Jumat, 23 September 2011

Ketua UED SP Tasik Serai Timur Tewas Ditembak Rampok

Laporan, Wicaksana Arif Turbrilian

PINGGIR, TRIBUN - Misriani (35), terlihat begitu shock, wajahnya tegang. Air matanya tak hentinya mengalir di pipi. Dikerumunan banyak orang yang berada di depan kamar mayat RSUD Duri, Jumat (23/9). Dirinya hanya bisa duduk lemas menerima musibah.

"Dia ditembak di depan saya,'' hanya itu kalimat yang keluar dari mulut staff Usaha Ekonomi Desa-Simpan Pinjam (UED-SP) Desa Tasik Serai Timur, Kecamatan Pinggir, Bengkalis ini saat ditanya Tribun, sembari kemabali menutup muka dan menangis tersedu-sedu. 

Di sebelahnya duduk juga seorang perempuan memakai kerudung. Sama halnya dengan Misriani, matanya juga terlihat merah dan sembab. Wanita yang bernama Shinta (32) ini juga bernasib sama dengan Misriani. Namun bedanya, Shinta terlihat lebih tegar dan dapat ditanya tentang kejadian yang baru saja dialaminya.

Menurutnya, dirinya baru saja habis dirampok bersama tiga rekan lainnya yang masing-masing bernama, Misriani, Basar dan Legino. Kesemuanya adalah anggota UED SP Tasik Serai Timur yang mana Basar selaku ketuanya. Akibat kejadian itu, Basar tewas ditembus timah panas milik pelaku rampok yang berjumlah empat orang dengan mengendarai dua unit motor Yamaha RX King.

Lanjut Shinta, pagi itu sekitar pukul
08.30 WIB, mereka berempat berencana hendak ke Bank Riau Cabang Duri untuk menyetorkan dana masyarakat UED SP yang berjumlah kurang lebih Rp 60 juta dengan menggunakan mobil Xenia Silver, BM 1328 TT milik ketua.

Kebetulan Shinta juga hendak berbelanja ke Duri. Untuk itu dirinya pun menaruh uang miliknya yang berjumlah Rp 9 juta itu ke tas yang sama dengan dana yang hendak disetor tersebut. Tas berwarna hitam dengan logo merk yang sudah terkelupas. Mereka tak tahu bila saat itu sudah diintai.

Selama perjalanan, mereka asik berbincang, tidak ada tanda-tanda jika mereka akan tertimpa musibah. Setibanya di KM 55, Desa Beringin, muncul empat orang tak dikenal. Kawasan itu masuk dalam areal hutan akasia milik PT Arara Abadi. Secara mengejutkan tiba-tiba kaca samping tepat disisi supir pecah.

Mobil yang kala itu dikemudikan Basar kontan sedikit oleng. Dan yang mengejutkan, Basar tiba-tiba tumbang. Darah segar dari bahu kanannya muncrat kemana-mana. Lanjut Shinta, kami yang tadinya asik mengobrol, langsung terpaku melihat kejadian ini. Ternyata Basar ditembak..!

Mobil pun oleng ke samping dan menabrak gundukan hingga terhenti. Empat orang pria bertubuh besar yang mengendarai dua unit motor RX king langsung mendekat. Wajah keempatnya ditutup helm. Satu dari mereka langsung membuka pintu dan menyuruh semua yang ada di dalam mobil untuk keluar.

''Turun-turun kalian semua..!.. Mana uang..uang..cepat..!..,'' seraya memukul lutut Legino dengan palu yang di bawa pelaku.

Shinta dan Misriani semakin ketakutan dengan reflek mereka pun menunjukkan tas hitam yang berada di jok belakang mobil itu kepada pelaku. Dengan cepat, pelaku menyambar tas tersebut. Setelah mendapatkan apa yang diinginkan, keempatnya kabur meninggalkan TKP.

Pelaku kabur ke arah KM 54 yang mana jalan tersebut bisa tembus ke daerah Perawang, Kabupaten Siak. Setelah sekian lama menunggu barulah ada mobil yang melintas. Yakni mobil proyek milik PT Chevron. Dengan bantuan para pekerja yang ada di mobil itu barulah pertolongan datang ke lokasi kejadian.

"Ponsel kami tak bisa menangkap sinyal sama sekali, jadi pekerja Chevron itu memanjat pohon untuk menelpon polisi. Sementara bang Basar sudah tidak bergerak lagi, setelah beberapa kali mengucapkan lafaz tuhan,'' Seloroh Shinta mengenang.

Setelah bantuan datang, barulah korban di bawa ke RSUD Duri. Basar yang mengalami pendarahan hebat tidak dapat tertolong lagi. Sementara Legino yang lututnya mengalami luka memar langsung ditangani tim medis di Polsek Pinggir. Keterangan saksi-saksi sudah diterima Polsek Pinggir.
.
Sementara itu, Atan Muijar, Kepala Desa Tasik Serai Timur yang juga abang ipar korban Basar kepada Tribun mengatakan, pihaknya sangat terkejut dengan kejadian ini. Dirinya meminta kepolisian agar dapat menangkap para pelaku.

''Inilah tugas berat bagi pengurus uang masyarakat, nyawa taruhannya, uang yang dipegang tak seberapa tapi nyawa melayang gara-gara perampok,'' ujar Atan sambil terisak.

Sementara istri korban, Yenni yang dijumpai di RSUD Duri hanya bisa menangis. Beberapa kali sempat tak sadarkan diri. Ikut beserta rombongan keluarga, anak sematawayangnya juga tak kuasa menahan kesedihan melihat ayahnya terbujur kaku.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Tidak ada komentar:

Posting Komentar