sumber daya alam pertanian di daerah masing-masing", jelasnya.

Menurut Kabag Humas Kabupaten Bengkalis, Agus Rizal, dalam kegiatan yang di buka Wapres, Budiono ini, Bengkalis mengirim 52 kontingen. Peserta terdiri dari peserta utama 25 orang utusan 8 kecamatan, peserta pendamping 16 orang utusan instansi teknis terkait, dan 11 orang peserta peninjau. Selain itu, hadir pula pengurus KTNA Bengkalis, ketua, H Arwan Mahidin, Wakil ketua H Heru Wahyudi, dan Sekretaris Sofyan.

Pejabat Pemkab Bengkalis yang ikut mendampingi Bupati Bengkalis yakni, Asisten Perekonomian Pembangunan, Azwar. Selain itu, kepala Badan Ketahanan Pangan, Darmawi, Kadis Kelautan dan Perikanan, yang diwakili beberapa Kepala Bidang. Kadis Pertanian dan peternakan, Ahmad Ramli, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan, diwakili Sekretaris, Sofyan, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan, Jondi, dan Kasubbag Protokol, Ahmad Effendi.

Pembukaan Penas KTNA XIII tahun 2011 kemaren berlangsung meriah. Kontingen Kabupaten Bengkalis mengenakan seragam batik. Selain itu KTNA dihadiri sekitar 30.000 peserta dari dalam negeri maupun sejumlah negara yang tergabung dalam ASEAN dan Jepang tumpah ruah di gelanggang olahraga (GOR) Aji Imbut Tenggarong Seberang.

Dalam Penas yang akan berlangsung selama 6 hari dari tanggal 18 hingga 23 Juni 2011, Seluruh peserta akan mengikuti beberapa rangkaian kegiatan yaitu, pelatihan kepemimpinan dan kemandirian. Diharapkan kontak tani, nelayan bisa menjalin kemitraan usaha dan jaringan informasi agribisnis.

Selain yang disebutkan di atas, peserta akan mendapatkan pelatihan pengembangan teknologi, kualitas produksi agribisnis, pengembangan wirausaha petani, nelayan dan kesadaran lingkungan. Untuk itu diperlukan sinkronisasi program pembangunan pertanian pusat dan daerah.

Selain beragam kegiatan yang diikuti, ada pula pameran produk unggulan pertanian daerah yang ditampilkan. Kabupaten Bengkalis memamerkan lempuk durian, dodol nenas, selai durian, telur ikan terubuk, gula kepala, ikan salai, terasi, dan udang pepai. Ditampilkan pula teknologi green energi alternatif yang berasal dari batang mangrove nipah ethanol yang merupakan unggulan pengembangan kabupaten Bengkalis untuk sektor energi alternatif ke depan.


_______
Caption foto
SERIUS. Asisten Perekonomian Pembangunan H Azwar, SE, MM, Kadis Pertanian, Ir Ahmad Ramli, dan Kepala Bappeda, Jonni, serius mengikuti pembukaan PENAS KTNA XIII Tahun 2011 bertempat di stadion Aji Imbut Tenggarong Seberang Kabupaten Kutai Kartanegara, Kaltim, Sabtu (18/6). FOTO HUMAS PEMKAB BENGKALIS
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Azmir Dukung Pembuatan KTP Elektronik

Laporan, Wicaksana Arif Turbrilian

DURI, TRIBUN - Dinas Kependudukan dan pencatatan Sipil lakukan sosialisasi penggunaan KTP eletronik. Sosialisasi digelar di gedung Bhatin Botuah kantor camat Mandau, Senin (20/6). Camat Mandau, Rusli AMP mengatakan, sosialisasi ini dilakukan sesuai aturan permendagri no 19 tahun 2010.

Peraturan Menteri Dalam Negeri tersebut menerangkan tentang pendaftaran kependudukan dan pencatatan sipil. Program terbaru pemerintah pusat mengganti KTP biasa dengan KTP elektronik tahun ini.

