Selasa, 15 Maret 2011

Kompos Seratus Persen Dari Tanaman

PEKANBARU, TRIBUN - Mahasiswa jurusan Agroteknologi Universitas Islam Riau (UIR), Novra Viloga, mulai memasarkan kompos buatannya selama tiga bulan lalu. Pembuatan kompos tersebut memanfaatkan tanaman hasil praktikum mahahasiswa UIR. Mahasiswa yang akan diwisuda Mei mendatang mengatakan kompos buatannya ini seratus persen dibuat dari tumbuh-tumbuhan.

Ia mengaku memanfaatkan pohon jagung dan pohon kacang tanah yang sudah tidak produktif untuk bahan utama komposnya. Hasil penelitian kandungan yang ada dalam pohon jagung dan pohon kacang tanah ternyata banyak dibutuhkan tanaman. Pada pohon jagung banyak terdapat kalium dan memiliki jamur mikoriza. Kalium yang ada pada tanah umumnya cepat habis karena dibutuhkan tanaman dalam jumlah besar.

Sedangkan jamur mikoriza bermanfaat pada tanaman karena jamur ini bertindak sebagai penangkal pertumbuhan jamur lain. Sedangkan pada pohon kacang tanah banyak mengandung rizobium, atau senyawa yang dapat menghasilkan nitrogen dalam jumlah besar. Selain itu dari kedua pohon tersebut juga mengandung fospor yang sangat dibutuhkan bagi pertumbuhan tanaman.

Novra bersama dosen pertanian UIR melihat fenomena tidak dimanfaatkannya pohon jagung setelah dipanen. Mengetahui banyaknya kandungan yang terdapat pada pohon tersebut, mereka berinisiatif untuk memanfaatkannya sebagai kompos. Mereka angkut pohon jagung setelah panen tersebut ke tempat pembuatan kompos.

Selanjutnya dilakukan pencacahan dan proses fermentasi. Pada proses fermentasi ia menambahkan bakteri EM 4 generasi kedua. Proses ini memakan waktu satu setengah bulan. Selama proses fermentasi, ternyata didapat pohon jagung ini mengeluarkan cairan. Mereka mendapat ide untuk menampung cairan tersebut.

Setelah melalui uji laboratorium, ternyata cairan tersebut memiliki banyak mikroorganisme aktif. Sengaja mereka ujikan cairan tersebut pada tanaman bayam. Bila menggunakan pupuk kimia atau pupuk organik lain, bayam tumbuh normal dengan ukuran 4 cm. Sementara setelah diberi cairan dari hasil fermentasi pohon jagung, bayam tersebut tumbuh mencapai 7 cm.

"Saya merasa bangga dengan eksperimen ini, dari bahan-bahan yang biasanya dianggap orang kurang bermanfaat, ternyata memberikan banyak manfaat," ujarnya.

Setelah proses fermentasi usai, pohon jagung yang telah menjadi pupuk tersebut diangin-anginkan supaya mengering. Kompos yang diberi merek dagang, "Kompos Fakultas Pertanian Universitas Islam Riau" bermanfaat sebagai pemacu pertumbuhan tanaman. Selain itu, kompos ini dapat menyehatkan kondisi tanah yang telah jenuh dengan pupuk kimia yang kerap digunakan.

Selanjutnya, pupuk tersebut ia bungkus dalam kemasan 2 kilogram. Satu kemasan pupuk yang ia produksi, hanya dibandrol Rp 10 ribu. Pihaknya mengaku, sedang melanjutkan produksi hingga 2 ton.

Baginya hal ini pengalaman pertama kali. Namun dari pengalaman ini, Novra mendapat banyak manfaat yang bisa diterapkan dikemudian hari. Tidak hanya itu, pihaknya akan terus mengembangkan penelitian-penelitian selanjutnya. Kini pihaknya memikirkan bagaimana memanfaatkan gas yang dihasilkan dari proses fermentasi pupuk komposnya.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

2 komentar:

dayyadi mengatakan...

di pekanbaru bisa dibeli di toko mana? untuk tanaman di rumah. 08126809596

Create Our Future mengatakan...

@ dayyadi: langsung saja datang ke labor pertanian UIR,,terimakasih

Posting Komentar