Kamis, 25 Agustus 2011

Teriakan Itu Perlahan Menghilang

Laporan, Wicaksana Arif Turbrilian

DURI, TRIBUN - Asap hitam tebal bergulung-gulung membumbung tinggi di langit Mandau, Kamis (25/8). Sekitar pukul 3.30 nyala api menyambar semua material yang mudah terbakar. Di balik kobaran api tersebut terdengar suara dua orang pria berteriak minta tolong. Keduanya terjebak dalam bangunan yang telah dikepung api.

Toko kelontong milik Ayong tak dapat diselamatkan lagi. Percikan api yang bersumber dari toko tersebut, turut menghanguskan ruko pangkas rambut dan kedai sate . Sebagian warga menyesalkan tak bisa menyelamatkan dua karyawan toko Cahaya Selatan yang terjebak di dalamnya.

"Tolong....tolong....tolong, keluarkan saya dari sini!" Ucap kedua pria yang terjebak dalam kebakaran.

Suara itu mulai terdengar ketika jago merah telah kuasai 60 persen bangunan. Percikan api muncul dari lantai 1. Sementara kedua karyawan tersebut menjaga bangunan di lantai dua toko. Semua akses keluar toko tertutup rapat. Tralis besi seakan mengkerangkeng keduanya.

Warga jalan Babussalam, Aliyunir mengatakan, sempat berusaha mengeluarkan keduanya dari kerangkeng besi lantai 2 ruko. Namun apalah daya api semakin membesar dan menguasai seisi toko. Menurutnya, toko kelontong tersebut selalu dijaga 24 jam. Namun pada saat kejadian kemungkinan keduanya tak sempat keluar dari dalam toko.

"Mereka sempat berteriak meminta pertolongan selama beberapa menit, entah apa yang terjadi, suara itu menghilang dibalik api yang semakin membesar," ucapnya.

Pria yang akrab disapa Ali ini lantas berusaha mematikan api beserta warga sekitar. Akibat sambaran api, kabel listrik yang membentang di depan toko, putus seketika. Sembari menunggu datangnya pemadam kebakaran, semua warga yang berada di TKP terus berupaya sekuat tenaga menyiram api.

Kedai sate yang berada di sebelah kiri pangkar rambut, berhasil menyelamatkan barang-barang elektronik. Sekitar setengah jam kemudian, atap ruko mulai roboh dan api benar-benar tak dapat dikuasai.

Dua armada pemadam kebakaran yang diterjunkan tak dapat langsung memadamkan api. Meski ruko, berada di jalan Sudirman, namun kobaran api sulit dijinakkan. Api baru mulai bisa dikuasai sekitar pukul 5.30. Proses pemadaman, terkendala ketersediaan air. Dan tentunya keterbatasan armada pemadam.

Menurut petugas pemadam yang tak mau disebutkan namanya, kecamatan Mandau hanya memiliki satu armada yang bisa digunakan. Sementara yang satu lagi, hanya mangkrak di kantor Camat karena rusak.

"Bila ada kejadian, kami selalu diperbantukan armada milik PT CPI," ucapnya.

Untuk menanggulangi bertambahnya korban jiwa, Polsek mandau langsung mengamankan lokasi dari warga yang menonton. Pengamanan tersebut dipimpin langsung Kapolsek Mandau, AKP Devy Firmansyah. Garis polisi dibentangkan di sekeliling TKP supaya memudahkan pemadam kebakaran berkerja.

"Antusiasme warga untuk menyaksikan peristiwa ini sangat besar. Untuk itu, kami lakukan pensterilan supaya tidak terjadi hal-hal yang diinginkan," ujarnya.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Tidak ada komentar:

Posting Komentar