Jumat, 09 September 2011

Sudah Waktunya Jual Emas

Laporan, Wicaksana Arif Turbrilian

DURI, TRIBUN - Ada-ada saja kebiasaan para ibu-ibu pasca lebaran di Kota Duri dan beberapa daerah di sekitarnya. Bila lepas lebaran, maka para ibu ramai yang menjual perhiasan emasnya ke toko emas. Hal itu diucapkan pemilik toko emas, Fadli, di Pasar Mandau Raya, Jumat (9/9). Menurutnya, sudah menjadi kebiasaan di Duri, bila usai lebaran, banyak yang menjual emas.

Namun menjelang lebaran, ramai-ramai pula membeli emas. Hal ini sudah menjadi berkah tahunan pemilik toko emas. Hal itu lumrah terjadi bila pada musim membeli emas, harga naik, dan harga turun sedikit di saat banyak masyarakat menjual emas. Hal itu sejalan dengan teori suplai demand.

"Sebenarnya wajarlah bila kami juga mengambil upah membuat di saat pelanggan menjual emasnya ke kami. Itu wajar dan terjadi di mana-mana," papar penjual emas yang tinggal di Jalan Tribrata Duri ini.

Sementara itu, Febriyanti, yang baru saja menjual emasnya di Pasar Mandau Raya menyebutkan, bahwa ia terpaksa menjual gelang yang baru dibelinya pertengahan bulan ramadhan kemarin karena uangnya sudah habis selama di kampung. Menurutnya, hasil penjualan itu akan digunakan menutupi kebutuhan sehari-hari.

"Yah kalau tak dijual mau makan apa menjelang akhir bulan? Karena suami saya gajian baru akhir bulan. Jadinya gelang ini terpaksa dijual. Kami udah kehabisan dana buat pulang kampung dan biaya selama di kampung," papar ibu asal Sidikalang, Sumatera Utara (Sumut) ini.

Baginya membeli dan menjual perhiasan itu sudah biasa. Bila ada uang ia akan membeli emas. Bila tak ada uang maka ia akan menjualnya kembali. Menurutnya kalau tak pandai-pandai berhemat dan menabung maka bisa puasa lagi di penghujung bulan. Bagi saya membeli emas selain berfungsi untuk berhias juga menabung. Jadi berhias sambil menabung gitulah.

Mungkin bagi orang lain akan sayang bila menjual emas yang baru sebulan dibelinya. Tapi bagi saya biasa saja. Senada dengan Febriyanti, Anita juga menjual kalung emasnya. Karena ia harus membayar biaya berobat anaknya yang sempat dirawat di rumah sakit.

Walaupun tak pulang kampung, namun warga Jalan Obor ini terpaksa harus menjual kalung kesayangannya itu demi biaya perobatan anaknya.Disebutkannya biasanya ia pulang dari kampung baru menjual emas. Namun tahun ini walau tak pulang kampung ia harus juga menjual emas karena harus melunasi biaya perobatan.

"Tak apalah nanti kalau ada rezeki saya beli lagi," tutup.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Tidak ada komentar:

Posting Komentar