Jumat, 08 Juli 2011

Harga Beras dan Daging Mulai Merangsek

Laporan, Wicaksana Arif Turbrilian

DURI, TRIBUN - Isu kenaikan harga beras akibat gagal panen juga terasa di Kota Duri. Namun, yang mengalami kenaikan hanya jenis beras yang berasal dari Palembang, Sumatera Selatan saja. Suparjo seorang pedagang kelontong di pasar Dewi Sartika Duri, mengatakan, jenis beras dari Palembang yang masuk ke Duri ini adalah jenis Belida dan Koki serta jenis beras HSG.

"Hanya Koki dan Belida ini saja yang naik dan HSG. Kenaikannya memang cukup tinggi," ucapnya, Jumat (8/6).

Saat ini, harga jenis beras Koki mencapai Rp 8 ribu per kilogram padahal harga normalnya hanya sekitar Rp 7, 3 ribu. Sedangkan harga Belida saat ini mencapai Rp 8,3 ribu per kilogram dengan harga normalnya hanya Rp. 7, 5 ribu. Di Duri juga beredar jenis beras yang berasal dari Sumatera Utara dan Sumatera Barat. Parjo mengatakan saat ini jenis beras dari Sumbar dan Sumut belum mengalami kenaikan. Hanya beras dari Sumsel saja yang mengalami kenaikan.

"Hanya beras dari Sumsel ini saja yang naik. Lainnya tidak. Dari Sumbar saja masih belum naik," ujarnya.

Dari informasi yang didapat Parjo dan pedagang yang lain, kenaikan beras dari Sumsel ini dikarenakan terjadinya gagal panen di Palembang. Inilah penyebab kenaikannya beras asal Sumsel naik. Tak bisa dipungkiri, menjelang Ramadhan ini kenaiklan jenis sembako lainnya selain beras bakal naik.

Berbeda dengan yang dikeluhkan pedagang nasi. Pedagang nasi di jalan cengkeh, Emi (39) keluhkan kenaikan harga daging ayam. Kenaikan tersebut tentunya mempengaruhi keuntungannya. Menurut pengakuannya, kenaikan harga tersebut terjadi sejak sejak tiga hari lalu. Dari harga awal Rp 20 ribu/kg naik Rp 3 ribu menjadi Rp 23. Ribu.

"Tak tahu apa yang menyebabkan kenaikan harga tersebut, entah suplai berkurang atau karena jelang Ramadhan," ucapnya.

Selain daging ayam, ia keluhkan kenaikan harga daging sapi segar. Daging sapi segar dari harga awal Rp 65 ribu menjadi Rp 70. Bila harga bahan pokok naik, dirinya tak bisa seenaknya menaikan harga masakan ke pelanggan. Tak hanya itu, kenaikan kedua bahan pokok tersebut juga diikuti kenaikan harga cabai dan tomat.

Bumbu dapur yang menjadi bahan dasar sambal ini mengalami kenaikan yang cukup tinggi. Harga awal cabe hijau dan cabe merah Rp 16 ribu menjadi Rp 20 ribu/kg. Sedangkan tomat segar yang biasa dibandrol harga Rp 4 ribu, kini Emi harus merogoh kocek lebih, Rp 7 ribu/kg.

Kenaikan beberapa bahan pokok ini dirisaukannya karena ditakutkan akan berimbas pada kenaikan harga sembako. Apalagi sebentar lagi memasuki bulan Ramadhan. Biasanya pada bulan tersebut, kebutuhan warungnya meningkat. Selain itu, ia takut akan kelangkaan bahan pokok.

"Biasanya ada pula oknum-oknum yang sengaja mengambil keuntungan dengan menimbun bahan pokok tersebut," lanjutnya.

Hal ini pun mestinya  diantisipasi oleh pihak Disperindag. Zulaikha warga Jalan Obor, Mandau, berharap agar pihak terkait mau melaksanakan operasi pasar sebelum lebaran. Ini dilakukan agar kenaikan sembako tidak membumbung tinggi nantinya.

'' Kalau nanti pas hari pertama lebaran harga beras membumbung, yang repotkan kita sebagai konsumen, ya, kita harap nanti pihak terkait mau untuk melakukan operasi pasar, agar harga-harga tidak naik terlalu tinggi, kasihan kita masyarakat kecil susah untuk beli beras nanti kalau terlalu mahal,'' himbaunya.

Kekhawatiran tersebut langsung dijawab kepala UPTD Perdagangan dan Perindustrian Mandau, Tengku Farida. Pada Tribun, ia mengatakan sudah melakukan pantauan ke lapangan. Ia mengatakan terus lakukan pengawasan ke gudang-gudang sembako.

"Kami lakukan pengawasan langsung ke lapangan, bila ada pedagang nakal, kita akan langsung berikan teguran," ucapnya.

Untuk menanggulangi penimbunan sembako jelang bulan Ramadhan, ia mengatakan akan gelar sembako murah pada minggu pertama bulan puasa. Sembako murah diberikan hanya untuk warga asli yang berhak mendapatkannya. Lanjutnya, sembako murah hanya diberikan pada 600 KK.

"600 paket itu berisi beras, gula, kacang tanah, minyak goreng, dan susu kental manis," lanjutnya.

Ia juga beri imbauan pada pedagang, untuk tak melakukan penimbunan bahan pokok. Karena bila ada kelangkaan barang, maka akan mempengaruhi stabilitas harga. Sedangkan bila memang suplai barang tersendat, diharapkan pada para pedagang untuk mempersiapkan kenaikan kebutuhan warga jelang puasa pada jauh hari.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Tidak ada komentar:

Posting Komentar