Jumat, 30 September 2011

Anak Pertama Yanti Tak Memiliki Dinding Perut

Laporan, Wicaksana Arif Turbrilian

DURI, TRIBUN - Satu lagi kasus kelahiran bayi dengan kondisi tak lazim. Bayi yang lahir pukul 15.00 dari rahim Yanti (20) tak memiliki diding perut. Ususnya terburai dan kaki kanannya lebih pendek dari kaki kiri si bocah. Nenek si bocah, Sopiah (40) merasa kaget melihat kelahiran cucu pertamanya tak normal.

Kelahiran anak Yanti, merupakan kejadian kedua kalinya yang ditangani RS Permata Hati. Kelainan yang dikenal dengan istilah medis, congenital omphalokele disebabkan karena kelainan bawaan bayi. Bukan dari pengaruh genetika atau akibat benturan.

Menurut dokter yang menangani bocah ini, dr El Fitri mengatakan, kemungkinan besar kelainan ini disebabkan faktor kurang gizi pada masa kehamilan. Pada masa pertumbuhan janin tak sempurna. Dinding perut tak menutup sempurna. Namun penyebab pastinya, harus melalui uji lab lebih lanjut.

"Sementara untuk jenis kelamin si bayi, belum bisa kita pastikan, bila dilihat dari kasat mata, bocah malang ini memiliki kelamin ganda. Dalam istilah medis disebut Ambigus. Maka dari itu, harus dipastikan dari uji kromosom," lanjutnya.

Dibandingkan kasus kelahiran penderita Extra Cardiac, Siti Arrahmah, bayi yang lahir dengan jantung di luar rongga dada, kasus kelahiran dinilai lebih kuat. Namun tetap harus cepat ditangani. Ditakutkan terjadi infeksi pada organ dalam bayi.

Langkah awal perawatan anak pertama Yanti, yakni diberikan anti biotik supaya tak dihinggapi bakteri. Sementara ini semua organ dalam si bocah bekerja secara normal. Usus yang terburai, dibalut dalam perban steril. Lalu bayi tersebut diletakkan dalam incubator.

"Secepatnya kita akan bawa bayi ini ke Pekanbaru. Dia harus ditangani dokter bedah, untuk memasukkan kembali ususnya. Secara umum kondisi kesehatannya baik, jantung dan paru-paru bekerja bagus,'' imbuhnya.

Sementara itu, Direktur RS Permata Hati, dr Efrianti mengatkan pihaknya akan berbuat yang terbaik untuk menyelamatkan bayi yang lahir dengan usus di luar itu, dengan mengupayakan secepatnya di rujuk ke
Pekanbaru. "Begitu bayi itu sampai di rumah sakit, kita langsung berikan perawatan. Jangan sampai ususnya kena infeksi, karena organ ini sangat sensitif," ucapnya.

Sopiah mengatakan proses kelahiran cucunya yang dibantu dukun kampung tersebut tergolong lancar. Lanjutnya, tiap bulan menantunya itu secara rutin memeriksakan kehamilan di Posyandu dekat rumahnya. Warga jalan Tegar, Dusun Tani, kelurahan Pematang Pudu ini mengaku bingung apa yang akan dilakukan untuk menyelamatkan cucu tercintanya.

"Dalam pikiran saya hanya bagaimana cucu saya ini bisa selamat. Maka dari itu saya langsung bawa cucu saya ini ke RS Permata Hati," ucapnya pada Tribun sambil mengusap air mata.

Anak dari pasangan Yanti dan Karisal Aris Wibowo (20) ini memiliki tubuh mungil. Beratnya hanya 1,9 kg. Ibu dan Ayahnya tak kuasa melihat kondisi anaknya yang lahir tak normal. Terpaksa Sopiah melarikan cucunya dengan diantar adik Kharisal. Mendengar cucunya akan dirujuk ke Pekanbaru, ia memerintahkan anaknya untuk pulang dan memberitahukan keluarga di rumah. Khususnya ayah dan ibu bayi tersebut.

Sembari berderai air mata, Sopiah menceritakan kondisi menantunya saat hamil. Menantunya pernah terjatuh dan terjadi benturan pada perut Yanti. Namun saat diperiksakan ke posyandu, kandungannya masih sehat. Lanjutnya, menantunya pernah bercerita bila bayi yang ada dalam perutnya sering bergerak-gerak. Serasa ada yang bergeser dalam perutnya.

Sore ini, bocah malang tersebut langsung dilarikan ke Pekanbaru untuk mendapatkan perawatan intensif di sana. Namun Sopiah mengeluh bingung, tak memiliki biaya yang cukup untuk menemani cucunya tersebut menjalani perawatan.

"Anak dan suami saya hanya buruh sawit, saya bingung nanti setelah di sana mau ngapain," tambahnya.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Tidak ada komentar:

Posting Komentar