Jumat, 16 September 2011

Gajah Liar Curi Beras di Dapur Warga

Laporan, Wicaksana Arif Turbrilian

DURI, TRIBUN - Sudah tiga rumah warga Kulim km 10, dibobol maling. Tiga kejadian itu terhitung sejak sebulan silam. Uniknya, barang yang dicuri hanyalah beberapa karung beras dan sayuran. Dan pencurian itu bukan dilakukan manusia, melainkan gajah liar yang memasuki pemukiman. Peristiwa itu terjadi di kawasan RT 2, RW 11 dusun Sumber Makmur Desa Petani.

Gajah liar mulai beredar di pemukiman warga sekitar pukul 17.00 hingga subuh. Pembobolan itu dilakukan dengan menerobos dapur dan mencari apa yang bisa dimakan. Konflik antar gajah liar dan warga kulim ini terjadi hampir tiap hari sejak minggu pertama bulan Agustus.

Ketua RT setempat, Durahim Simamora (52) saat dijumpai Tribun mengatakan, kawanan gajah liar berkisar 30 ekor. Kemunculannya hanya terjadi tiap malam hari. Kawanan gajah itu memakan semua yang bisa dimakan. Termasuk ladang warga pun tak luput jadi area perusakan.

"Semua dilibas gajah liar tersebut, layaknya sawit, kebun sayur, bahkan kebun karet warga pun tak luput dari santapannya," ucapnya, Jumat (16/9).

Tiga rumah warga yang dijebol rata-rata rusak di bagian belakang. Menurutnya, beras persediaan makanan warganya dilahap beserta sayur mayur. Lanjut Simamora, pemilik rumah takut dan tak berani mengusir kawanan gajah tersebut. Mereka lebih memilih berdiam diri daripada diserang gajah tersebut.

Kebun-kebun warga juga menjadi santapan gajah. Demikian yang dialami Parlin Nababan (47). Parlin membiarkan kebun karetnya disantap gajah liar tersebut. Namun hal ini disesalkan, karena penanganan pihak berwenang tak cepat tanggap. Parlin dan warga sekitar hanya merasa takut diserang gajah-gajah liar tersebut.

"Bagi saya, gajah itu lebik baik dipindahkan daripada harus terjadi konflik dengan manusia. Pasalnya, semakin banyak warga yang dirugikan, maka tidak menutup kemungkinan bisa terjadi konflik dengan keduanya," ucapnya.

Bagi dia, lebih baik menyelamatkan gajah liar dari habitatnya daripada harus terjadi bentrok dengannya. Jumlah mamalia terbesar yang dilindungi ini terus merosot tajam. Maka dari itu warga kulim km 10 tiap malam melakukan ronda. Siskampling tersebut mulai dilakukan pukul 17.00 hingga subuh. Beberapa kali Parlin dan warga sekitar menemukan kawanan gajah tersebut sedang merusak tanaman di ladang warga.

"Kami hanya melakukan pengusiran dengan menggunakan kembang api. Tujuannya membuat takut kawanan gajah tersebut. Namun yang terjadi justru sebaliknya, gajah-gajah tersebut sesekali balik menyerang," tambahnya.

Dalam kawanan tersebut, Parlin dan Simamora melihat ada sekitar empat ekor gajah muda. Gajah tersebut tingginya hanya sekitar 1,5 meter. Dan kala warga berusaha mengusirnya, gajah dewasa berusaha terus melindungi anaknya dari gangguan. Itulah yang menyebabkannya sesekali menyerang warga.

Kepala Desa Petani, Rianto mengatakan, telah menerima keluhan warga dari beberapa tempat. Dari mulai km 9 hingga km 12. Keluhannya semuanya mengenai keresahan warga atas kedatangan gajah liar. Gajah liar itu merusak ladang sawit dan karet warga.

"Kawanan gajah itu, sempat masuk ke ladang sawit saya. Mereka memakan pohon sawit yang baru berusia tiga tahun," ucapnya.

Pihaknya juga sedang mengusahakan kepada pihak berwenang supaya cepat ditangani. Saat dihubungi Tribun, Kasi wilayah III, Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA), Hutomo mengatakan, pada bulan ini banyak konflik gajah yang terjadi di berbagai tempat di Riau.

Pihaknya meminta pengertian dengan kelambatan penanganan konflik gajah di Duri. Saat ini semua anggotanya sedang berusaha mengalihkan konflik itu dari masyarakat. Kejadian di Duri berbarengan dengan konflik di Rengat dan daerah di Kampar.

"Kami minta pengertian masyarakat Duri untuk mengerti kondisi ini. Kebetulan di beberapa tempat di Riau juga terjadi konflik yang sama. Bahkah di Rengat, terjadi konflik antara warga dengan beruang," ucapnya.

Ia mengatakan, rencananya setelah menangani konflik di Kampar, BBKSDA langsung meluncur ke Duri. Namun meski tim belum menangani konflik di Duri, Hutomo sudah menurunkan anggotanya untuk patroli rutin.
--
Caption,
Seekor gajah tertangkap kamera telepon genggam Simamora saat sedang menikmati pohon sawit warga. Ada sekitar 30 ekor dalam kawanan tersebut. Hingga sekarang, kawanan gajah liar tersebut masih mengancam keselamatan warga Kulim, Desa Petani. TRIBUN/ISTIMEWA.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Tidak ada komentar:

Posting Komentar