Rabu, 23 November 2011

Petugas Kewalahan Tangani Sampah di Pinggir

Laporan, Wicaksana Arif Turbrilian

PINGGIR, TRIBUN - Dengan kekuatan hanya 18 anggota, UPTD Pasar, Kebersihan dan Pertamanan Pinggir, mengaku kewalahan. Hal ini dikarenakan area kecamatan Pinggir yang sangat besar. Jumlah itu pun harus dibagi dua wilayah. Yakni wilayah pengakutan sampah di dua tempat yang berbeda masing-masing di Kelurahan Titian Antui dan Desa Pinggir.

Belum lagi, petugas kebersihan ini tidak dibekali peralatan yang memadai. Dari dua wilayah tersebut, hanya menggunakan satu kendaraan operasional pick-up. Armada pengangkut sampah ini bekerja di Pasar Pagi Sebanga dan Pasar Pagi Desa Pinggir. Hal ini tentu tak mampu melayani sampah yang dihasilkan masyarakat.

"Kami sangat kewalahan untuk melayani dua tempat sekaligus dalam pengakutan sampah. Hal ini disebabkan armada yang tidak memadai. Kendaraan operasional yang digunakan hanya satu dan itu bukan armada sampah namun mobil pick-up kecil, "sebut Kepala UPTD Pasar Kebersihan dan Pertamanan Kecamatan Pinggir, Drs H Syafruddin MSi kepada Tribun, Rabu (23/11).

Dikatakan Syafruddin upaya pengajuan permintaan armada angkut sampah sudah dilakukan sejak tahun 2007 lalu. Akan tetapi belum ada realisasi sampai sekarang. Keinginan untuk mendapatkan armada jelas dibutuhkan bagi penanganan sampah dari tempat yang sudah ditentukan ke TPA Semunai.
 
Sementara itu, Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Kecamatan Pinggir, disebutkan Syafruddin masih menumpang dan menggunakan lahan PT CPI. Lokasi itu berada di turunan Semunai, Desa Pinggir, Kecamatan Pinggir. Lokasi itu juga berada di bawah Power Line PT CPI.

"Sampah organik dan sampah anorganik sama-sama ditumpukkan satu saja di dalam sebuah lubang galian," katanya.

Namun, pihaknya mengaku harus siap bertanggungjawab atas amanah ini. Apalagi pekerjaan pengelolaan sampah merupakan kegiatan baik. Jika bukan kita semua, lalu siapa lagi yang akan peduli dengan kebersihan.
Tetapi, pihaknya juga meminta seluruh elemen masyarakat yang ada di kecamatan Pinggir untuk turut berpartisipasi. Setidaknya, masyarakat dapat mengelola sampah yang diproduksi. Yakni memisahkan antara sampah organik dan anorganik. Sekali lagi ia menegaskan, penanganan sampah merupakan tugas seluruh masyarakat. Pemerintah hanya berupaya mengelola sampah yang diproduksi.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Tidak ada komentar:

Posting Komentar