"Dengan menggunakan KTP elektronik, semua data kependudukan akan dikomputerisasi di pusat," ucapnya dalam sambutan acara.

Menurut keterangan staf Disdukcapil Bengkalis, Samsir KTP itu berbentuk mirip ATM. Dalam KTP elektrik ini, tandatangan disembunyikan dalam sensor khusus. Maka dari itu, tandatangan pemilik KTP tak bisa disalahgunakan orang lain. Pengguna KTP elektronik, tak perlu hawatir keamanannya.

Selain keamanan tandatangan yang rentan terjadi pemalsuan, juga dapat meminimalisir KTP ganda. Masyarakat yang telah tercatat di suatu daerah, tak bisa membuat kartu identitas di daerah lain.

Menurutnya, kepemilikkan KTP ganda rentan terjadi tindak kejahatan. Dengan pengelolaan komputerisasi di pusat, maka identitas seluruh pemegang KTP tersimpan di data base negara. Namun ia berpesan, masyarakat tak perlu resah dengan penggunaan kartu identitas baru.

"Pendaftarannya masih sama seperti KTP lama, hanya saja sekarang sudah komputerisasi," lanjutnya.

Menurutnya, program KTP eletronik ini akan mulai dijalankan sepenuhnya pada tahun depan. Namun, sejak sekarang pemkab lakukan sosialisasi. Untuk pembuatan KTP elektronik tahap pertama dilakukan di pusat.

Warga Babussalam, Mandau, Azmir beri apresiasi positif terhadap program pemerintah ini. Menurutnya penggunaan KTP eletronik dapat mengurangi tingkat kejahatan di Indonesia. Karena database seluruh masyarakat Indonesia dimiliki negara.

"Apalagi dengan menggunakan komputerisasi, kita tak bisa manipulasi data atau memiliki kartu identitas ganda," ucapnya.
Ia berharap, semoga program ini cepat direalisasi. Jangan hanya bagus dalam mengkonsep, namun implementasinya nihil. Sebagai warga negara yang baik, ia mengaku mendukung progam yang diluncurkan Mendagri.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Minggu, 19 Juni 2011

Selamatkan Diri dan Anak

Laporan, Wicaksana Arif Turbrilian

DURI, TRIBUN - Herlina (42) mengaku shock mengalami kejadian yang hampir membuat nyawanya melayang. Dirinya hanya bisa pasrah menghadapi pelaku rampok yang menodongkan parang panjang tepat ke kepalanya.

Apa yang dilakukan perampok pada Sabtu pagi (18/6) ini tergolong berani. Betapa tidak, rumah yang terletak di Jalan Inpres, RT 2/RW 10, Kelurahan Gajah Sakti, Mandau, berada dilingkungan padat penduduk. Kawasan ini juga hanya berjarak kurang lebih 500 meter dari kantor Polsek Mandau.

Dengan didampingi oleh ketua RT 2, Martias Beben, dan suami korban, Emel (49) yang merupakan karyawan chevron bersama korban menceritakan awal kejdian itu pada wartawan. Subuh itu, saat azan subuh menggema, keluarga yang dikaruniai tiga orang anak itu sudah terbangun. Seperti biasa Ebel langsung bergegas ke masjid terdekat untuk menunaikan salat subuh.

Karena terburu-buru Emel tak begitu memperhatikan dua pria yang membawa motor jenis bebek berhenti di depan rumahnya. Dia tak berprasangka buruk meski sempat menoleh ke arah dua pria tadi.

Sementara itu, Herlina bersama anak bungsunya masih di dalam kamar dan memulai untuk mengambil air wudlu. Belum sempat masuk ke kamar mandi untuk berwudlu, Herlina dikejutkan dengan kehadiran seorang pria tak dikenal mengenakan baju hitam, dengan parang panjang di tangan.

