Minggu, 08 Mei 2011

Demo Guru Honor Tuntut Pembayaran Gaji

Laporan, Wicaksana Arif Turbrilian

DURI, TRIBUN - Menyambut kedatangan Bupati Bengkalis beserta jajaran
ke kantor camat Mandau, sekitar 500 guru honor daerah gelar aksi
damai, Sabtu (7/5). Luar pagar kantor camat Mandau mendadak ramai
dengan teriakan guru honor daerah yang menuntut pembayaran gaji selama
empat bulan terakhir. Massa aksi awalnya melakukan longmarch dari
Ponpes Hubbul Wathan. Jarak perjalanan sekitar 2 km.

Massa yang mengikuti aksi hari itu berasal dari guru honor daerah
kecamatan Mandau dan Pinggir. Guru honor daerah ini berasal dari
berbagai organisasi atau perkumpulan, antara lain, Pergurama, PGSS dan
BKMDA. Guru honor daerah ini mengajar mulai dari tingkat TK, SD, SMP
dan SMA, baik swasta atau negeri.

Agenda ini memang telah digadang-gadang sejak lama. Hanya saja belum
ada moment yang tepat. Kebetulan, pada hari Sabtu kemarin, bupati
beserta jajaran berkunjung ke kecamatan Mandau. Massa mulai berkumpul
sekitar pukul 8.00 di ponpes Hubbul Wathan namun tak langsung
bergerak. Massa mulai merangsek ke kantor camat pukul 10.20.

Di depan pagar kantor camat, massa sudah dihadang pengaman ketat dari
kepolisian dan polisi pamong praja. Tak hanya itu, armada pemadam
kebakaran pun disiapkan untuk menangkal aksi-aksi yang menjurus
brutal. Namun hingga beberapa jam orasi, kondisi masih tetap
terkendali.

Sekitar pukul 11.30, massa diperbolehkan memasuki area kantor camat.
Di dalam, mereka akan diterima langsung oleh bupati Bengkalis,
Herliyan Saleh. Namun tetap menunggu agenda acara usai. Bupati beserta
jajaran yang kala itu sedang melakukan rapat koordinasi dengan kepala
sekolah se-kecamatan Mandau.

Setelah menunggu beberapa jam di hingga acara usai, akhirnya massa
ditemui Bupati dan pejabat terkait sekitar pukul 12.30. Massa ditemui
oleh, Bupati, Herliyan Saleh, Wabup, Suayatno, Sekda, Asmaran Hasan,
PLT Dinas Pendidikan, Azwar dan camat Mandau, Rusli. Massa langsung
merangsek dan memadati gedung Bathin Bertuah.

Dialog pun dibuka Herliyan, dengan memersilahkan perwakilan dari massa
menyampaikan aspirasinya. Namun saat mendata perwakilan, sempat
terjadi adu mulut antara Sekda, Asmaran Hasan dengan Hamka Riau. Kala
itu Asmaran mendata satu per satu guru honor daerah dengan nada keras.
Hamka menilai perbuatan Asmaran tidak patut memperlakukan pengajar
seperti itu.

Dari arah belakang, ia menghampiri Asmaran dan menegur tak patut
memperlakukan guru seperti itu. "Bagaimanapun juga seorang pengajar
harus diperlakukan sopan dan ada tata krama," ucapnya.

Cekcok antar keduanya tak berlangsung lama, forum kembali diambil alih
Herliyan. Ketua Persatuan guru RA dan madrasah (Pergurama) Kabupaten
Bengkalis, Zulfikar Indra langsung mengutarakan maksudnya. Pada
kesempatan tersebut, Zulfikar mempertanyakan kejelasan pembayaran gaji
guru honor daerah. Selain itu, ia meminta bupati untuk memberikan
kepastian waktu bila memang akan dibayarkan.

Pihaknya mengaku sebelum melakukan aksi, telah beberapa kali melakukan
usaha-usaha untuk menanyakan hal tersebut pada dinas terkait. Namun
informasi yang ia dapat justru simpang siur. Dan terkesan tak ada
kejelasan kapan akan dibayarkan gaji guru honor daerah tersebut.
Selain itu, ia mengutarakan kekhawatiran akan adanya perubahan
guru-guru honor daerah menjadi guru suka rela sesuai dengan PP no 48
tahun 2005.

Di depan massa aksi, Herliyan menjawab, sesuai dengan peraturan yang
berlaku, ada beberapa golongan guru honor daerah. Yakni guru honor
dari pusat, provinsi dan daerah. Untuk pengangkatan guru honor daerah
harus melalui persetujuan kepala daerah setempat, dalam hal ini
bupati. "Untuk itu saya akan mendata kembali guru honor daerah yang
benar-benar atas pengangkatan kepala daerah," ucapnya.

Menurutnya, tidak bisa dibenarkan pengangkatan guru honor daerah
selain oleh kepala daerah. Meskipun oleh kepala dinas apalagi di
tingkat yang lebih rendah. Di hadapan massa, ia mengaku tak akan
mencairkan APBD bila tak sesuai ketentuan yang berlaku. Bila tak
sesuai ketentuan, bisa terkena ancaman penyalahgunaan anggaran.

"Kita tidak ingin ada persoalan hukum di kemudian hari, baik yang
menerima, maupun yang memberi," lanjutnya.

Ia mengatakan, dalam waktu dekat akan menyelesaikannya dan memberikan
keputusan pasti. Untuk masalah perubahan status guru honor daerah, ia
menjawab, tidak dengan suara pelan.

Dialog berakhir sekitar satu setengah jam, sebelum meninggalkan
lokasi, Herliyan menyalami massa aksi. Namun beberapa orang merasa tak
puas dengan meneriakkan, tetap saja tak ada kepastian. Massa
membubarkan diri dengan tertib.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar