Rabu, 23 Maret 2011

Biopori Bisa Jadi Solusi Genangan Air

Biopori Bisa Jadi Solusi Genangan Air

PEKANBARU, TRIBUN - Siswa SMAN 8 manganggap lubang resapan biopori bisa jadi solusi gelangan air yang kerap terjadi di Pekanbaru. Ide mahasiswa IPB membuat biopori untuk dilanjutkan dengan memberikan penyuluhan pada masyarakat.

Siswa kelas 11 IPA 1, Yoshe Larissa Ulfa mengatakan, manfaat teknologi alternatif ini sangat banyak. Selain sebagai solusi genangan air, juga bisa menjadi tempat pembuatan kompos.

Pelajar yang kerap memberikan pelatihan ke masyarakat ini mengatakan, tanaman yang tumbuh di dekat lubang pori jauh lebih subur ketimbang yang tidak di dekat lubang biopori. Hal ini telah dipraktekkan di sekolahnya.

Untuk menghasilkan kompos, masyarakat dapat membuang sampah organik kedalam lubang biopori tersebut. Diamkan selama dua minggu. Dengan sendirinya akan memberi hara yang dibutuhkan tanaman.

Rekan sekelas Ulfa, Nisa Addina menambahkan, sampah-sampah yang terkumpul di dalam lubang biopori tersebut akan terurai dan membuat pori-pori kecil dalam tanah. Itu yang memberikan oksigen dapat lebih banyak terkandung dalam tanah.

Kedua siswi yang telah menjadi penyuluh sejak kelas 10 ini merasa senang karena dapat langsung berkontribusi untuk masyarakat Pekanbaru. Hampir tiap bulan pihaknya memberikan penyuluhan kepada masyarakat.

"Sejak awal masuk SMA sudah diajarkan untuk jadi penyuluh, sangat senang apalagi Februari lalu bisa memberikan penyuluhan di kantor walikota," kata Ulfa.

Kedua siswi yang tergabung dalam ekstra kurikuler Ecological Youth Environment Source (EYES ) ini juga mengajarjarkan bagaimana membuat lubang biopori. Lubang biopori dibuat dengan bor biopori. Kedalaman lubang cukup satu meter, lalu di permukaan tanah diberi peralon setinggi 20 cm.

Hal ini dimaksudkan untuk menangkal guguran tanah kedalam lubang. Kedua siswi ini memersilahkan bagi siapapun yang akan mendapatkan penyuluhan. "Langsung saja layangkan surat ke sekolah bila ingin mengajukan penyuluhan," ujar Ulfa.

Sedangkan untuk mendapatkan alat bor biopori, SMAN 8 menyediakannya bagi masyarakat yang membutuhkan. Bor seharga Rp 180 ribu bisa dibeli di sekolah. "Jangan dilihat dari harganya, namun dapat memberikan banyak manfaat," Ucap Nisa.

Kepala SMAN 8, Nurfaisal mengatakan, kami menganggap penting memberikan sosialisasi tentang manfaat menerapkan biopori. Maka dari itu kami agendakan secara rutin untuk memberi penyuluhan bagi masyarakat.

Selain itu, melalui program ini juga pihaknya menilai dapat mendidik siswa untuk lebih peka terhadap lingkungan. "Sengaja kami arahkan siswa untuk memberikan penyuluhan secara langsung kepada masyarakat yang membutuhkan," lanjutnya.

Namun belakangan, banyak instansi yang justru meminta untuk diberikan penyuluhan penerapan biopori ini. Pertengahan Februari lalu, SMAN 8 diminta memberikan penyuluhan di kantor Walikota. (Cr12)
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Tidak ada komentar:

Posting Komentar