Rabu, 14 September 2011

'Main Mata' Dalam Pengadaan Alat Kesehatan

Laporan, Wicaksana Arif Turbrilian

DURI, TRIBUN - Anggota komisi IV DPRD Bengkalis dari Fraksi PKS, Abdul Halim menduga ada yang "main mata" dalam tender alat kesehatan di panitia lelang kabupaten Bengkalis. Lelang pengadaan alat-alat kesehatan di Bengkalis, tak sesuai dengan standar yang diajukan. Ia merasa bingung dengan sikap panitia lelang yang memenangkan kontraktor nakal tersebut.

Untuk itu ia meminta semua jajaran pemerintahan untuk memantau proses pengadaan tersebut. Kecaman keras ini ia lontarkan serius dengan terus memantau perjalanan proyek tersebut. Karena anggaran ini dikeluarkan dari dana masyarakat. Alat-alat kesehatan ini dibeli untuk melengkapi fasilitas kesehatan yang sepenuhnya akan digunakan masyarakat.

"Ada tujuh point yang kami usung sebagai imbauan pengawasan dan pengusutan pihak terkait," ucapnya pada Tribun, Rabu (14/9).

Kejanggalan-kejanggalan proses lelang alat kesehatan itu, berbuntut pemanggilan untuk dengar pendapat di komisi IV DPRD Bengkalis. Dalam dua kali agenda hearing ini, komisi IV memanggil panitia lelang RSUD Bengkalis dan RSUD Duri. Hearing dilaksanakan hari ini, Rabu (14/9).

Dari agenda hearing tersebut, komisi IV mencatat hal-hal yang tak semestinya dalam proses lelang. Namun dalam proses hearing, panitia lelang kedua rumahsakit tersebut mengakui adanya kekeliruan. Yang pertama, tidak sepenuhnya mengetahui kualitas produk yang ditawarkan peserta lelang. Kedua, panitia lelang bukan berbacground dokter, maka dari itu tak mengenali, alat-alat kesehatan yang sesuai kualitas yang ditentukan sebelumnya.

Alat kesehatan yang tak sesuai dengan standar yang diajukan, hanya akan jadi barang rongsokan. Menurutnya, kenapa hanya menjadi barang rongsok, karena barang yang tak sesuai itu tak akan dipakai.

Penggunaan alat kesehatan tak bisa sembarangan, karena berpengaruh dengan keselamatan jiwa pasien. Anggota dewan dapil kecamatan Pinggir ini mencontohkan penggunaan gunting operasi yang kualitasnya tak sesuai justru akan membahayakan keselamatan pasien.

Point pertama yang menjadi perhatian yakni kepada pihak terkait kenapa sampai meloloskan kontraktor nakal tersebut. Yang kedua, kepada oknum-oknum yang terkait secara hukum supaya mengawasi kontraktor tersebut.

"Point yang ketiga, dia mengimbau penegak hukum untuk langsung melakukan pengusutan dan memprosesnya secara hukum atas kasus yang merugikan dana rakyat ini," lanjutnya.

Anggaran alat kesehatan ini, menghabiskan APBD Bengkalis miliaran rupiah. Menurutnya bila anggaran ini dibelikan alat kesehatan yang tidak sesuai kualitas, bisa merugikan rakyat 50 persen. Imbauan keempat, yaitu alat kesehatan yang tidak sesuai kualitas ini bisa membahayakan keselamatan pasien.

Poin kelima, mengajak rekan-rekan DPRD untuk mengadakan pemantauan lebih ketat. Baik dari proses lelang hingga proses pengadaan barang tersebut. Sementara poin keenam, rekan dokter untuk jangan mau menerima baarang-barang yang tak sesuai dengan kualitas yang ditentukan.

Namun setelah digelar hearing di komisi IV, panitia lelang melakukan pengkajian ulang proses lelang. Panitia lelang dari kedua rumahsakit berjanji tak akan meloloskan peserta lelang yang tak memiliki alat kesehatan sesuai kualitas alat kesehatan yang telah ditentukan.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Tidak ada komentar:

Posting Komentar