Rabu, 30 Maret 2011

UIR Jual Produksi Pertanian Siswa Magang

Laporan, Wicaksana Arif Turbrilian

PEKANBARU, TRIBUN - Fakultas Pertanian UIR gelar acara penjualan perdana buah melon hasil produksi siswa SMKN Kuala Cenahu, Indragiri Hulu. Penjualan perdana tersebut diresmikan oleh Rektor UIR, Detri Karya, Rabu (30/3). Pada kesempatan tersebut, Detri juga mengawali pembelian buah melon dan beberapa hasil produksi lain yang di pajang.

Setelah rektor berbelanja, diikuti oleh beberapa pejabat kampus beserta staf. Dalam pidatonya, Detri mengatakan, dari dulu hingga sekarang, profesi petani masih dianggap sebelah mata. Ia merasa punya kepedulian merubah citra tersebut. Baginya, petani merupakan manusia yang sangat berjasa atas kelangsungan hidup orang banyak.

"Tanpa petani, sehebat apapun orang tidak akan bisa hidup," ujarnya.

Masih menurutnya, petani itu memiliki rasa disiplin yang tinggi. Ia harus memperhitungkan kapan waktu tanam dan memberi pupuk yang tepat. Sedikit saja lengah atau terlambat, maka tanamannya bisa mengalami gagal panen. Maka dari itu, sesungguhnya, petani itu bisa dikatakan pahlawan. Karena memberi penghidupan bagi banyak manusia.

Melalui langkah ini, Detri berharap supaya tidak hanya ada agenda penjualan perdana, namun bisa dilanjutkan berkelanjutan. Ia mengatakan puas atas hasil produksi 15 siswa SMKN Kuala Cenahu. Hasil produksi lain yang dijual yakni, buah durian montong, sayur organik, bibit ikan nila, bibit ikan patin, bibit ikan lele, pupuk organik dan bibit pohon durian.

Dekan Fakultas Pertanian UIR, Rosyadi mengatakan, ke-15 siswa ini memang ditempa di UIR, supaya bisa belajar secara maksimal. Ia menganjurkan menanam melon juga dikarenakan, sifat dasar buah ini tergolong susah perawatannya. Selain itu, nilai ekonominya cukup menjanjikan. Modal yang dikeluarkan tidak begitu besar, namun bisa menghasilkan keuntungan yang lumayan.

Dalam areal tanah 20x50 meter, dapat ditanam hingga 600 batang pohon melon. Dan bila sekali panen, bisa menghasilkan keuntungan hingga Rp 24 juta. Sedangkan modal yang dikeluarkan hanya berkisar Rp 4 juta. Dengan catatan, memproduksi pupuk sendiri. "Kebetulan, UIR sudah memiliki alat pembuat kompos berkapasitas 1,6 ton/jam, jadi tidak perlu mengeluarkan biaya untuk pupuk," ucapnya.

Untuk mencapai masa panen, buah melon hanya butuh waktu dua bulan. Ditambah masa semai dua minggu, jadi diperkirakan sekitar tiga minggu sudah dapat menikmati hasilnya. Kegiatan magang siswa SMK ini tidak hanya menanam melon, melainkan ikut pula membiakkan ikan lele, patin, nila dan selais. Detri berharap, selepas kegiatan magang tersebut, para pelajar ini dapat menerapkan ilmu yang didapat di kampung halaman masing-masing.

Powered by Telkomsel BlackBerry®

Tidak ada komentar:

Posting Komentar