Jumat, 25 Maret 2011

Lias Serius Berlatih Demi Medali

Laporan, Wicaksana Arif Turbrilian

PEKANBARU, TRIBUN - Tekad mahasiswa jurusan Biologi semester 8 UR, Liastiana Aisyah masih bulat untuk meniti karir di dunia persilatan. Raihan emas kejurda Riau tahun 2009 dirasa belum cukup karena masih banyak jenjang prestasi yang bisa diraih.

Saat ditemui Tribun di kantor Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Olahraga Beladiri UR, pihaknya mengaku masih ingin mengikuti kejuaraan yang lebih tinggi. Peraih medali perak Porda 2010 ini, masih rutin latihan tiap hari. "Untuk menjadi atlet, hendaknya bisa menjaga kondisi badan supaya tetap fit," ucapnya, Kamis (24/3).

Awal mula ia meniti karir di dunia persilatan hanyalah ikut-ikutan teman untuk masuk padepokan persilatan. Tidak ada niatan apalagi mimpi untuk menjadi atlet silat. Namun setelah lama-kelamaan jadi lebih bisa menikmati dunia persilatan. Dari situlah awal mulanya mencintai silat dan timbul mimpi untuk menjadi atlet berprestasi.

Pertama kali gabung perguruan silat yakni ketika wanita yang akrab disapa Lias duduk di kelas I SMP. Bersama rekan satu permainannya, ia bergabung pada perguruan Himpunan Seni Silat Indonesia Elang Sriwidjaja Cakti (Himssi Essa). Dari perguruan tersebut, ia mendapat banyak teknik atau jurus beladiri. Tidak hanya itu, dari perguruan inilah, Lias memulai karirnya sebagai atlet.

Hampir setiap tahun dirinya diikutkan kejuaraan pencak silat yang digelar di seputar Riau. Saking seringnya mengikuti kejuaraan, ia tak ingat lagi berapa medali yang diraih. Prestasi yang menurutnya tertinggi dan pretisius yakni ketika meraih emas pertama kali pada kejurda 2009. Kala itu Lias dapat mengalahkan saingan terberatnya yakni atlet dari Kabupaten Rokan Hulu.

Sejarah mencatat, lima kali bertanding, ia baru bisa mengalahkannya pada kejurnas 2009 dan meraih emas. Pengalaman menarik lainnya ketika ia harus mewakili kepulauan Natuna pada ajang Gubernur Kepri Cup. Kejuaraan yang mengundang peserta dari Batam, Tanjung Pinang, Pulau Bintan, Tanjung Balai Karimun dan Singapura ia tampil cukup percaya diri dan berhasil menyabet medali perak.

Banyaknya prestasi yang ditoreh, membuat orangtuanya berlaku biasa-biasa saja terhadap dirinya. Namun tetap melepas kepergian anak-anaknya bila hendak mengikuti kejuaraan di luar kota. Anak kedua dari tiga bersaudara ini bukan satu-satunya yang berprestasi. Ketiga bersaudara ini, semuanya merupakan atlet silat. Ketiganya sering membawa medali pulang kerumah. Jadi wajar bila orangtuanya tidak seekpresif kala anaknya mendapat medali pertama kali.

"Namun orangtua tetap bangga dengan prestasi anak-anaknya, tak jarang mamah ikut membelikan alat-alat latihan," lanjutnya.

Pihaknya mengaku ingin membagi pengalaman bagaimana menjadi atlet berprestasi. Pertama yang harus diperhatikan yakni disiplin berlatih. Yang kedua, harus menjaga pola makan sehat, dengan tidak memakan makanan yang pedas, dingin dan berminyak. Lalu yang terakhir jaga kondisi badan agar tetap fit.

Powered by Telkomsel BlackBerry®

Tidak ada komentar:

Posting Komentar