Pria itu bergerak cepat berada di hadapan ibu rumahtangga. Dengan suara yang keras, pria berwajah tak dikenal mengancam akan membunuh korban jika tidak memberinya emas dan uang.

"Uang, uang, atau emas kau keluarkan cepat atau kubunuh kau sekarang," bentak pelaku yang langsung membuat Herlina menangis ketakutan.

"Uang nggak ada, kami baru bayar ongkos naik haji pak. Benar sudah nggak ada apa-apa lagi kami pak," ujar herlina smbil mengkode anak bungsu dengan gerak tangan untuk tetap berada di kamar.

"Pelaku saat itu memandang tas saya yang terletak di atas meja makan, meliaht dia lengah langsung saja saya lari ke kamar dan menguncinya dari dalam. Habis itu saya langsung berteriak maling sejadi-jadinya," cerita Herlina.

'' Selaku Ketua RT saya yang mendampingi korban untuk membuat laporan ke Polsek Mandau, bahkan kita sudah sampai ke penyidik untuk menceritakan apa yang telah terjadi pada mereka, hari ini polisi lakukan olah TKP,'' lanjut Beben.

Sementara itu Wakapolsek Polsek Mandau, AKP Daud Sianturi ketika dikonfirmasi Tribun mengatakan, tidak terjadi perampokan. Menurut keterangannya, peristiwa itu hanya tergolong pencurian. Pihakknya sudah lakukan olah TKP dan sedang memproses kasus ini lebih lanjut.

"Laporan sudah kami terima, dan kita langsung lakukan penelusuran," tutupnya.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Sabtu, 18 Juni 2011

Acong Berharap Keseimbangan Peruntungan Di Tahun Ini

Laporan, Wicaksana Arif Turbrilian

BAGANSIAPIAPI, TRIBUN - Hoyaaaaa, teriak warga tionghoa menyaksikan jatuhnya tiang layar replika kapal tongkang. Kedua tiang yang disakralkan warga tionghoa Bagansiapiapi jatuh menghadap laut. Gemuruh tepuk tangan dan teriakan warga semarakkan acara puncak ritual bakar tongkang.

Tokoh masyarakat tionghoa Bagansiapiapi, Jhonatan mengatakan, bagi warga tionghoa, jatuhnya tongkat ikan tersebut menandakan peruntungan. Puncak acara ritual bakar tongkang yakni jatuhnya tiang. "Jatuhnya tiang layar tongkang mengarah ke laut pertanda ada keseimbangan rejeki di laut dan darat tahun ini," ucapnya.

Ia berharap, mudah-mudahan usaha  yang dijalani akan sukses tahun ini. Pria yang akrab disapa Ahe mengatakan, kalau diuraikan secara global bahwa peruntungan rejeki terbilang cukup berimbalang. Artinya, peruntungan rejeki di laut bagus dan di darat juga ada, kala kedua-dua tiang layar jatuh kelaut.

Warga tionghoa yang membuka usaha di Jakarta, Acong (42) mengatakan, dua tahun lalu mengalami sedikit permasalahan. Namun berkat tiang layar jatuh ke arah darat, usahanya berangsur membaik. Jatuhnya tiang layar replika tongkang menurutnya cukup membantu peruntungan.

"Dengan jatuhnya tiang ke arah laut dua-duanya tahun ini, semoga ada keseimbangan peruntungan antara darat dan laut," lanjutnya.

Dia menyadari, dalam menjalani usaha butuh kerja keras dan semangat tinggi. Namun ritual ini menurutnya wajib digelar untuk menentukan peruntungan usaha. Yang jelas ritual tahunan yang disebut juga Go Gwe Cap Lak itu merupakan bentuk syukur pada Yang Maha Kuasa. Ia mengaku tiap tahun pasti mengikutinya.

