DURI, TRIBUN - Penyebab aksi mogok kerja paramedis RSUD Mandau, Kamis lalu, hanyalah salah paham. Kabag Humas Pemkab Bengkalis, Agus Rizal mengatakan, tuntutan hampir seratus paramedis RSUD Mandau Kamis lalu dikarenakan ketidak mengertian kebijakan baru.
Aksi mogok kala itu didasari dari tuntutan tidak dibayarkannya tunjangan profesi paramedis. Menurut penuturan bidan yang tak mau disebutkan identitasnya kala itu, aksi didasari tak dibayarkan tunjangan profesi sejak Januari 2011.
"Ada ketidakadilan kebijakan pemkab Bengkalis dalam memberikan tunjangan pegawai," ucapnya.
Hal itu menyebabkan kecemburuan antara tenaga medis dan tenaga paramedis. Dokter spesialis yang bekerja di RSUD Mandau mendapat tunjangan profesi lebih dari Rp 20 juta. Dokter umum mendapatkan Rp 17 juta sedangkan para medis tak mendapat tunjangan profesi.
Saat ditemui di kedai lontong, Minggu pagi (12/6), Agus Rizal mengatakan, hal ini hanya ada kesalahpahaman. Yakni paramedis belum memahami peraturan kesejahteraan pegawai terbaru. Memang pada perbup no 1 tahun. 2011 menghapuskan tunjangan paramedis per 1 Januari.
"Sebenarnya pemkab Bengkalis tak menghapuskan pembayaran tunjangan tersebut, hanya saja namanya berubah," lanjutnya.
Tunjangan profesi yang tahun 2010 dibayarkan, pada tahun ini diakumulatifkan pada tunjangan kesejahteraan pegawai. Untuk pegawai golongan 2a, tahun lalu mendapat gaji Rp 1 juta ditambah Rp 500 ribu tunjangan. Sedankan mulai tahun 2011, pada golongan tersebut mendapat gaji total Rp 2,1 juta.
Paramedis justru mendapat kelebihan pendapatan. Hanya saja sudah tidak mendapat tunjangan profesi seperti tahun sebelumnya. Berdasarkan PP no 53 tahun 2010, Pemkab Bengkalis keluarkan kebijakan tersebut. Sedangkan untuk memberikan kesejahteraan pegawai, pemkab berikan kenaikan tunjangan kesejahteraan seratus persen.
"Dengan kenaikan tunjangan kesejahteraan hingga seratus persen tersebut, diharapkan dapat meningkatkan kinerja pegawai," tutup Agus.
Powered by Telkomsel BlackBerry®
Tidak ada komentar:
Posting Komentar