Senin, 28 Maret 2011

Tim Android Siap Berlaga Pada KRCI

Laporan, Wicaksana Arif Turbrilian

PEKANBARU, TRIBUN - Tim Android UR siap berlaga pada ajang Kontes Robot Cerdas Indonesia (KRCI) regional I di Kota Batam, Mei mendatang. Tim ini beranggotakan dua mahasiswa Teknik Elektro, Rio Fathro dan Hari Ramadhan. Kedua mahasiswa semester X ini hampir merampungkan robot berkaki pemadam api.

Proses pengerjaan telah mencapai 90 persen. Keduanya mengaku senang karena hanya tinggal merampungkannya. Pada saat diuji, robotnya bisa bekerja dengan baik. Riset untuk merancang robot ini tidaklah cepat. Keduanya mengaku telah memulai riset sejak dua tahun lalu.

"Kami harus berkali-kali mengalami kegagalan dalam mengerjakannya," ujar Rio saat ditemui di labor elektro, Senin (28/3).

Untuk membuat kontruksi body robot, keduanya mengaku harus mengulang sebanyak enam kali. Yang menurutnya paling sulit ketika merancang kaki-kaki. Robotnya memiliki empat kaki, setiap kaki memiliki dua sendi. Untuk menggerakkan dua sendi pada kaki robot, bagi mereka merupakan tahapan cukup rumit. Setiap persendian, mereka pasang servo atau dinamo penggerak.

Untuk mengatur irama pergerakan yang pas itu harus diatur dengan mikro kontroler. Selama proses pengerjaannya, keduanya mengaku telah 16 kali mengalami kerusakan sevro. Gear box sevro yang mereka dapatkan dari pulau jawa harus rontok karena salah perhitungan. Hal itu pula-lah yang menyebabkan lamanya proses pengerjaan.

Ketika rusak harus memesan baru, dan lama pengiriman bisa mencapai satu minggu. Hal itu harus berulang sebanyak 16 kali. Selain itu keduanya juga terkendala minimnya dana pembuatan robot tersebut. Sensor pendeteksi api yang ditanam pada robotnya, harus di pesan dari Ibukota dengan harga Rp 1,5 juta. Belum lagi peralatan lain yang dibutuhkan pada rancangan robotnya.

Keterbatasan dan ini juga sempat menghambat pengerjaan robot berkaki tersebut. Mereka menjelaskan kepada Tribun, apa saja yang dibutuhkan dalam merangkai robot. Yang pertama harus membuat konstruksi dengan pas, lalu merangkai kit mikro kontroler, sensor api, sensor jarak sebagai pengatur navigasi jalan. Selain itu harus menyiapkan delapan sevro, baterai litium ion 6 volt, dua buah baterai 9 volt, tabung air dan pompa.

Keduanya mengaku telah siap bertarung dalam ajang kontes robot tahun ini. Apapun hasilnya nanti, bagi keduanya tidak begitu membebani. Tahun lalu, keduanya juga pernah mengikuti ajang yang sama namun kotes robot beroda. Hari mengaku, untuk mengerjakan robot berkaki jauh lebih rumit ketimbang beroda.

"Tujuan kami mengerjakan robot ini tidak hanya untuk mengikuti kontes, namun lebih senang bila kedepannya, bisa dijadikan modul perkuliahan adik kelas," ucap Hari.

Pembuatan robot berkaki di UR merupakan yang pertama kali, maka mereka ingin supaya bisa menjadi rujukan untuk disempurnakan oleh adik-adik angkatan. Untuk mengerjakan robot ini, keduanya mengaku telah menghabiskan dana sekitar Rp 10 juta. Namun tidak semua ditanggung mereka berdua, sebagian lagi dibantu dosen pembimbing.

Powered by Telkomsel BlackBerry®

Tidak ada komentar:

Posting Komentar