Rabu, 24 Agustus 2011

Vera Mendapat Amanah Baru Dari Menhut

Laporan, Wicaksana Arif Turbrilian

DURI, TRIBUN - Wanita paro baya peraih penghargaan satya lencana dari predisen Susilo Bambang Yudoyono (SBY) telah kembali dengan berbekal tugas mulia. Penyuluh pertanian dan kehutanan asal Desa Kesumbo Ampai, Mandau, diundang selama empat hari mendampingi orang nomor satu di Indonesia. Tanggal 14-18 Agustus lalu, Vera Mustafa S Hut T (44) mengikuti agenda-agenda yang dilakukan presiden SBY.

"Dalam pertemuan bincang-bincang yang kami lakukan, saya berusaha sepenuhnya menceritakan kondisi hutan di Riau," ucapnya, Rabu (24/8).

Tambahnya, dalam pembicaraan keduanya, SBY mengaku serius menangani kerusakan hutan di berbagai daerah di Indonesia. Termasuk provinsi Riau, SBY sudah memerintahkan kemenhut untuk menutup izin pengelolaan hutan tanaman industri (HTI). Selain informasi-informasi tersebut, dia juga mendapat kesempatan untuk menceritakan langkah-langkah apa yang akan ditempuh untuk memperbaiki kondisi tanah.

Lanjutnya, tanah yang dimanfaatkan untuk menanaman sawit akan tergerus dan tak sehat lagi. Kadar air yang berlimpah di lahan gambut akan menyusut drastis. Dan itu yang akan membuat kerusakan tanah dan ketersediaan hara dalam tanah. Kedatangannya di Istana Negara yakni karena kesuksesannya dalam melakukan penghijauan di kawasan Kesumbo Ampai.

"Undangan saya ke Istana juga berkat bantuan kelompok tani Kesumbo Ampai. Kerjasama yang bisa dikerjakan dengan baik membuat saya mendapat kesempatan langka ini," tambahnya.

Selain mendapat kesempatan bercengkrama dengan SBY, ia juga mengaku diterima dengan baik oleh Menteri Kehutanan, Zulkifli Hasan. Menhut mengatakan, pahlawan-pahlawan lingkungan layaknya Vera memang pantas diberi penghargaan.

Untuk semua penyuluh berprestasi yang dikumpulkan bersama Vera diberi penghargaan Presiden SBY. Namun di luar hal itu, tugas berat menanti. Tugas untuk menumbuhkan kesadaran terhadap masyarakat dalam mengelola hutan lebih bijak, bukan pekerjaan ringan bagi Vera.

Selain itu, Vera dan semua penyuluh kehutanan mendapat tugas baru dari Menhut. Yakni penggerakkan Hutan Rakyat, Hutan Desa, Hutan Kemasyarakatan, dan Hutan Adat. Inilah program pemerintah yang harus dikerjakan bersama di seluruh penjuru negeri ini. Meski sebelum-sebelumnya tak pernah ada kontribusi dari pemerintah desa, kecamatan, pemkab hingga pemprov, Vera mengaku tak pernah risau.

"Ya seperti inilah pejabat di provinsi Riau, meski mereka mengemban tanggungjawab berat dan pengelola anggaran daerah tak ada kepedulian," lanjutnya.

Buktinya pertemuannya dengan SBY tak pernah mendapat sambutan baik pemkab Bengkalis. Bupati dan jajarannya tak peduli dengan prestasi yang diraih bawahannya. Bahkan ketika meminta semangat ke camat Mandau sebelum keberangkatannya ke Istana. Vera disangka meminta sumbangan, dan camat Mandau mengacungkan uang Rp 200 ribu.

Powered by Telkomsel BlackBerry®

Tidak ada komentar:

Posting Komentar