Senin, 21 November 2011

Selamat Tinggal Rahmat

Laporan, Wicaksana Arif Turbrilian

DURI, TRIBUN – Rahmat akhirnya hembuskan napas terakhir, Senin (21/11) dini hari pukul 01.00. Tak sampai dua hari Rahmat tutup usia. Penderita Anencephaly atau tempurung kepala tak terbentuk ini kondisi tubuhnya terus menurun pascapersalinan. Ia dijemput sang Kuasa di ruang Perinalogi, RSUD Duri. Beberapa jam sebelum kepergian Rahmat, Tribun telah melihat tanda-tanda kepergiannya tak lama.

Saat Tribun rekam kondisi terakhir Rahmat, kaki dan tangannya sudah membiru. Rona mukanya pun sudah tak cerah. Napasnya sesekali terengal-engal. Padahal selang onksigen tak pernah berhenti mengalirkan oksigen.

Saat itu ayahnya, Erizal tak begitu menghiraukan kondisi anaknya yang sudah membiru. Pria yang akrab disapa Panjul itu sempat pulang ke rumah. Semalaman ia sudah menjagai anak ketiganya.

"Saya sempat pulang mandi dan sejenak melihat kondisi istri yang kebetulan juga baru pulang dari rumah bersalin," ucapnya sembari menahan tangis, Senin (21/11).

Kala itu, yang berjaga di RSUD Duri, digantikan kakak ipar Panjul, Ikas. Tak lama ia membaringkan badan di tempat tidur, telepon sudah kembali berdering. Kabar tak sedap dari balik telepon. Rupanya, kondisi Rahmat sedang kritis.

Dan sekitar pukul 01.00 dini hari, Rahmat dinyatakan tak bernyawa. Tak menunggu lama setelah kepergian bayi berbobot 3,3 kg ini langsung dipulangkan ke rumah duka. Dan sekitar pukul 10.00 pagi harinya, Rahmat disemayamkan.

"Kami sekeluarga harus tabah menerima kenyataan ini. Mungkin ini merupakan jalan yang terbaik bagi Rahmat," ucapnya sambil mengusap air mata.

Lanjutnya, mungkin bila Rahmat bisa diselamatkan pun, kondisinya akan terus lemah. Karena, kepalanya tak memiliki tengkorak. Kami berusaha tabah menerima ini semua. Karena dari beberapa dokter yang sudah melihat kondisi Rahmat, semua mengatakan, kami harus tabah.

Dari situlah, Panjul berusaha menentramkan diri. Pria yang berprofesi sebagai supir oplet ini mengaku hanya bisa berbuat yang terbaik untuk mengupayakan keselamatannya. Selebihnya, Panjul mengaku akan terus mendoakan anak ketiganya, supaya diberikan tempat terindah di sisiNya.

Rahmat disemayamkan di pemakaman Karang rejo km 3,5. Semua sanak saudara, kerabat dan tetangga sekitar turut mengiringi kepergian Rahmat di pemakaman.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar