Kamis, 11 Agustus 2011

Tunggu Kedatangan BPOM

Laporan, Wicaksana Arif Turbrilian

DURI, TRIBUN - Berjajarnya hidangan kue lebaran di atas meja ruang tamu sudah menjadi suatu keharusan bagi sebagian masyarakat Indonesia. Tak terlepas dari kebiasaan yang sama masyarakat Duri. Seperti yang dikatakan warga jalan Mawar, Ani (45). Dirinya pasti harus menyediakan makanan penyambut tamu yang datang bersilaturahmi.

"Hidangan kue lebaran bagi kami menjadi suatu keharusan, pasalnya tiap lebaran tiba, rumah kami pasti ramai kunjungan sanak saudara," ucapnya, Kamis (11/8).

Kepada Tribun, ia mengatakan, untuk mendapatkan kudapan tersebut ia sengaja mencarinya di pasar atau super market. Namun biasanya bila punya waktu dan tenaga yang cukup, dirinya membuat sendiri kue lebaran tersebut. Ragam kue yang biasa ia buat yakni, kue-kue kering.

Namun untuk makanan ringan seperti permen, keripik dan makanan kemasan, ia selalu menyempatkan diri berburu ke pasar. Adanya permintaan makanan yang tinggi menjelang hari raya, para pedangang pun berusahan menyediakan ragam makanan tersebut.

Demi menyediakan permintaan tersebut, pelaku usaha di pasar tradisional maupun pasar modern menampung semua suplai makanan ringan tersebut. Banyak dari mereka mengesampingkan kualitas dan legalitas produk yang dijual. Sangking banyaknya suplai barang yang masuk, maka akan semakin susah mengontrol masa kadaluarsa makanan dan minuman kemasan tersebut.

Tak jarang pula pedagang yang tak tahu kualitas, asal menerima barang dari suplayer. Termasuk barang-barang impor yang tak berizin. Dan yang menjadi perhatian pemerintah yakni kehalalan produk tersebut. Kepala UPTD Perindustrian dan Perdagangan, Tengku Farida mengatakan akan lakukan inspeksi mendadak dalam waktu dekat.

Namun pihaknya mengaku, untuk melakukan sidak tersebut tak bisa sendirian. Melainkan harus bersama dengan tim dari dinas kesehatan dan Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM). Menjelang akhir ramadhan, ia mengaku akan lakukan sidak bersama dengan dinas kesehatan, dan BPOM. Namun hal itu dilakukan kala sudah mendapat persetujuan Disperindag Bengkalis.

"Kami lakukan sidak tak bisa sendiri, karena terus terang, kami tak tahu apa dan bagaimana kandungan makanan yang berbahaya bagi kesehatan," ucapnya.

Mengenai ciri-ciri makanan yang mengandung bahan berbahaya dan merusak kesehatan, ia beserta jajaran mengaku tak tahu. Salah-salah justru akan merugikan pedagang. Namun bila kedapatan ada pedagang yang nakal, akan ditindak tegas. Menurutnya penindakan akan berupa peneguran.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Tidak ada komentar:

Posting Komentar