Jumat, 11 November 2011

11/11/2011 Buat Harga Sayur Melambung

Laporan, Wicaksana Arif Turbrilian

DURI, TRIBUN - Memasuki musim hujan, harga sayuran di pasar tradisional Kota Duri naik cukup signifikan. Kenaikan harga disebabkan terlambatnya pasokan dari sentra sayuran. Hal ini dikarenakan hujan yang terus mengguyur beberapa hari belakangan. Selain itu akibat tingginya curah hujan, sebagian tanaman yang siap panen justru mengalami kerusakan bahkan mati.

"Pengiriman sayuran sering terlambat, padahal permintaan tinggi karena banyak orang menggelar hajatan," kata pedagang sayur di Pasar Dewi Sartika, Duri, Astuti, Jumat (11/11).

Tak tanggung-tanggung, kenaikan harga sayuran ini cukup membuat pedagang dan pembeli tercengang karena melonjak hingga 3 kali lipat. Sawi putih yang sebelumnya Rp 2 ribu per kilogram, kini menjadi Rp 4 ribu per kilogram. Kembang kol tembus harga Rp 8 ribu, padahal sebelumnya hanya Rp 5 ribu.

Demikian juga dengan wortel naik dari Rp 6 ribu per kilogram menjadi Rp 7 ribu per kilogram. Mentimun naik dari Rp 3,5 ribu menjadi Rp 5 ribu. Untuk tomat dengan kualitas bagus mencapai Rp 8 ribu per kilogram. Padahal sebelumnya hanya Rp 3 ribu per kilogram.

Sedangkan harga kubis naik, tetapi tak begitu tajam, yaitu dari Rp 3 ribu menjadi Rp 3,5 ribu per kilogramnya. Astuti mengatakan, kenaikan ini terjadi di hampir seluruh jenis sayuran.

Rekan seprofesi Astuti di pasar, Haryati menambahkan, kenaikan harga sayuran itu dipicu permintaan masyarakat tinggi. Namun persediaan terbatas. Permintaan tinggi karena banyak masyarakat Duri yang memanfaatkan tanggal 11-11-2011 untuk menggelar hajat pernikahan.

Diperparah, kerusakan tanaman sayuran terjadi di beberapa sentra sayur, seperti daerah Sumatera Barat (Sumbar) dan Sumatera Utara (Sumut). Pasalnya, saat ini di beberapa daerah di Sumbar tidak lagi bisa ditanami sayuran, karena banjir. Padahal beberapa daerah tersebut merupakan sentra sayuran.

"Persediaan sayuran kami terbatas karena pasokan terhambat," kata Haryati.

Lonjakan harga sayuran itu ternyata tak selalu menguntungkan pedagang. Beberapa pedagang justru mengalami kerugian akibat kenaikan itu. Seperti yang dialami oleh Hadi, salah satu pedagang di Pasar Mandau Raya.

Sayuran yang ia jual banyak yang terkena air hujan saat pengiriman dan di pasar. "Daya tahan sayuran kalau sudah terkena air hujan jadi tidak kuat, ada yang busuk dan kualitasnya tidak bagus," katanya.

Ia mencontohkan, sayuran jenis kembang kol yang biasanya satu keranjang laku Rp 50 ribu, saat ini hanya laku Rp 13 ribu akibat pembusukan sayuran. Selain Hadi, beberapa warga yang ditemui sedang berbelanja pun mengeluhkan kenaikan harga sayur. Warga kelurahan Babussalam, Emi mengeluhkan kenaikan harga-harga sayuran tersebut.

"Biasanya bila ke pasar, saya cukup membawa uang Rp 50 ribu. Namun hari ini saya belanja, hanya mendapat beberapa jenis sayur saja. Padahal biasanya dengan uang segitu (Rp 50 ribu/red) bisa membeli sayur dan bahan makanan lain," ucapnya.

Powered by Telkomsel BlackBerry®

Tidak ada komentar:

Posting Komentar