Bakar tongkang, merupakan acara penutup atau acara puncak dari ritual Go Gwe Cap Lak atau sembahyang menghormati Dewa Laut Kie Om Ya. Tradisi  tersebut dilaksanakan tiap bulan ke 5 tanggal 16 tahun Imlek dan diikuti 108 marga suku Tionghoa.

Para warga Tionghoa secara keseluruhan mengikuti prosesi saat tongkang tersebut diarak ke tanah lapang sebelum dibakar. Iring-iringan juga diwarnai aksi para Tan Ki, yang memiliki kekuatan. Yakni memukul-mukul tubuh menggunakan parang dan batu yang diselimuti paku.

Sebelum replika tongkang dibakar, beberapa pejabat teras menaiki kapal sambil melambaikan tangan. Pejabat tersebut antara lain, Wakil Bupati Rohil, Ketua DPRD Rohil, Kapolres serta Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Riau. Lambaian tangan tersebut disambut teriakan warga tionghoa sambil membalas lambaian tangan. Sambil mengayunkan hionya, Acong ikut melambaikan tangan pada para pejabat tersebut.

"Yang jelas, saya tidak akan melewatkan moment yang bersejarah bagi saya. Kami baru bubar setelah melihat tiang tongkang ini jatuh ke arah mana. Buat kami, itu petunjuk untuk peruntungan rezeki tahun depan," kata Acong.

Sementara itu, Bupati Rokan Hilir Anas Mamun mengatakan, Bakar Tongkang tahun cukup semarak tak kalah dengan tahun lalu. Apalagi ditambah dengan agenda panjat pinang. Anas memrediksi, pengunjung tahun ini mencapai 40 ribu orang wisatawan dalam negeri dan asing. 

"Kita sangat senang dengan adanya ritual tahunan ini, Bagansiapiapi banyak dikunjungi wisatawan lokal maupun asing," lanjutnya.

Meningkatnya kunjungan wisata tentu dapat meningkatkan perekonomian masyarakat Rohil. Untuk itu, ia minta semua warga Rohil khususnya Bagansiapiapi turut menyukseskan acara ini di tahun berikutnya
________


Sidebar,

Gubernur Riau, Rusli Zainal saksikan bakar tongkang dari udara. Menggunakan helikopter, dua kali ia mengitari replika kapal tongkang yang berkobar. Saat diwawancara Tribun, ia mengatakan, perayaan ritual bakar tongkang tahun ini cukup meriah. Tak kalah dengan perayaan tahun sebelumnya.

"Saya selalu sempatkan menyaksikan acara ritual tahunan yang hanya ada di Bagansiapiapi ini," ucapnya, Sabtu (18/6).

Diakuinya meski tak ada pejabat pusat yang berkunjung ke Bagansiapiapi, namun tak mengurangi kehikmatan dan kemeriahan acara. Menurutnya selain sebagai ritual warga tionghoa Bagansiapiapi, acara ini menjadi kekayaan budaya Riau.

Dari segi pariwisata, acara bakar tongkang ini sudah dikenal hingga mancanegara. Kepada Tribun ia mengatakan, banyak wisatawan asing yang sengaja datang untuk menyaksikan acara ini. Saat ditanya perihal pengemasan, ia berpesan pada Pemkab Rohil untuk lebih mengemas acara lebih baik.

"Kalau bisa acara ini diikuti dengan agenda-agenda lain karena kita persiapkan Rohil sebagai daerah tujuan wisata," ucapnya dalam pidato sambutan di taman kota.

Menurutnya ritual bakar tongkang bisa menyatukan semua etnis yang ada. Ia mengaku takjub saat menyaksikan warga tionghoa yang mengenakan baju adatnya, namun menarikan, tarian melayu. Selain itu juga saat menyaksikan warga tionghoa menyanyikan lagu lancang kuning.

Kabbag Ops Polres Rohil, Kompol Haldun mengucapkan syukur dengan lancarnya prosesi ritual bakar tongkang. Ia mengatakan menerjunkan seluruh personel, dibantu Pol PP, Dishub dan Koramil.

