Senin, 14 Maret 2011

Trauma Kesetrum Jadi Instalator Listrik

Laporan, Wicaksana Arif Turbrilian

PEKANBARU, TRIBUN - Siswa kelas X jurusan Teknik Pendingin Tata Udara (TPTU) SMKN 5, Afrizal J Saputra persiapkan diri Lomba Kreatifitas Siswa (LKS) tingkat provinsi. Pemenang LKS TPTU tingkat kota Pekanbaru ini, sudah mengagendakan untuk praktek tiap hari minimal dua jam. Siswa yang akrab disapa Ijal ini dapat menang telak atas pesaingnya meski baru duduk di kelas X.

Tidak ada tips atau trik yang ia lakukan kecuali belajar dan berlatih lebih giat. Ajang LKS yang berakhir tiga hari lalu merupakan pengalaman pertamannya. Dalam perlombaan tersebut siswa diwajibkan menyelesaikan tiga pekerjaan, yakni, pengelasan, trouble shooting dan reparasi kulkas dan yang terakhir, instalasi sistem tata udara.

Dalam ketiga tahapan lomba tersebut, Ijal dapat menyelesaikannya dengan baik sesuai waktu yang ditentukan. Sementara lawan-lawannya tidak bisa menyelesaikan sesuai waktu yang ditentukan. Ia mendapat nilai hampir mencapai angka sempurna, yakni, 94,97. Sementara peringkat kedua dan ketiga mendapat nilai, 69,21 dan 57,25.

Perbedaan yang cukup meyakinkan ini tidak lantas membuatnya tinggi hati. Ia mengaku masih harus banyak belajar dan praktek untuk mencapai hasil maksimal. Kesuksesannya ini tak luput dari kebiasaannya membantu orangtua yang memang menjalankan bisnis serupa.

"Sejak duduk di kelas 2 SMP hingga sekarang kerap membantu pekerjaan orangtua, bahkan dari pekerjaan tersebut, saya bisa mencukupi uang jajan sendiri," ujarnya kala ditemui Tribun di ruang praktek SMKN 5, Senin (14/3).

Awal mula menyukai dunia teknik karena dorongan dari rasa penasaran dengan pekerjaan yang dilakukan orangtuanya. Pertama kali terjun membantu orangtua ketika, ayahnya mendapat pekerjaan di kabupaten Siak. Lama-kelamaan dirinya merasa asik dan lebih tertantang. Tantangan itu muncul ketika timbul rasa traumanya terhadap sengatan listrik. Ijal mengaku sangat trauma dengan arus listrik karena pernah kesetrum ketika SD. Belakangan ia tertantang untuk menghilangkan rasa trauma tersebut.

Ketua Jurusan TPTU SMKN 5, Yusman Pane mengatakan, mengerjakan segala sesuatu bila ingin mencapai sukses harus mempunyai visi dan misi yang jelas. Karena visi dan misi inilah yang akan memacu kita untuk mencapainya. Selain itu, dalam melakukannya juga harus disertai perasaan ikhlas.

Menurutnya, apa yang dikerjakan Ijal selama ini memperlihatkan hal itu. Siswanya itu memiliki visi dan misi yang jelas dan dalam pelaksanaannya terlihat lebih ikhlas menerima apapun hasilnya. "Praktek yang selama ini kita jalankan di SMKN 5 tidak semata dilakukan untuk mengikuti perlombaan, namun bertujuan melatih anak didik supaya lebih siap dalam menghadapi dunia kerja," lanjutnya.

Yusman menambahkan, bila di tempatnya mengajar, siswa-siswinya diarahkan untuk bagaimana bisa lebih mengeksplor kemampuannya supaya seimbang antara teori dan praktek. Bahkan di tempatnya mengajar, siswa-siswi dianjurkan membawa kulkas rusak sebagai media praktikum. Setelah dapat dibetulkan, pihaknya mengembalikannya lagi pada anak didiknya.

Selama belajar, Ijal mengaku pernah dua kali mendapat pelajaran berharga. Pelajaran paling berharga baginya ketika diperintahkan ayahnya memetulkan kulkas yang sudah tidak terpakai. Kala itu Ijal mengaku belum pernah tahu tentang bagaimana membetulkannya. Alhasil kulkas itu meledak dan terbakar. Namun ayahnya hanya berkata, "Bagus".

Pelajaran berharga kedua, ketika ayahnya mendapat pekerjaan memasang instalasi listrik di rumah tetangganya. Kala itu ayahnya tidak punya waktu mengerjakannya karena sedang ada keperluan lain. Ijal yang kala itu masih memiliki rasa trauma kesetrum listrik diperintah ayahnya untuk mengerjakan tugas tersebut.

"Saya hanya bertekad untuk melawan rasa trauma yang bisa menghambat perkembangan , dengan hati-hati, akhirnya saya dapat menyelesaikan pekerjaan itu sendiri," ucap Ijal.

Mendengar semua cerita dan melihat kemampuan yang dimiliki anak didiknya, Yusman menargetkan Ijal mencapai tiga besar nasional. Pihaknya yakin suatu saat kelak, anak didknya ini tidak hanya mengharumkan nama sekolah melainkan bagi bangsa dan negaranya.
--------------

Sidebar

Kepala Jurusan TPTU SMKN 5, Yusman Pane memersiapkan siswanya untuk ikuti ajang internasional. Mengetahui kemampuan anak didiknya yang masih duduk di kelas X, Afrizal J Saputra, Yusman mengaku akan terus menggemblengnya supaya bisa lebih mengeksplor kemampuannya. Siswa yang akrab disapa Ijal ini pada Lomba Kreatifitas Siswa tiga hari yang lalu dapat meraih juara I secara meyakinkan.

Anak didiknya itu mempunyai potensi yang luar biasa. Nilai yang diperolehnya pada LKS tingkat kota Pekanbaru, bisa dibilang mendekati sempurna. Prestasinya ini diperoleh bukan karena keputusan politis dewan juri, melainkan memang dirinya dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan baik.

"SMKN 5 tidak pernah memengaruhi penilaian yang dilakukan juri LKS kemarin, angka-angka teknik adalah angka pasti, hanya ada berhasil atau gagal," lanjutnya.

Dari semua peserta yang mengikuti LKS TPTU, hanya dia yang berhasil menyelesaikan tiga tahapan perlombaan. Melihat prestasinya itu, Yusman berencana mengikutkan Ijal dalam Lks tingkat ASEAN. Pihaknya mengaku akan terus membimbing dan mendaftarkan Ijal dalam ajang Asean Skill Competitions.

Rencana ini dibenarkan kepala SMKN 5 Pekanbaru, Peri Deswandi saat ditemui Tribun dikantornya. Pihaknya menginginkan, adanya SMKN 5 di Pekanbaru ini memberikan banyak manfaat bagi masyarakat. Termasuk, bila bisa membanggakan nama bangsa di ajang internasional.

Peri mengatakan, di tempatnya mengajar sudah mulai mencari bibit unggul sejak tahun pertama siswa belajar. Komitmen itu dibuktikan dengan memberikan praktek sore di laboratorium yang tersedia di SMKN 5. Dari program yang dijalankan selama ini, Ia mengaku sudah ada tujuh perusahaan skala besar merekrut anak didiknya untuk dijadikan karyawan.


Powered by Telkomsel BlackBerry®

Tidak ada komentar:

Posting Komentar