Jumat, 30 September 2011

Bangunan Sekolah dan Pasar Porak Poranda Diterjang Puting Beliung

Laporan, Wicaksana Arif Turbrilian

DURI, TRIBUN - Fenomena alam angin puting beliung, Rabu (28/9) malam mengamuk di seputaran Jalan Meranti, KM 12, RT 02/RW 09, Kelurahan Talang Mandi, Mandau, Bengkalis pada pukul 19.00. Angin tersebut merusak puluhan rumah warga dan beberapa fasilitas umum. Karena kedahsyatanya, beberapa rumah warga, bangunan sekolah dan pasar rakyat roboh hingga rata dengan tanah.

Anggota komisi IV DPRD Bengkalis, dr H Fidel Fuadi dan rombongan langsung tinjau lokasi amukan angin tersebut keesokan harinya. Sebelum tiba di lokasi, nampak pohon-pohon tumbang, bahkan tercabut hingga akar-akarnya. Sebagian rumah yang dilalui juga nampak rusak atapnya.

Melihat masjid yang juga terkena terjangan angin, membuat rombongan memutuskan untuk singgah sejenak. Dari obrolan dengan sejumlah warga, angin itu terjadi pada pukul 19.00. Widodo (32) mengatakan, gulungan angin tersebut menyapu kampung suka asih sekitar 20 menit. Namun akibat sambaran tersebut, puluhan rumah porak poranda.

"Meski terjadi hanya beberapa menit, namun menyebabkan kerusakan yang cukup dasyat. Selain gulungan angin berwarna putih, peristiwa tersebut diserta hujan es dan sambaran petir yang sangat besar," ucapnya pada Tribun.

Menurutnya, di dalam rumah, terdengar gemuruh di atap rumahnya disertai bunyi hujan yang sangat keras. Dia meyakini bahwa yang jatuh itu butiran es. Dia dan keluarga lantas berlindung di dalam rumah. Namun beberapa saat setelah gemuruh itu melintas, Widodo mencoba melihat apa yang dengan keluar rumah.

Saat itu ia merasa kaget dengan melihat gulungan angin kencang berwarna putih berputar-putar menumbangkan segala yang ada. Pohon-pohon dan tiang listrik pun tak luput dari terjangan. Setelah itu, ia mencoba melihat sekeliling kampungnya, dan menyaksikan beberapa rumah warga roboh.

Mendengar kabar tersebut, rombongan pun langsung memutuskan untuk melihat dari dekat kondisi rumah yang roboh. Saat ditelusuri, ternyata tak hanya rumah warga yang rata dengan tanah. Namun juga bangunan sekolah dan lapak-lapak pasar ikut menjadi korban.

Bocah berusia sembilan tahun yang terpaksa tak bisa bersekolah lagi menuturkan bagaimana kejadian yang disaksikannya. Siswa kelas 3 Sekolah Dasar ini, mengaku takjub dengan kejadian yang menimpa kampungnya.

"Anginnya seperti kerucut, besar dan bewarna putih, anginnya sepertinya mau memakan rumah-rumah dan pohon, kami langsung lari ke rumah warga yang lain untuk cari selamat. Untung ada warga yang mau menerima kami pada saat itu,'' ujar Jiji mengisahkan.

Terjangan angin tersebut juga merobohkan tempatnya menuntut ilmu. Tiga ruang kelas SDN 68 Mandau rata dengan tanah. Sementara dua ruang kelas lagi, kini beratapkan langit. Bangunan sekolah yang masih berdiri tegak hanya yang dibuat dengan tembok batu. Itupun hanya menyisakan tiga ruang kelas dan satu ruang majelis guru.

Menurut penuturan penjaga sekolah Sukasdi (36) yang juga menrangkap guru olahraga, kejadian itu sangat cepat. Dirinya tak dapat melihat hanya dapat memeluk istrinya, Nur Janah yang sedang hamil empat bulan itu di sudut ruangan.

"Selain itu saya hanya memanjatkan doa dan beradzan. Semua hancur, ruang sekolah hampir semuanya roboh, areal parkir pun jadi hilang beserta atap-atapnya. Siswa yang jumlahnya sekitar 300, terpaksa di liburkan,'' ujarnya sambil membersaihkan puing-puing kayu sekolah yang ambruk.

Sementara itu ketua RT 02, Rahman Hutagalung mengatakan, dari sekian puluh rumah yang hancur, ada dua rumah warga yang paling parah yakni rumah milik keluarga Asmuri dan keluarga Sagara Tupon. Kedua keluarga ini terpaksa mengungsi dulu ke rumah-rumah tetangga.

Fidel Fuadi mengatakan, dirinya sudah menghubungi beberapa pihak terkait seperti, Dinas Sosial dan Dinas Pendidikan untuk segera menurunkan tim guna memberikan bantuan darurat terkait musibah ini. Dari kata pihak terkait itu, mereka semuanya sedang di dalam perjalanan menuju lokasi kejadian.

Saat Tribun konfirmasikan UPTD Sosial Mandau, Tengku Khasanah mengatakan, dia telah menerima kabar tersebut. Hari ini (Jumat, 30/9) akan ke lokasi sekaligus membawa bantuan sosial.

Saat dikonfirmasi dirinya mengaku sedang menunggu data-data masuk dari kelurahan Talang Mandi. Data-data itu akan langsung dikirim ke Bengkalis dan bantuan itu bisa langsung diserahkan. Namun, dia mengatakan belum sempat datang ke lokasi, karena baru melakukan tugas lain.

Untuk kegiatan belajar mengajar, kepala UPTD Pendidikan Mandau, M Rasyid mengatakan, sementara akan meliburkan peserta didik SDN 68 Mandau. Siswa-siswi diliburkan hingga hari Minggu. Selama libur tersebut, dirinya akan menyiapkan bangunan tenda darurat untuk digunakan sebagai tempat belajar mengajar.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

1 komentar:

Unknown mengatakan...

ada foto rumah bapak asmuri dia orang tua saya boleh saya minta foto nya

Posting Komentar