Haldun mengatakan, Polres Rohil menerjunkan 235 personil untuk ditempatkan di titik strategis. Anggotanya ditempatkan di kantor koni, beberapa bank, lokasi bakar tongkang dan pusat keramaian.

"Syukur tidak ada kejadian tak diinginkan, hingga akhir acara, semua berjalan kondusif," tutupnya.

Powered by Telkomsel BlackBerry®

Jumat, 17 Juni 2011

Arak-arakan Kapal Tongkang Berlangsung Hikmat

Laporan, Wicaksana Arif Turbrilian

BAGANSIAPIAPI, TRIBUN - Tangan kirinya sesekali mengusap keringat yang membasahi kening. Lalu dikibaskan tangannya yang basah setelah mengusap keringat. Meski berpeluh keringat akibat kelelahan, dan terik matahari yang menyengat, langkah Oh Ya Kong tak gontai sedikitpun.

Sementara tangan kiri Kong sibuk menyibak peluh, tangan kanannya kokoh menggenggam tapal perahu atau tongkang. Diiringi tabuh genderang, mulutnya berteriak lantang "Hoyaaa." Pandangan mata Kong fokus kedepan.

Tongkang mulai dikeluarkan dari tempat pembuatan pukul 16. 15. Selanjutnya, tongkang diarak berkeliling di pusat kota Bagansiapiapi. Kapal dengan kerangka kayu dibalut kertas berwarna putih, ini digotong puluhan orang.

Start pengarakkan dari depan klenteng menuju jalan Perwira. Setelah itu, iring-iringan tongkang memasukki jalan Sentosa dan kembali ke Wihara Ing Hok Tiong. Menurut keterangan Kong, arak-arakan ini dimaksudkan untuk mengajak dewa-dewa berkeliling Bagansiapiapi.

Sebelum prosesi ini, warga yang melaksanakan rangkaian ritual bakar tongkang, melakukan prosesi Sang Thi Kong. Prosesi tersebut yakni dimaksudkan untuk mengundang Tuhan Ara.

"Sama seperti kepercayaan lain, prosesi ini yakni dimaksudkan mengundang dewa yang nantinya kita ajak berkeliling," ucapnya.

Setelah semua prosesi dan doa-doa selesai dipanjatkan, kapal tongkang dimasukkan ke halaman wihara. Untuk menjaga ketenangan ruh dewa-dewa, kapal itu ditutup dengan terpal warna biru. Menurut Kong, dari kepercayaan etnis Tionghua Bagansiapiapi bahwa dewa telah membawa para lelulur dengan selamat hingga sampai dan menetap di Kota Bagansiapiapi, akibat terjadinya perang saudara di Tiongkok beberapa ratus tahun lalu.

"Makna peringatan bakar tongkang yakni suksesnya para leluhur membawa keluarga mereka menetap di daerah perantauan hingga ini," lanjutnya.

Peringatan ini dilaksanakan pada 15-16 bulan 5 penangalan Imlek. Kewajiban perayaan ritual bakar tongkang diiyakan Thi Shung (48). Untuk kewajiban ini, ia bela-belain pulang kampung dari Jakarta. Ritual bakar tongkang baginya tak boleh dilewatkan. Meski harus rela tempuh jarak yang cukup jauh. Ataupun rela meninggalkan usahanya beberapa hari.

"Kepulangan saya ini untuk mendoakan leluhur," ucapnya pada Tribun, Kamis malam (16/6).

Dua hari lalu ia tiba dan langsung mempersiapkan segala kebutuhan dalam ritual. Ribuan lembar uang kertas, dupa, dan hasil bumi siap dibakar. Segala suatu itu dimaksudkan untuk mengiringi ruh leluhur di alam baka.

Tak hanya itu, ia juga melantunkan doa di hadapan para dewa supaya didengar dan dikabulkan. Bila tiba waktu menjalankan ritual bakar tongkang, bagaimanapun kondisinya, harus ia dijalankan. "Hati ini terasa tak tenang bila tak lakukan kewajiban ini," lanjutnya.

