Kamis, 17 Maret 2011

Mahasiswa PCR Ciptakan Mesin Pencetak Paving Block

Laporan, Wicaksana Arif Turbrilian

PEKANBARU, TRIBUN - Mahasiswa Policaltek Caltek Riau (PCR), Irfan Adi Muhammad selesaikan proyek alat pencetak paving block. Melihat pembuatan paving block yang biasanya dilakukan secara manual, Irfan merancang alat modernnya. Dalam merancang alat tersebut, Ia sengaja mengamati pembuatan paving block tradisional selama dua hari.

Dari hasil pengamatannya, ia mengatakan, pembuatan paving block tersebut cukup mudah. Yakni, campuran pasir dan semen dimasukkan kedalam cetakan lalu dipadatkan. Proses pemadatan yang dilakukan secara tradisional dengan cara dipukul-pukul. Hal ini tentunya membutuhkan tenaga yang kuat supaya kepadatan paving block ini sempurna.

"Saya memikirkan bagaimana proses pemadatan ini digantikan oleh mesin," tuturnya, Kamis (17/3).

Menurutnya,bila proses ini digantikan oleh mesin, maka kerja pembuat paving block akan semakin ringan. Tentunya energi yang dikeluarkan akan semakin sedikit. Bila energi, pembuat paving block itu dialihkan untuk pekerjaan lain tentu akan lebih produktif.

Melihat kebutuhan ini, Irfan memulai mengerjakan proyek ini. Namun, ia mengaku masih belum ada bayangan bagaimana rangkaian alat tersebut. Untuk mencari inspirasi bagaimana bentuk mesin yang akan dibuatnya. Ia sengaja melihat-lihat alat pembuat paving block di toko-toko mesin. Pihaknya mengaku menemukan alat pembuat paving block namun masih manual. Yakni tetap membutuhkan tenaga manusia untuk mengepres paving block.

Dari proses itulah muncul ide, bahwa pekerjaan ini dapat dilakukan oleh mesin. Lalu ia mulai menyiapkan alat-alat yang dibutuhkan, yakni mesin pemutar tuas pengepres, reducer (alat penekan) dan rangkaian pengatur kerja mesin. Proses pembuatan alat yang menurutnya cukup sulit untuk dipecahkan yakni ketika mengatur ketebalan paving block.

Kala itu untuk mengatur ketebalan paving block harus dilakukan secara manual, atau disesuaikan dengan perkiraan pembuatnya. Setelah cukup lama memikirkannya, akhirnya Irfan menemukan solusi untuk mengatur ketebalan paving block tersebut. Ia tambahkan sensor limit suit pada tuas pengepres.

Proses kerja sensor ini, yakni ketika sudah memenuhi standar ketebalan paving block, maka sensor ini akan menghentikan mesin secara otomatis. Ukuran paving block yang dihasilkan pun tidak akan berbeda-beda. Selain memberikan sensor limit suit ini, Irfan juga mengaku telah lebih dari sepuluh kali gagal dalam membuat rangkaian pengatur kerja mesin.

Proses pembuatan rangkaian ini merupakan proses terlama dalam menyelesaikan mesin tersebut. Ia mengaku harus berulangkali meminta bimbingan dosen dalam mengerjakannya. Dosen pembimbing mekanik Irfan, Jupri Yanda Zaira pun menyuruhnya untuk mencari pembimbing yang ahli dibidang elektronika.

"Hingga sekarang pun, saya belum tahu bagaimana teknis rangkaian yang berhasil Irfan buat," ujar Jupri.

Meski proses pengerjaan mesin pencetak paving block ini cukup lama, Jupri merasa bangga dengan hasil karya mahasiswanya. Pihaknya berharap karya anak didiknya ini dapat dikembangkan lagi menjadi lebih mutakhir dikemudian hari.

Irfan mengakui sesungguhnya proyek ini dapat dikerjakan dalam waktu yang tidak lama. Selama proses pengerjaan proyekni sempat terkendala dengan urusan-urusan pribadi. Namun pihaknya cukup senang, karena proyek ini bisa diselesaikan. Pihaknya berharap dari apa yang dikerjakannya ini dapat menambah kekayaan intelektual bagi dunia pendidikan.

----------
Sidebar

Setiap mahasiswa Politeknik Caltex Riau (PCR) yang ingin menamatkan masa studinya harus menyelesaikan tugas akhirnya. Mahasiswa harus menyiapkan dua judul tugas akhir. Bila kedua judul tugas akhir, dirasa kurang relevan, maka setiap dosen menyiapkan tiga judul untuk dipilih mahasiswa tersebut.

Kepala Laboratorium PCR, Jupri Yanda Zaira mengatakan, Tugas Akhir (TA) mahasiswa jurusan Mekatronika harus berbentuk proyek pembuatan teknologi tepat guna. "Diupayakan supaya produk yang dihasilkan bisa memberi solusi permasalahan yang dihadapi masyarakat," ujarnya, Kamis (17/3).

Jupri mencontohkan, pembuatan mesin pencetak paving block yang baru diselesaikan Irfan dapat memudahkan proses produksi. Judul TA pembuatan mesin pencetak paving block ini Jupri berikan pada mahasiswanya, namun semua pengerjaan dilakukan mahasiswanya.

Termasuk bentuk, bahan-bahan yang dibutuhkan hingga cara kerja mesin tersebut dirancang mahasiswanya. Hanya saja bila mahasiswanya memerlukan bimbingan pihaknya siap memberikan masukan.

"Terkadang ide-ide yang keluar dari mahasiswa saya justru tak terbayangkan sebelumnya oleh saya," lanjutnya.

Dari apa yang dihasilkan mahasiswa-mahasiswa PCR ternyata memang banyak yang dibutuhkan masyarakat. Pihaknya mengaku beberapa kali mendapat pesanan pembuatan alat-alat tersebut dari pengusaha-pengusaha di Riau bahkan hingga pulau Kalimantan. Pihaknya senang karena dari apa yang selama ini diajarkan pada mahasiswa, mendapat respon bagus di masyarakat.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

1 komentar:

Anonim mengatakan...

sayangnya sketsa mesin tidak ditampilkan juragan,,,

Posting Komentar