Minggu, 06 November 2011

Tak Pulang Tiga Hari Ternyata Sudah Bertitle ALM

Laporan, Wicaksana Arif Turbrilian

DURI, TRIBUN - Derai air mata pun terjadi saat Ngatino dan keluarga memastikan mayat yang terbaring kamar mayat RSUD Duri merupakan anaknya. Warga jalan Cumi-cumi RT 4 RW 4 Babussalam, Mandau ini mengatakan sudah tiga hari anaknya tak pulang. Selama itu ia sudah melakukan pencarian di tempat-tempat anaknya biasa main. Begitu pula ia tanyakan ke sekolah tempat anaknya menuntut ilmu.

"Saat ditanyakan ke kawan-kawan dekatnya, mereka bilang tak tahu. Saya juga sudah berusaha mencari ke sekolah, namun mereka semua tak tahu keberadaan Risky," ucap Ngatino, Sabtu (5/11).

Sehari setelah kehilangan anaknya, tepatnya hari Kamis (3/11) Ngatino mencoba menghubungi sekolah tempat Riski menuntut ilmu. Kala itu dengan segala upaya ia berusaha mencari anak kesayangannya. Risky Huda Awali Putra (13) tercatat sebagai siswa kelas VIII 8 SMPN 8 Mandau. Menurut kepala SMPN 8 Mandau, Tengku Naima, kesehariannya Risky merupakan siswa yang baik dan patuh.

Ia tak pernah melakukan perbuatan yang mengganggu ketertiban umum ataupun kenakalan layaknya teman sebayanya. Lanjut Naima, tiap hari Risky selalu diantar dan dijemput orangtuanya ke sekolah. Naima mengaku kaget, kejadian ini ternyata menimpa anak didiknya yang ia sayangi.

"Ya meski Risky bukan anak yang memiliki prestasi yang menonjol, namun ia merupakan siswa yang baik. Penurut dan tak pernah membuat gurunya kesal atau melanggar hukum. Orangtuanya pun sangat perhatian dan bertanggungjawab terhadap Risky," ucap Naima pada Tribun.

Saat Naima mengetahui kabar ketidakpulangan Risky ke rumah, kontan ia menanyakan pada sahabatnya di kelas. Dari sahabat karib Risky didapat keterangan berbagai aktifitas terakhir yang mereka lakukan. Perihal nama sahabat Risky, Naima mengaku tak bisa menyebutkan. Ia beralasan, takut mengganggu kondisi psikis yang bersangkutan, bila dipublikasi. Selain itu, kasus ini masih ditangani polisi.

Lalu Naima menceritakan kronologis yang ia dapat dari sahabat sekelas Risky. Kala itu hari Rabu, setelah mengikuti ujian Matematika di sekolah, seluruh siswa dipulangkan lebih cepat. Risky dan dua temannya lantas pulang ke rumah. Dari sahabat dekat Risky mengatakan, merencanakan acara perpisahan atas kepergian teman satunya lagi yang hendak ke Aceh.

"Risky lantas menghubungi kedua temannya tersebut untuk bertemu di warnet. Kebetulan kala itu hujan lebat mengguyur Duri. Tak lama mereka berkumpul di warnet untuk perpisahan seorang teman yang hendak pindah ke Aceh," lanjut Naima.

Sahabat Risky yang juga teman satu kelas ini mengatakan, setelah berkumpul lumayan lama, Risky lebih dulu meninggalkannya bersama teman satunya lagi. Ia mengaku tak tahu Risky pergi kemana. Kala itu Risky hanya mengaku hendak pulang ke rumah.

Kedua temannya itu tak curiga dengan keanehan yang dialami Risky. Kenapa tiba-tiba dia meninggalkan keduanya. Padahal kala itu baru sekitar pukul 14.30. Kondisi cuaca pun sedang hujan lebat. Kala itu Risky tak menggunakan kendaraan apapun.

"Itulah yang diceritakan sahabat Risky kala terakhir kali bertemu. Menurut keterangan guru-guru dan staf kami pun, tidak ada kejadian apapun padanya di sekolah," tambah Naima.

Lanjut Naima, yang mengejutkan, pada hari Jumat, saya menerima telepon dari orangtua Risky, bilang sudah bertemu anaknya tapi dengan kondisi menyedihkan. Risky ternyata sudah terbujur kaku di kamar mayat RSUD Duri. Sekarang temannya yang satu lagi sudah berangkat ke Aceh, jadi tak bisa dimintai keterangan darinya.

Menurut keterangan Kapolsek Mandau, AKP Devy Firmansyah melalui Humas, AIPTU Joko Utomo, jenazah Risky ditemukan hari Jumat (4/11). Jenazah Risky ditemukan warga, terapung di aliran sungai Sei Pudu jalan Rangau km 5 Kelurahan Pematang Pudu, Mandau sekitar pukul 14.30.

Orang yang pertama kali menemukan jenazah Risky, yakni warga jalan Rangau km 5 RT 2 RW9 kelurahan Pematang Pudu, Miswandi (35). Kala itu ia hendak mencari rumput untuk makanan ternak. Namun di aliran sungai, ia melihat sesosok tubuh remaja terlentang. Belakangan diketahui identitasnya bernama Risky. Saat ditemukan, Risky mengenakan kaus oblong dan celana jeans berwarna biru.

"Mengetahui hal itu, Miswandi langsung melapor ke ketua RT setempat. Setelah itu ketua RT tersebut langsung melapor ke Pos Pol Petani. Dan dari laporan tersebut, langsung diteruskan ke Polsek Mandau," sebut Joko.

Lanjut Joko, Kanit Reskrim Polsek Mandau Ipda Pinten Bagus, bersama anggota piket meluncur ke TKP. Dan jenazah langsung dilarikan ke RSUD Duri. Dari hasil olah TKP sementara tidak ditemukan tanda - tanda kekerasan di tubuh korban. Dan sebab meninggalnya korban belum diketahui. Di RSUD langsung dilakukan visum terhadap jenazah.

Mengetahui penemuan mayat tersebut, orangtua korban, Ngatino langsung mendatangi Mapolsek. Setelah dijemput dari RSUD, jenazah Risky langsung dikebumikan keesokanharinya.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Tidak ada komentar:

Posting Komentar