Bersama ribuan warga Tionghoa yang lahir dan tumbuh besar di Bagan Siapiapi melanjutkan prosesi pemanjatan doa. Diiringi tabuh genderang, ia bersama ribuan warga lain nampak hikmat melaksanakan ritual.

Jelang puncak prosesi undang dewa-dewa, warga Tionghoa ini lantas lakukan ritual pemanggilan dengan menghadap lima penjuru mata angin. Namun saat ditanya latarbelakang melakukan prosesi tersebut, Shung hanya menjawab seperti itulah yang diajarkan leluhur.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Pembukaan Ritual Bakar Tongkang

Laporan, Wicaksana Arif Turbrilian

BAGANSIAPIAPI, TRIBUNPEKANBARU.COM - Thi Shung (48) bela-belain pulang kampung dari Jakarta untuk langsungkan ibadah. Ritual bakar tongkang baginya tak boleh dilewatkan. Meski harus rela tempuh jarak yang cukup jauh. Ataupun rela meninggalkan usahanya beberapa hari.

"Kepulangan saya ini untuk mendoakan leluhur," ucapnya pada Tribun, Kamis malam (16/6).

Dua hari lalu ia tiba dan langsung mempersiapkan segala kebutuhan dalam ritual. Ribuan lembar uang kertas, dupa, dan hasil bumi siap dibakar. Segala suatu itu dimaksudkan untuk mengiringi ruh leluhur di alam baka.

Tak hanya itu, ia juga melantunkan doa di hadapan para dewa supaya didengar dan dikabulkan. Bila tiba waktu menjalankan ritual bakar tongkang, bagaimanapun kondisinya, harus ia dijalankan. "Hati ini terasa tak tenang bila tak lakukan kewajiban ini," lanjutnya.

Bersama ribuan warga Tionghoa yang lahir dan tumbuh besar di Bagan Siapiapi melanjutkan prosesi pemanjatan doa. Diiringi tabuh genderang, ia bersama ribuan warga lain nampak hikmat melaksanakan ritual.

Jelang puncak prosesi undang dewa-dewa, warga Tionghoa ini lantas lakukan ritual pemanggilan dengan menghadap lima penjuru mata angin. Namun saat ditanya latarbelakang melakukan prosesi tersebut, Shung hanya menjawab seperti itulah yang diajarkan leluhur.

Prosesi ritual ditutup tepat pukul 00.00. Seusai panjatkan doa, pembukaan ritual bakar tongkang resmi dibuka dengan pesta kembang api. Masyarakat Tionghoa nampak antusias saat dimanjakan dengan pemandangan pesta kembang api.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Kamis, 16 Juni 2011

Kemeriahan Rangkaian Perayaan Bakar Tongkang

Laporan, Wicaksana Arif Turbrilian

BAGANSIAPIAPI, TRIBUNPEKANBARU.COM - Ribuan warga kabupaten Rokan Hilir padati jalan Sentosa dan jalan Klenteng Bagansiapiapi, Kamis malam (16/6). Ribuan warga ini didominasi etnis Tionghoa. Mereka menyaksikan hiburan dalam rangkaian perayaan bakar tongkang.

Pesta tahun ini nampak meriah dengan kerlap-kerlip lampu hias dan lampion. Layaknya perayaan cap go meh, malam ini Rohil didominasi warna merah dan emas.

Bakar tongkang merupakan kepercayaan etnis Tionghoa Bagansiapiapi. Yakni peringati dewa yang telah membawa para lelulur dengan selamat tiba dan menetap di Kota Bagansiapiapi, akibat terjadinya perang saudara di Tiongkok beberapa ratus tahun lalu. Hal itu diutarakan warga setempat yang ikut meramaikan acara, Gunawan pada Tribun.

