Kamis, 03 November 2011

Jangan Remehkan Pesan Dari Tuhan

Laporan, Wicaksana Arif Turbrilian

DURI, TRIBUN - Ironi dan sangat memilukan, melihat peristiwa gizi buruk di Duri. Empat kali kasus kelahiran bayi cacat terjadi secara beruntun di Duri. Dan empat kali pula dokter menyatakan penyebab kelainan ini adalah faktor gizi. Dari keempat bayi tersebut, tak ada satu pun yang bisa diselamatkan. Siti Arrahma penderita Ectopia Cordis atau jantung berada di luar tubuh. Ahmad dan Samuel penderita Gastrokisis. Belum lama keduanya dijemput yang maha kuasa.

Tak lama rentang waktu dengan kelahiran Siti, tepatnya Jumat (16/9), lahir bayi tanpa hidung dan dinding mulut di desa Harapan Baru, Mandau. Kelainan ini dikenal dalam istilah medis, labio genato palato schisis. Buah hati pasangan Wagiman dengan Kasmi ini juga meninggal dunia. Bayi yang belum sempat diberi nama itu menghembuskan napas terakhir di RSUD Arifin Ahmad. Rentetan kejadian ini terjadi dalam dua bulan belakang.

Peristiwa demi peristiwa ini mengundang perhatian berbagai kalangan. Satu di antaranya, anggota komisi II DPRD Bengkalis, Azmi R Fatwa. Pada Tribun, yang bersangkutan mengatakan, mungkin ini isyarat dari tuhan, Kamis (3/11). Mungkinkah karena sudah terlalu besar dosa warga Bengkalis, sehingga diberi cobaan seperti ini.

"Inilah tanda-tanda kekuasaan Tuhan. Mungkin Tuhan marah dan mengingatkan Bengkalis untuk lebih baik dalam menjalankan pemerintahan," ucapnya.

Lanjutnya, pemerintah dan seluruh stake holder yang bertanggungjawab harus duduk bersama. Baik itu pemerintah, praktisi kesehatan, akademisi dan kalangan intelektual harus memikirkan untuk mencari penanggulangannya. Dari stake holder tersebut diharapkan dapat menghasilkan solusi pencegahan kejadian ini terulang.

Sungguh ironis dan memilukan, di negeri yang kaya ini terjadi gizi buruk. Kakayaan alam berlimpah namun memuai entah ke mana. Penghasilan dari migas dan perkebunan, tak menjadi jaminan kesehatan masyarakat.

Sudah saatnya pemerintah lebih peka terhadap apa kebutuhan masyarakat. Jangan sampai, masyarakat Bengkalis diibaratkan Ayam yang mati di lumbung padi. Artinya, segala kebutuhan hidup tersedia di Duri, kekayaan alam berlimpah, namun masih ada masyarakatnya yang mengalami gizi buruk.

Selain itu, Azmi mengatakan, kecenderungan tingkat kemiskinan di Bengkalis periode sekarang justru meningkat. Kecenderungan ini nampak dari pengelolaan anggaran yang kurang maksimal. Belanja pembangunan fisik yang dilalukan pemda Bengkalis ia nilai lamban. Anggaran yang seharusnya bisa menjadi pemasukan warga, ini harus tertahan hingga akhir tahun.

Maka itu ia mengatakan, pengerjaan pembangunan harus ditinjau ulang. Selain itu, bila akan melakukan pembangunan lagi, harus dilakukan perencanaan yang matang. Maksudnya, serapan APBD bisa dinikmati masyarakat.

"Termasuk juga pembangunan yang dilakukan pemkab Bengkalis, harus bisa menyentuh seluruh warganya. Baik itu yang diperkotaan maupun yang hidup di pinggiran," tukasnya.


Powered by Telkomsel BlackBerry®

Tidak ada komentar:

Posting Komentar