Minggu, 26 Juni 2011

Hidung dan Mulut Dedi Mengeluarkan Darah

Laporan, Wicaksana Arif Turbrilian

DURI, TRIBUN - "Haaaaarrrrrgggggg, haaaarrrrgggg, haaaarrrrggg," teriak Dedi (22) kala petugas medis menjahit kepalanya.

Pemuda yang diduga mencuri getah karet PT Adei, mengeram kesakitan kala petugas medis RS Permata Hati memberikan pertolongan darurat luka yang ia derita. Kepala bagian belakangnya robek, tangan dan kakinya lecet. Selain itu darah mengucur dari mulut dan hidungnya.

Dedi memasuki ruang Unit Gawat Darurat (UGD) RS Permata Hati sekitar pukul 15.30, Sabtu (25/6). Ia tiba di RS dengan kawalan ketat beberapa anggota Polsek Pinggir. Selama penanganan keselamatannya pun, tangan dan kaki Dedi diikat ke ranjang. Menurut keterangan sementara yang berhasil dihimpun Tribun dari beberapa sumber, Dedi terjatuh dari mobil patroli kala mencoba kabur.

Sementara ibundanya, Rusma (55) mengatakan, anaknya sedang menghadapi nasib naas. Menurutnya, baru kali ini Dedi mau mengambilkan lum atau getah karet yang bercecer ke tanah. Sehari-hari anaknya mengabdikan diri melayani Tuhan di gereja.

"Awalnya ia tak mau mengambilkan lum yang telah saya kumpulkan, namun karena saya tak kuat mengangkatnya, akhirnya ia memutuskan untuk mengambilnya," lanjutnya.

Rusma mengaku, bukan anaknya yang memungutin lum tersebut, melainkan dirinya. Janda tanpa pekerjaan jelas ini merasa terpukul atas peristiwa yang menimpa anaknya. Sesekali ia bergumam, ya tuhan, semoga anak saya baik-baik saja.

Kala melanjutkan perbincangan dengan Tribun, ia menunjukkan baju, tangan dan kakinya yang kotor terkena lum. Menurut ceritanya, hari ini ia mendapatkan lum sekitar 10 Kg. Namun lum yang ia pungut masih bercampur tanah. Ceceran karet yang telah bercampur dengan tanah, memang masih laku dijual. Harganya Rp 1500 per Kg. Jadi lum yang Dedi bawa hanya bernilai Rp 15 ribu.

"Naas malang anak saya, dia hanya saya mintai tolong, namun malah babak belur dan ditangkap polisi, oh Tuhan, selamatkanlah anak saya," lanjutnya.

Tak beberapa lama, polisi yang bertugas menjaga Dedi mendatangi Rusma yang duduk di lantai RS. Polisi tersebut mengatakan, anaknya akan dirujuk ke RSUD Arifin Ahmad di Pekanbaru. Selain itu, polisi berjaket abu-abu tersebut memintanya untuk menenangkan diri. Warga desa Pingitan, Pinggir ini pun menganggukkan kepala di hadapan polisi.

Sambil mengepulkan asap rokok, ia melanjutkan perbincangan dengan Tribun. Ia mengatakan, anaknya tak hanya kena tangkap polisi, namun juga babak belur, terus ketiga hapenya raib. Entah raib dimana ketiga hape itu, biasanya Dedi selalu mengantonginya. Ia merasa anaknya tak akan berani melawan petugas. Ia tak percaya bila anaknya melawan lalu hendak kabur namun terjatuh dari mobil. Ia menduga ada yang tidak beres selama penangkapan, kok tiba-tiba sudah di RS.

"Saya cemas, kenapa hingga siang, Dedi belum juga pulang, padahal tadi saya mintai tolong pukul 9.00, eh sekitar pukul 15.00 dapat kabar jika anak saya masuk UGD," tambahnya.

Powered by Telkomsel BlackBerry®

Tidak ada komentar:

Posting Komentar