"Upacara peringatan atas dewa laut Ki Ong Yan dan Tai Su Ong. Keduanya merupakan sumber dua sisi, antara baik dan buruk, suka dan duka, serta rejeki dan malapetaka," ujarnya.

Puncak perayaan bakar tongkang akan dilaksanakan hari Sabtu (18/6). Ritual khas warga  keturunan Tionghoa Bagan Siapiapi ini digelar setiap tanggal 15 dan 16, bulan  kelima Imlek menurut hitungan kalender Cina.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Pemkab Komitmen Kurangi Angka Kemiskinan

Laporan, Wicaksana Arif Turbrilian

DURI, TRIBUN - Angka kemiskinan di Kabupaten Bengkalis, tergolong tinggi dan meningkat setiap tahunnya. Berdasarkan data BPS Bengkalis dan Provinsi, jika angka kemiskinan tahun 2010 capai 35 ribu jiwa. Guna menekan tingginya angka kemiskinan, Pemkab Bengkalis percayakan Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan, tekan angka kemiskinan.

"Pemkab Bengkalis tidak akan tinggal diam menyikapi persoalan kemiskinan yang
terjadi di daerah ini. Untuk itu, melalui Tim ini, diharapkan dapat bekerja secara maksimal dan mampu mengatasi serta menekan angka kemiskinan. Paling tidak setiap tahun angka kemiskinan di Kabupaten Bengkalis berkurang 10 persen," ujar Wakil Bupati Bengkalis Suayatno baru-baru ini.

Masih lanjutnya, kita juga telah gelar rapat bersama sejumlah SKPD yang tergabung dalam tim koordinasi penanggulangan kemiskinan di Kabupaten Bengkalis. Dalam rapat tersebut kita mengevaluasi infrastruktur yang ada agar lebih efektif dan efesien dalam rangka penanggulangan kemiskinan di Kabupaten Bengkalis kedepan. Tim ini langsung ia ketuai sendiri.

Tim sudah melakukan inventarisir seluruh data tentang kemiskinan. Yakni pendataan dan mengkelompokkan warga-warga miskin. Layaknya warga yang benar-benar tak memiliki mata pencaharian, memiliki mata pencaharian yang tidak tetap, dan lain sebagainya, disesuaikan dengan tingkat kemiskinan yang berbeda-beda.

"Selain itu kita mendata apakah kemiskinan itu terjadi akibat faktor infrastruktur, atau diakibatkan oleh faktor lain, seperti dipengaruhi oleh faktor pendidikan dan lain-lain," katanya.

Lanjut Suayatno, jika kemiskinan yang terjadi disebabkan faktor infrastruktur yang kurang memadai atau lain sebagainya, maka diupayakan membangun infrastruktur tersebut dengan baik. Namun jika disebabkan oleh faktor lain, maka diupayakan ditangani dalam program yang serius, seperti melakukan program pemberdayaan masyarakat, raskin, membangun rumah layak huni dan lain sebagainya. Untuk itu kedepan Pemkab akan mencoba memberikan peningkatan kesejahteraan masyarakat yang bergerak dibidang usaha kecil dan menengah dengan memberikan suntikan bantuan dana agar menjadi lebih mandiri.

Tim koordinasi penanggulangan kemiskinan, terdiri beberapa instansi atau dinas yang bersentuhan langsung dengan program yang bakal dilakukan. Dalam melaksanakan tugasnya, diharapkan benar-benar sesuai tugas pokok dan fungsi (tupoksi). Sementara untuk koordinasi, ada pada badan atau tim yang sudah dibentuk, supaya tercipta sinkronisasi program antara badan atau dinas (SKPD) yang ada didalamnya.

"Hal yang paling urgen dalam menanggulangi kemiskinan ini, terlebih dulu kita harus melakukan pemetaan wilayah kemiskinan. Sebab masing-masing wilayah (kecamatan), tidak sama masalahnya karena dipengaruhi oleh potensi wilayah atau daerah itu sendiri. Bahkan setiap temuan kemiskinan, tentu beda pula solusinya. Dan ini memang harus benar-benar dikaji secara matang," ucap Suayatno.

