Minggu, 29 Mei 2011

Hanya Berbekal Keberanian dan Kejujuran

Laporan, Wicaksana Arif Turbrilian

DURI, TRIBUN - Berbekal keberanian dan kepercayaan diri, Sofian mengambil keputusan meninggalkan profesi lama. Pria berusia 58 tahun ini berhasil melakukan lompatan kerja yang lebih baik. Fisiknya yang tak lagi muda membuatnya harus meninggalkan pekerjaan sebagai buruh pabrik.

Berbekalkan keyakinan dan dorongan dari keponakan di kota padang, ia memutuskan untuk beralih menjadi pengumpul buah pinang. "Tak pernah terbayang menjadi pengumpul pinang seperti sekarang," ucapnya saat ditemui Tribun di kediamannya.

Ketua RT 03 RW 03 kelurahan Balik Alam ini mengaku ada lompatan penghasilan cukup besar. Selama ia bekerja sebagai buruh pabrik, ia mengaku hanya untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. Yang membuatnya tak berhenti bersyukur yakni dengan menjadi pengepul pinang, omset bulanannya mencapai Rp 150 juta per bulan.

Pria berkulit sawo matang ini, saat disambangi rumahnya, menceritakan awal mula kesuksesan berbisnis pinang. Meski tak tahu, untuk apa pinang tersebut dikumpulkan, namun ia bisa mendapat banyak keuntungan darinya. Keponakannya yang berprofesi sebagai importir pinang ke negara tetangga, membeli semua pinang yang ia kumpulkan.

Menurut keterangannya, keponakannya mengatakan, "Paman beralih jadi pengumpul pinang saja, nanti kalau sudah banyak, saya beli." Selain itu, keponakannya yang bernama Ramal Saleh juga memberi modal untuk membeli pinang warga. Pengiriman pinang ke Padang disesuaikan yang terkumpul.

"Pengiriman tak harus mencapai berapa ton, kadang 10 atau 15 ton juga sudah dikirim," lanjutnya.

Kesuksesannya berbisnis pinang, tak membutuhkan pengetahuan yang mendalam. Ia pun mengaku hanya tahu pinang-pinang yang ia kumpulkan akan digunakan sebagai kosmetik. Namun bagaimana pengolahannya, dan di mana pinang itu diolah, ia tak tahu.

Kesuksesan berwirausaha menurutnya, hanya membutuhkan kejujuran dan menjaga kepercayaan semua pihak. Kepada petani, tak boleh memberikan harga yang tak sesuai, hanya untuk mengeruk keuntungan. Harga yang ia beri disesuaikan dengan standar yang berlaku.

Bila harga pinang sedang tinggi, warga jalan Wahid Hasyim, Mandau, Bengkalis ini juga memberikan harga sesuai pada petani. "Itu demi menjaga kepercayaan petani, supaya tetap menjual pinangnya ke kita," selorohnya.

Menurutnya, usaha seperti ini bisa dilakukan siapapun. Baik yang hanya berpendidikan rendah maupun yang berpendidikan tinggi. Pria yang hanya lulus SD ini membuka bagi siapa saja yang ingin belajar menjalankan usaha ini datang padanya.

Praktisi perbankan, Enda Dwi Seputra mengatakan, bisnis komoditas memang akan sangat menjanjikan. Bila permintaan sedang tinggi, maka harga jual pun akan berbanding lurus. Namun menurutnya, bila masyarakat bisa mengolahnya, maka harga jual akan semakin tinggi. Selama ini masyarakat hanya memanfaatkan pinang hanya untuk campuran sirih penguat gigi.

Ia mencontohkan, pengalaman nasabahnya dapat mengolah pinang menjadi campuran minuman. "Sekarang usaha yang dijalankan nasabah kita, laris manis diburu pelanggannya," tutup Enda.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Tidak ada komentar:

Posting Komentar