Senin, 05 September 2011

Labkesda: Produk Van Hollano Positif Mengandung Bakteri

Laporan, Wicaksana Arif Turbrilian

DURI, TRIBUN - Hasil laboratorium kesehatan daerah (Labkesda) mengatakan, Roti Van Hollano Duri mengandung bakteri. Sampel yang diambil terkait kasus keracunan beberapa hari lalu memang tercemar bakteri. Akibat memakan produk tersebut, 12 orang harus menginap di rumah sakit. Para korban mengalami muntah-muntah dan pusing kepala.

Kala itu dinas kesehatan Bengkalis melalui jajarannya langsung melakukan sidak. Hingga saat ini kasus dugaan keracunan makanan yang menimpa tiga keluarga terus di usut. Dinas kesehatan terus lakukan pemeriksaan, terhadap pasien, dan toko yang memproduksi roti, beserta pekerjanya. Labkesda ternyata menemukan bakteri makanan pada sampel produk Van Hollano Duri.

Kasus dugaan keracunan makanan, akibat mengkonsumsi roti isi daging yang di beli di Van Hollano Duri, bukanlah kasus biasa. Untuk itu, pihak Dinas Kesehatan Propinsi Riau, Dinas Kesehatan Kabupaten Bengkalis, Labkesda, UPTD KesehatanKecamatan Mandau, pihak Kecamatan, UPTD Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kecamatan Mandau, sudah melakukan sidak ke toko roti ternama itu.

"Dari hasil pemeriksaan laboratorium, roti dan muntahan korban yang sudah kami periksa, benar mengandung bakteri. Kita merekomendasi agar pihak kecamatan Mandau bertindak tegas  atas kasus ini, selanjutnya terserah pada pihak kecamatan," demikian ujar kepala UPTD Kesehatan Mandau, drg Susilowati kepada Tribun, Senin (5/9).      

Riset yang dilakukan tim ini menggunakan dua metode. Yakni riset kimiawi dan bakteriologi. Susilowati mengatakan, dari riset kimiawi, tidak menemukan bahan-bahan berbahaya. Namun dari sampel yang diambil tim kesehatan, menunjukkan positif mengandung bakteri. Dari hasil pemeriksaan yang dilakukan tim observasi di TKP Toko Roti Van Hollano Jalan Jenderal Sudirman Duri, ditemukan ruangan dapur lantai dasar bangunan dan juga lantai atas yang dijadikan dapur tempat memasak tidak higienis.

"Dapur yang berada di lantai dasar, tidak dilengkapi tempat pembuangan limbah yang baik dan juga banyak ditemukan genangan air limbah, " terangnya.

Toko roti raksasa di Riau ini juga tak memiliki lemari penyimpanan roti sebagimana layaknya sebuah toko roti. Meja adonan, tempat adonan roti serta alat panggang, saat dilakukan pemeriksaan ditemukan dalam kondisi yang tidak dicuci bersih. Selain itu, tempat meletakkan roti yang selesai di produksi, berdekatan dengan tempat sampah yang terbuka.

Sedangkan yang paling disesalkan yakni ruang produksi toko roti Van Hollano banyak dihinggapi lalat dan kecoa. Selain itu, pekerja tidak bekerja dengan higienis. Produksi roti, dikerjakan pekerja tanpa mengenakan sarung tangan dan masker. 

"Dari hasil pemeriksaan, bakteri yang menjangkiti korban, berasal dari daging. Namun, kami tetap merekomendasi agar seluruh peralatan dapur, termasuk sanitasi air limbah dibersihkan. Selain itu, kita minta pihak Van Hollano agar rutin melakukan quality control terhadap para pekerja mereka," tambahnya.    

Menurut Susilowati, beberapa korban keracunan tersebut mendatangi kantornya dan meminta dinas kesehatan dan instansi terkait, melakukan pengusutan. Seorang korban, Sri Hartono ketika ditemui di Puskesmas Duri meminta agar pihak kecematan Mandau bertindak tegas terhadap toko roti Van Hollano karena kasus yang berisiko membahayakan nyawa orang banyak.

Dia berharap pihak kecamatan dan juga dinas kesehatan melakukan pengecekan berkala. Paling tidak mereka bekerja sesuai dengan SOP yang ada. Kalau sudah seperti ini, sudah menjadi kasus kriminal, karena kelalaian mereka dapat membahayakan masyarakat.

"Kami kira toko yang nampak bersih dan higienis dari luar ternyata menjual produk yang membahayakan konsumennya. Semoga saja tidak sampai menyebabkan korban jiwa," jelas Sri Hartono, didampingi istrinya, Linda, yang juga menjadi korban keracunan.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Tidak ada komentar:

Posting Komentar