Jumat, 02 Maret 2012

Berubah Jadi Lebih Kasar Sama Adik

Laporan, Wicaksana Arif Turbrilian

..Sambungan berita Rindu Teman Lama..

Mendengar kabar adanya tindak pidana pelecehan seksual terhadap 16 bocah di bawah umur, Harian Pekanbaru MX menilai bahwa ada sesuatu yang menarik dan layak untuk dikupas secara lebih dalam. Melalui pimpinan redaksi, Pekanbaru MX pun menurunkan tim untuk menguak tabir di balik kasus ini. Peristiwa itu terjadi di wilayah hukum Polsek Kandis. Saat tim Pekanbaru MX menyambangi Mapolsek Kandis, Kanit Reskrim, Iptu Riko Sanjaya SH melalui penyidik, Brigadir Darma Sembiring menerima kedatangan tim Pekanbaru MX.

Yang bersangkutan pun secara kooperatif memberikan data-data yang tim butuhkan. Termasuk mengizinkan tim untuk melakukan wawancara langsung dengan tersangka kasus pelecehan seksual tersebut. Yang mengesankan yakni saat Brigadir Darma menawarkan tim Pekanbaru MX untuk bersama-sama menjumpai korban dan ke lokasi terjadinya tindak pidana tersebut.

Bersama Brigadir Darma, tim meluncur ke lokasi sekitar pukul 13.00, meninggalkan Mapolsek Kandis. Dari Mapolsek Kandis perjalanan menuju ke arah Duri. Diperkirakan berjarak 1 km dari Mapolsek, sebelah kanan jalan ada jalan Sunan Syarif Kasim. Akses jalan terdekat menuju dusun Kandista yakni melalui jalur ini.

10 menit berselang, melintasi Jalan Sunan Syarif Kasim, tim harus melalui jalan terjal. Ya, jalan yang dibangun perusahaan minyak raksasa dunia, Chevron. Kondisinya cukup parah. Jalan bergelombang dan terjal. Menurut Brigadir Darma, kita akan melintasi jalan ini sekitar 30 km lagi. Untuk sampai di lokasi, butuh waktu sedikitnya 45 menit dari Mapolsek.

"Inilah jalur terdekat menuju lokasi. Dan bila petang tiba, jalur ini rawan perampokan. Sempat dahulu di jalur ini, ada penemuan mayat di semak-semak," tambahnya.

Benar saja, jalan yang tim lalui merupakan areal perkebunan sawit PT Ivomas Tunggal ini memang sunyi. Lalulalang kendaraan sangatlah jarang. Kanan dan kiri jalan hanya pepohonan sawit. Dan sekitar 50 menit berselang, kami pun tiba di lokasi.

Hunian yang pertama tim singgahi yakni kediaman ketua RW 01 dusun Kandista, Desa Blutu, Kandis, Siak. Untung saja tuan rumah ada di tempat. Ketua RW 1, Pardamian Harahap ini pun memersilahkan kami untuk masuk. Dengan tak mengulur waktu, kami kembali berjalan menuju kediaman korban.

Tujuan pertama yakni yang menjadi korban pertama,Wr (12). Saat dijumpai tim Pekanbaru MX dia sedang asik main kelereng. Layaknya anak seusianya, Wr juga berkelakuan sama. Masih suka bermain. Belum ada kepikiran bagaimana menjalani masa depan kelak. Mengenakan seragam kebanggaan club sepak bola dari kota kembang, Persib Bandung, ia nampak riang. Meski kala itu cuaca sangat terik.

Didampingi kedua orangtua korban, tim mencoba berinteraksi dengan korban. Ayah korban, T (43), dan ibunya, Ma (42) membantu kami untuk berinteraksi. Anak pendiam ini tak banyak bersuara. Pertanyaan tim selalu ditegaskan orangtuanya. Selanjutnya ia baru mau menjawab. Kala itu W menceritakan bagaimana awal mula dirinya mau melakukan hal itu. Pada ibunya, ia mengaku tak pernah dipaksa ataupun diancam tersangka RT.

"Bila sedang tak mau, dia (RT) selalu menarik-narik baju kita. Tapi yang bersangkutan tak pernah memaksa atau mengancam bila kita tak mau. Hanya saja, kita didesak-desaknya terus," ucap W pada Pekanbaru MX.

Menurut orangtuanya, W tak ada perubahan sifat yang mencolok. Keduanya berharap, anak kedua dari tiga bersaudara ini anak tumbuh normal. Untuk mengantisipasi kejadian yang tak diinginkan, layaknya, anaknya berubah sikap lebih feminim, T dan Ma memberikan kesibukan baru yang lebih maskulin pada anaknya. Layaknya mainan yang lebih cocok untuk laki-laki.

Perubahan yang cukup dominan pada diri W, yakni, sering meludah. Untuk tingkah lakunya, masih tergolong normal. Namun orangtuanya sedang menunggu hasil dari tes yang dilakukan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) beberapa hari yang lalu.

Perubahan sikap yang cukup mencolok yakni terjadi pada korban RB (11). Siswa kelas V SDN 14 ini diakui orangtuanya, YB (32) dan ET (27) agak sedikit lebih kasar pada adiknya. Kedua mengatakan, sebelum kejadian itu, RB sayang sama adiknya, I (9). Berdasarkan informasi yang didapat Pekanbaru MX, RB merupakan satu dari empat korban terbanyak diperdaya tersangka.

Bocah yang rumahnya bersebelahan dengan tersangka ini sebelumnya tak ada curiga. Namun, setelah sekali mau diajak jaln-jalan. Tersangka mulai berlaku tak senonoh. Bahkan kepadanya, pelaku sempat meminta RB dan Jo mememuaskan nafsu bejatnya. Bocah ini dibujuknya melakukan oral seks secara bersamaan.

"Selain kasar, anak saya juga lebih serih meludah dan terkadang mual-mual. Tambah lagi, sekarang dia jadi jarang makan. Dia mengatakan, tak selera atau jijik," tambah YB.

YB juga berjanji akan menjaga anaknya baik-baik. Selain itu, ia mengatakan, akan mengajarkan mana yang boleh dilakukan dan mana yang tak boleh dilakukan. Termasuk mengajarkan apa yang harus dilakukan jika menemui hal semacam ini lagi.

...Bersambung
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Tidak ada komentar:

Posting Komentar