Bertujuan untuk memudahkan upaya penanggulangan kemisikinan dari tim koordinasi yang ada ini lanjut wakil bupati, juga dibentuk lima koordinator atau bidang kerja yang memiliki tugas dan tanggungjawab masing-masing. Koordinator yang dibentuk terdiri dari koordinator kelompok program bantuan dan perlindungan sosial, koordinator pemberdayaan masyarakat, koordinator UMKM, koordinator infrastruktur dan koordinator program dan evaluasi.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Rasyid Upayakan PSB Sesuai Ketentuan

Laporan, Wicaksana Arif Turbrilian

DURI, TRIBUN - Kepala UPTD Pendidikan Kecamatan Mandau, M Rasyid berkomitmen tak akan kirim memo ke kepala sekolah negeri berkaitan penerimaan siswa baru (PSB). Dirinya akan mengusahakan sekuat tenaga menjaga kejujuran dalam seleksi penerimaan siswa baru. Menghadapi permasalahan yang ada, dirinya merasa sedikit dilema.

"Mudah-mudahan tidak sampai ada memo-memo yang dikirim ke sekolah-sekolah," ucapnya, Kamis (16/6).

Berdasarkan keterangan yang dihimpun Tribun menyoal permalahan kecurangan dalam PSB, beberapa kepala sekolah mengeluhkan desakan memo dari para pejabat, LSM hingga wartawan. Menanggapi keluhan klasik tersebut, yang bersangkutan, belum memiliki formula khusus.

Yang bersangkutan hanya bisa mengupayakan PSB berjalan sesuai aturan. Bila ada penumpukkan peminat di sekolah-sekolah negeri, yang bersangkutan hanya menganjurkan untuk tetap mengikuti peraturan yang telah diberlakukan. "Bila ada penambahan daya tampung, sebaiknya tetap menggunakan skema ranking untuk menyeleksi," lanjutnya.

Sedangkan saat Tribun tanyakan, dilema yang dihadapi Wakasiswa SMAN 4, Boy Rahmat yang sekolahnya jauh dari kota, sementara warga sekitar sekolah yang ingin melanjutkan studinya tak lolos seleksi, Rasyid tertegun. Tak lama, ia mengatakan, memang penerimaan siswa lebih diprioritaskan warga sekitar.

Namun bila dengan menggunakan sistim rangking calon siswa tak juga lulus, Rasyid menganjurkan untuk masuk sekolah-sekolah swasta. "Tak perlu ngotot ingin masuk sekolah negeri bila memang tak lolos seleksi," ujarnya.

Ia melanjutkan, kejadian seperti itu, yang banyak menjadi perdebatan. Sementara kapasitas penerimaan sekolah bersubsidi terbatas dan harus tepat sasaran. Dilema seperti inilah yang harus dipecahkan solusinya. Dirinya mengaku akan terus memberikan penjelasan pada kepala sekolah untuk menjalankan PSB sesuai ketentuan yang berlaku.

Tapi yang bersangkutan mengatakan akan terus mengupayakan mencarikan solusi yang tepat. Jangan sampai wajib belajar 12 tahun tak terealisasi, mereka harus tetap sekolah. "Kendalanya memang, sekolah swasta yang ada di Mandau belum semua memiliki daya jual yang mumpuni," lanjutnya.

Ia mengajak semua kalangan, untuk membenahi permasalahan ini. Bagaimana pemecahan yang tepat. Sebelum akhiri perbincangan, Tribun pastikan lagi, bapak tak akan menanggapi memo-memo yang beredar meski dari Unsur Pimpinan Kecamatan (Upika), LSM atau Wartawan? Yang bersangkutan tersenyum.
Powered by Telkomsel BlackBerry®