Rabu, 23 Maret 2011

Deg-degan Pentas Di Hadapan 37 Negera

Laporan, Wicaksana Arif Turbrilian

PEKANBARU, TRIBUN - Pengalaman pertama menjadi tokoh utama pada pementasan teater di ibukota begitu mendebarkan jantung Suryani. Ajang Pencak Silat 2010 World Championship di padepokan Taman Mini Indinesia Indah dibuka dengan pagelaran teater yang menceritakan kisah-kisah asli negeri ini.

Kala itu, Suryani bertindak sebagai aktor utama Putri Kaca Mayang. Peran ini ia dapatkan dengan melalui casting yang diselenggarakan di Kabupaten Siak. Siswi kelas X SMAN 1 Siak ini mengaku belum pernah menggeluti dunia seni peran sebelumnya. Pementasan itu disaksikan langsung Menpora, Andi Malarangeng dan beberapa duta besar beserta kontingen dari 37 negara peserta. Total penonton pada acara pembukaan ajang tersebut sekitar 5 ribu orang.

Perasaannya kala itu bercampur aduk, antara bangga, gugup dan membuat jantung berdebar. Sebelumnya ia mengaku hanya berlatih selama sebulan di kota kelahirannya, Siak. Dengan persiapan yang singkat, ia dituntut memerankan tokoh putri kaca mayang dengan sempurna.

"Dalam pikiran saya itu tidak boleh melakukan kesalahan, karena pementasan teater tidak ada pengulangan layaknya bermain film atau sinetron," ujarnya saat ditemui pada acara olimpiade MIPA di Universitas Riau, Selasa (22/3).

Putri kaca mayang yang ia perankan, dalam kisah itu merupakan legenda seorang putri melayu yang cantik jelita. Putri dari raja Gasib ini hendak dipersunting raja Aceh, namun raja Gasib menolak lamaran tersebut. Karena menduga raja Aceh ini memiliki niat jahat dan ingin membalaskan dendam semata.

Dalam alur cerita rakyat ini, putri kaca mayang tersebut diculik oleh sang raja Aceh. Selama penculikan putri mengalami sakit keras, hingga akhirnya diselamatkan oleh panglima gagah perkasa Gimpam. Panglima sakti ini berhasil membawa pulang putri kaca mayang. Namun ketika dalam perjalanan putri menghembuskan napas terahirnya akibat sakit yang dideritanya.

Selama latihan, Suryani mengaku sedikit kesusahan kala adegan menangis. Harus bisa mengontrol perasaan supaya menghasilkan ekspresi yang pas. Namun, Indonesia patut bangga karena dengan pementasan ini, negeri peserta ajang pencaksilat dunia menjadi tahu legenda Putri Kaca Mayang. Suksesnya pementasan tersebut, membuat dia dan keluarganya bangga, telah mewakili Indonesia memperkenalkan ragam budaya dan cerita ke mancanegara.

Kegiatan pementasan ini, menurut Suryani sangat mengganggu aktifitas sekolah. Karena keberangkatannya pentas teater ke Jakarta bersamaan dengan kegiatan ujian tengah semester di sekolahnya. Belum lagi agenda latihan yang cukup padat, membuatnya sesekali meninta izin tidak masuk sekolah.

Sepulangnya dari Jakarta, Suryani harus mengikuti ujian susulan. Belakangan ada kelompok teater yang mengajaknya latihan, namun ia tolak karena akan mengganggu proses belajar di sekolah. Namun dia mengaku masih mencintai dunia seni peran. Suatu saat nanti pasti akan digelutinya lagi.



Powered by Telkomsel BlackBerry®

Tidak ada komentar:

Posting Komentar