Rabu, 02 November 2011

Ahmad, Siti Dan Terakhir Samuel

Laporan, Wicaksana Arif Turbrilian

PINGGIR, TRIBUN - Belum lama ini penderita Gastrokisis atau kondisi usus terburai, Ahmad meninggal dunia setelah sempat menjalani operasi. Warga desa Petani, Mandau ini tak kuat melawan kelainan yang dideritanya. Sepeninggal Ahmad, menyusul bayi asal desa Muara Basung, Siti Arrahma meninggalkan kita semua. Penderita kelainan Ectopia Cordis atau jantung berada di luar tubuh itu juga tak kuat melawan kelainannya.

Namun perjuangan yang dihadapi Siti jauh lebih lama ketimbang Ahmad. Siti mampu bertahan hingga usia 45 hari. Bahkan, Siti sempat menjalani operasi di RS Harapan Kita, Jakarta.

Pada jumat lalu, kabar duka itu kembali terulang. Samuel, bayi yang juga mengalami Gastrokisis telah berpulang ke pangkuan sang Pencipta, Jumat lalu. Samuel hanya kuat menghirup udara sekitar 30 jam. Ia menghembuskan napas terakhir kala hendak dilakukan operasi. Dalam hal ini bisa dikatakan, kelahiran bayi abnormal tak ada yang bisa diselamatkan.

"Tiga jam sebelum jadwal operasi, ia mengalami kondisi kritis. Kala itu juga tim dokter mengatak tak sanggup melangsungkan operasi dalam kondisi demikian," ucap Hendri sambil sesekali menunduk, Rabu (2/11).

Bola mata Hendri kontan berkaca-kaca setelah mengucapkan hal itu. Namun ia berusaha menahannya dengan melanjutkan perbincangan. Lanjutnya, selepas meninggalkan RS Permata Hati, Samuel tiba malam hari di RSUD Arifin Ahmad.

Namun kala itu, RSUD Arifin Ahmad menolak merawatnya dengan alasan ruangan sudah penuh. Lanjutnya, justru pihak rumahsakit menawarkan untuk merawat Samuel di ruang biasa tanpa Incubator.

"Saya jelas tak rela bila anak saya tak dirawat di ruang yang tak sesuai. Maka dari itu, kita ambil jalan tengah untuk merujuk Samuel ke PMC (Pekanbaru Medical Center/red)," tambah Hendri.

Samuel dirujuk malam itu juga ke PMC. Di rumahsakit tersebut, Samuel langsung ditangani. Tim dokter yang ia tak tahu berapa jumlahnya pun, mengatakan, keesokan harinya Samuel akan jalani operasi. Setelah sempat bermalam di PMC, Hendri menghubungi keluarga, bila hari Jumat, Samuel akan menjalani operasi.

Namun pada pagi hari, sekitar pukul 7.00, kondisi Samuel nge-drop. Dari alat kesehatan yang dipasang di tubuhnya menunjukkan kondisi Samuel sedang turun. Dua orang dokter yang menangani langsung memberikan penolongan pada Samuel. Dan kala itu dokter langsung mengatakan tak sanggup mengoperasi Samuel.

"Saat itu juga nenek Samuel memanggil pendeta untuk mendoakannya. Dan pas pendeta mengucapkan amin, Samuel pun dinyatakan meninggal," seloroh Hendri sembari memandang langit-langit rumahnya.

Tabah dan bersabar, itulah yang disikapi Hendri Pakpahan keluarga. Yang sudah terjadi biarlah terjadi, tak perlu terlalu disesali. Ucapan itu keluar dari mulut Hendri pada Tribun. Ia mengatakan, dirinya dan keluarga telah mengikhlaskan kepergian Samuel. Bayi mungil hasil dari buah cintanya bersama istri, Lisbet Tampubolon kini telah meninggalkannya.

Kondisi tubuh Samuel sangat lemah. Ia lahir dengan kondisi tak normal. Menurut istilah kedokteran, Samuel menderita Gastrokisis atau usus berada di luar perut. Bayi yang lahir hari Kamis lalu, hanya memiliki berat badan 1,6 kg. Dan kini Samuel telah dimakamkan dekat rumah orangtuanya. Dia dimakamkan pada hari itu juga. Yakni Jumat petang sekitar pukul 20.00.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Tidak ada komentar:

Posting Komentar