Selasa, 02 Agustus 2011

Tantang Maut di Pagi Buta

Laporan, Wicaksana Arif Turbrilian

DURI, TRIBUN - Brum,,brum,,brum,, kuda besi Andi (bukan nama sebenarnya) melaju kencang di jalan Hang Tuah, Mandau. Dengan akselerasi ban depan diangkat, dia melintas di depan Masjid Arafah. Pada Tribun, ia mengaku bangga bila mendapat tepuk tangan penonton, Selasa (2/8).

Tak peduli aksinya dapat membahayakan jiwa pengguna jalan. Bahkan nyawanya sendiri. Aksi itu dilakukan tak hanya sekali. Namun ia kembali berbalik arah dan melakukan aksi yang sama berulang-ulang. Aksi ini dilakukan puluhan remaja selepas ibadah shalat subuh. Bagaikan magnet di pagi hari, setiap hari, ratusan muda-mudi berkumpul dan memarkirkan sepeda motornya di pelataran Masjid Arafah. Mereka hendak menonton aksi freestyle beberapa pemuda.

Seakan sudah lazim dilakukan, ratusan muda-mudi ini menunggu aksi freestyle pembalap jalanan Duri. Kegiatan ini layaknya tontonan atraksi profesional. Sisi kanan dan kiri jalan Hang Tuah, dipadati muda-mudi. Sambil menunggu terbit matahari, mereka asik menyaksikan tontonan gratis.

Namun tak sedikit masyarakat beropini negatif. Atraksi liar ini cukup membuat ngeri sebagian masyarakat yang menyaksikan. Kepada Tribun, Rahmat (37) saat ditemui di lokasi, mengaku ngeri melihat aksi-aksi anak-anak muda ini.

Aksi yang dikenal dengan istilah 'Willy' dalam motor freestyle ini dilakukan di jalan raya. Menurutnya sungguh membahayakan, karena aksi ini dilakukan beriringan dengan kendaraan besar yang melintas. Selain itu bukan dilakukan oleh orang yang sudah profesional.

"Ban depan diangkat dan kepala pembonceng sengaja digesekkan ke aspal. Belum lagi dilakukan sambil menyalip truk puso," ucapnya.

Ia prihatin bila terjadi selip dengan tunggangannya, dan membuatnya terlempar ke dalam kolong truk. Ekspresi muka Rahmat langsung berubah sambil menggetarkan kepala. Andi dan beberpa pemuda ini memang kerap melakukan aksi ini setiap datang hari libur sekolah.

Kepada Tribun, Andi mengatakan, aksi ini membuatnya ketagihan karena sangat mendebarkan. Siswa kelas XII sekolah negeri di Mandau ini mengaku akan lebih senang bila ada momen kejar-kejaran dengan polisi. "Asik bila bisa kelabuhi polisi, bahkan bila terjadi kejar-kejara," lanjutnya.

Selama pengamatan Tribun, anak-anak muda ini memang sengaja memancing emosi aparat kepolisian yang melakukan penertiban. Seakan permainan kucing-kucingan antara pembalap liar dengan polisi.

Kegiatan membahayakan di bulan Ramadhan ini langsung mendapat respon dari Kasatlantas Bengkalis, AKP Mariyono. Melalui sambungan seluler dia mengatakan, benar-benar dibuat geram anak-anak ini. Tiap hari dirinya telah menerjunkan anggota untuk menertibkannya.

Menurutnya kali ini dia tak akan segan-segan melakukan penangkapan pada pelanggar tatib lalulintas. Apalagi bila ada aksi-aksi membahayakan pengguna jalan lain. Menurutnya, esok hari akan mengerahkan lebih banyak anggota kepolisian.

"Kali ini kami tak segan-segan lakukan tindakan tegas bagi pelanggar ketentuan berlalulintas. Aksi-aksi seperti itu harus segera dibersihkan, karena bisa mengganggu kekhusukan menjalankan ibadah puasa," tutupnya.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Tidak ada komentar:

Posting Komentar