Minggu, 04 September 2011

Sektor Perdagangan Sepi Akibat Lebaran

Laporan, Wicaksana Arif Turbrilian

DURI, TRIBUN - Memasuki H+4 Hari Raya Idul Fitri 1432 H, Kota Duri masih sepi aktivitas. Demikian juga di beberapa pasar tradisional. Belum sepenuhnya pedagang membuka kembali lapak dagangannya. Namun demikian, harga barang sembako masih stabil. Kecuali harga minyak tanah yang naik.

''Hingga kini belum ada kenaikan harga, masih normal seperti harga sebelum hari raya kemarin. Kebetulan saya sudah jualan dari kemarin, namun belum ada informasi dari agen akan ada kenaikan harga hingga sekarang," ujar seorang pedagang barang Sembako di Pasar Dewi Sartika, Wadi, Minggu (4/9).

Sebagian Pasar Dewi Sartika yang menjual bahan pokok, terlihat masih lengang. Bahkan tempat kios daging dan ikan, pedagang sudah tidak terlihat lagi karena biasanya di siang hari mereka meluber hingga berjualan di jalanan luar pasar.

Wadi menjelaskan bahwa harga barang pokok masih normal, seperti minyak goreng curah yang dijual dengan harga Rp9.500 per kilo. Demikian juga dengan gula pasir yang dijual per kilogram dengan harga Rp10 Ribu. Telur ayam, daging sapi, dan sayur mayur dijual masih dengan harga standar seperti H-3 Idul Fitri lalu.

Sementara harga beras juga belum mengalami peningkatan harga yang signifikan. Selain di Pasar Dewi Sartika, di Pasar Mandau Raya, Jalan Jenderal Sudirman, beras Anak Dara yang dibanderol dengan harga paling tinggi dibanding beras lainnya masih dijual dengan harga Rp9.500 per kilogram.

''Beras masih harga biasa untuk semua jenis yang kami jual, belum ada kenaikan harga,'' sebut Umi, pedagang beras yang baru berjualan kemarin.   

Dari kedua pasar tersebut, hanya minyak tanah yang mengalami kenaikan Rp500 per liter dari harga sebelumnya Rp7 ribu. Kenaikan ini diakui seorang pedagang yang berjualan di Pasar Mandau Raya, Khairul. Ia mengatakan bahwa sejak membuka warung milik bosnya, yang naik hanya minyak tanah saja, sedangkan barang lainnya, masih dijual dengan harga normal.

''Minyak tanah biasa kami jual dengan harga Rp7 ribu, menjadi Rp7500. Sementara telur ayam per papannya masih dijual normal dengan harga Rp 29 ribu," ujarnya.

Beberapa pedagang memperkirakan bahwa harga tetap normal hingga satu pekan ke depan, dikarenakan stok barang cukup. Lanjut Khairul, normalnya harga bahan poko ini disebabkan, masih minimnya permintaan. Masyarakat Duri pada umumnya adalah pendatang, jadi hiruk-pikuk aktifitas belum kembali normal karena sebagian besar masyarakatnya mudik ke kampung halaman.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Tidak ada komentar:

Posting Komentar