Jumat, 17 Juni 2011

Pembukaan Ritual Bakar Tongkang

Laporan, Wicaksana Arif Turbrilian

BAGANSIAPIAPI, TRIBUNPEKANBARU.COM - Thi Shung (48) bela-belain pulang kampung dari Jakarta untuk langsungkan ibadah. Ritual bakar tongkang baginya tak boleh dilewatkan. Meski harus rela tempuh jarak yang cukup jauh. Ataupun rela meninggalkan usahanya beberapa hari.

"Kepulangan saya ini untuk mendoakan leluhur," ucapnya pada Tribun, Kamis malam (16/6).

Dua hari lalu ia tiba dan langsung mempersiapkan segala kebutuhan dalam ritual. Ribuan lembar uang kertas, dupa, dan hasil bumi siap dibakar. Segala suatu itu dimaksudkan untuk mengiringi ruh leluhur di alam baka.

Tak hanya itu, ia juga melantunkan doa di hadapan para dewa supaya didengar dan dikabulkan. Bila tiba waktu menjalankan ritual bakar tongkang, bagaimanapun kondisinya, harus ia dijalankan. "Hati ini terasa tak tenang bila tak lakukan kewajiban ini," lanjutnya.

Bersama ribuan warga Tionghoa yang lahir dan tumbuh besar di Bagan Siapiapi melanjutkan prosesi pemanjatan doa. Diiringi tabuh genderang, ia bersama ribuan warga lain nampak hikmat melaksanakan ritual.

Jelang puncak prosesi undang dewa-dewa, warga Tionghoa ini lantas lakukan ritual pemanggilan dengan menghadap lima penjuru mata angin. Namun saat ditanya latarbelakang melakukan prosesi tersebut, Shung hanya menjawab seperti itulah yang diajarkan leluhur.

Prosesi ritual ditutup tepat pukul 00.00. Seusai panjatkan doa, pembukaan ritual bakar tongkang resmi dibuka dengan pesta kembang api. Masyarakat Tionghoa nampak antusias saat dimanjakan dengan pemandangan pesta kembang api.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Tidak ada komentar:

Posting Komentar