Selasa, 21 Juni 2011

Berharap Perhatian Semua Kalangan

laporan, Wicaksana Arif Turbrilian

DURI, TRIBUN - Mata kepala SDN 69 Desa Petani, Misyono berkaca-kaca kala menceritakan kondisi sekolah tempatnya mengajar. Moment ini terjadi kala kepala Desa Petani, Rianto berkunjung ke sekolah negeri yang kondisi bangunannya rusak parah. Dengan nada suara tertekan, ia ceritakan apa yang terjadi dengan sekolahnya.

Ruang kelas sekolah yang memiliki 60 siswa ini selalu basah ketika hujan turun. Atap yang terbuat dari seng, tak lagi dapat menahan terjangan hujan. "Kalau ditiup angin rada kencang, atap kayak yang mau terbang," ucapnya, Selasa (21/6).

Kondisi ruang kelas yang hanya ada dua, harus dibagi untuk enam angkatan. Jadi satu kelas, digunakan oleh tiga angkatan siswa. Keterbatasan inilah yang membuat Misyono sedih. Keterbatasan tak hanya disitu, terkadang, peserta didik merasa sungkan belajar karena tak memiliki alat tulis yang memadai.

Buku, alat tulis hingga seragam sekolah, tak gampang didapat bila yang lama telah rusak atau tak dapat digunakan lagi. Itulah yang menyebabkan anak didiknya enggan berangkat ke sekolah. Untuk membeli alat tulis itu, siswa harus menempuh jarak yang cukup jauh ke kota.

Kesemua siswa yang terdaftar hanya sekitar 15 anak didik yang mau berangkat ke sekolah. Sebagian besar lebih memilih membantu orangtua mencari kayu ke hutan. "Sempat ada kabar bahagia dari pemerintah daerah dengan bantuan empat ruang kelas tambahan beberapa bulan lalu, namun kini sirna," lanjutnya.

Proyek pembangunan empat kelas tammbahan ini memang sempat berjalan. Namun hingga kini tak juga tuntas. Pembangunan yang dijanjikan pemerintah, ternyata hanya pondasi saja. Kontraktor yang mengerjakan entah kemana tak menyelesaikan proyek tersebut.

Melihat kondisi tersebut, kepala Desa Petani, Rianto mengaku perlu meninjau langsung ke lapangan. Dalam tinjauan yang ia lakukan, tak hanya membawa tangan hampa. Dalam kunjungannya itu, juga ia sampaikan bantuan 30 paket buku tulis dari Himpunan Wartawan Duri (Hiwari).

Dalam perbincangan yang terjadi, kepsek meminta Rianto untuk memerhatikan kondisi riil sekolah dan memohon untuk dibantu pembangunannya. Rianto menjawab akan mengupayakan sekuat tenaga untuk membantu pembangunan ruang kelas yang layak.

Selain itu, Rianto meminta kepsek untuk selalu berkoordinasi dengan pemerintah desa Petani, supaya bila ada keluhan bisa lebih diperhatikan. "Kita perjuangkan bersama-sama, dan doakan semoga Dana ADD yang dikucurkan Pemkab Bengkalis untuk Desa Petani cukup besar, sehingga tak binggung membaginya untuk sekolah ini," ucapnya.

Kepada Tribun, Rianto mengatkan, bagi semua kalangan yang peduli akan pembangunan pendidikan, bisa langsung menghubunginya. Kondisi SDN 69 ini diakuinya kondisi bangunannya cukup kritis. Tak ketinggalan, Kepsek ucapkan banyak terimakasih atas kunjungan Kades Petani meninjau langsung kondisi sekolah.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Tidak ada komentar:

Posting Komentar