Kamis, 21 Juli 2011

Vendor Segel Alat Berat PT Truba

Laporan, Wicaksana Arif Turbrilian

DUR I, TRIBUN - Nasib puluhan kontraktor lokal/vendor yang mengambil proyek di PT Truba Jaya Engineering (TJE) terkatung-katung dalam delapan bulan terakhir ini. Uang sudah diinvestasikan ratusan juta bahkan miliaran untuk proyek PT TJE itu. Namun hingga saat ini pembayaran yang diharapkan tak kunjung terealisasi.

Desakan untuk pembayaran sudah tak terhitung lagi dilaksanakan. Pertemuan dengan pihak TJE, maupun di fasilitasi PT CPI sudah tak beberapa kali dilaksanakan. Namun hasilnya tetap sama, PT TJE tetap belum melunasi hutang ke kontraktor lokal yang ditotal hampir mencapai Rp 30 Milyar itu.

Gerah dengan janji-janji PT TJE, dan sesuai dengan hasil kesepakatan antara PT TJE dengan PT Sarana Baja Perkasa (SBP) selaku pemenang tender asset PT TJE, 20 Juli lalu, puluhan kontraktor lokal yang tergabung dalam Forum Komunikasi Kontraktor Lokal (FK2L) melakukan aksi. Mereka menyegel seluruh asset equipment (alat berat-red) PT TJE yang berada di lokasi ladang Minyak Duri (DSF area 9 N4), Kamis pagi (21/7) sekira pukul 10.00 WIB.

Penyegelan ini menyangkup seluruh equipment yang berada di lokasi N4 itu. Ada 84 unit dump truck yang disegel beserta 50 alat berat dengan berbagai jenis, diantaranya dozer, greeder, weeloder, escavator, focco truck, kompactor dan lainnya.

"Hanya equipment ini yang menjadi pertahanan terakhir kami. Kalau ini lepas, maka tak ada harapan lagi uang kami akan di bayarkan. Makanya asset ini kami pertahankan untuk bisa melunasi uang kami," jelas Ketua FK2L, Wanjun Raja Gukguk bersama Aeron Rumaharbo dan Iwan Umar.

Dikatakannya, sesuai dengan kesepakatan perjanjian antara PT TJE, PT SBP selaku pemenang asset TJE dan para kontraktor lokal 20 Juli 2011 lalu, semua equipment asset TJE yang masuk list lelang tidak diperkenankan keluar dari lokasi N4 sebelum hutang TJE terhadap sub cont Duri dilunasi 100 persen. Semua equipment akan disegel ulang dan segel tersebut tidak boleh dibuka oleh siapapun tanpa persetujuan ketiga pihak.

"Penyegelan yang kami lakukan sesuai dengan kesepakatan yang sudah ditandatangani bersama. Dalam kesepakatan itu juga disebutkan bahwa PT SBP telah membayar ke PT TJE sebesar Rp 35 persen dari harga lelang equipmwnt asset yang sudah disepakati. Jika saja pembayaran ini diberikan kepada kami, maka seluruh invoice kontraktor lokal yang terpending ini sudah bisa dilunasi," jelasnya lagi.

Wanjun Raja Gukguk juga membeberkan bahwa jika sampai tanggal 27 Juli hutang ke sub contraktor ini tak dilunasi 100 persen. Maka sub con akan mengambil semua asset yang di lelang sesuai dengan jumlah outstanding invoice.

"Kami hanya ingin masalah ini diselesaikan dengan baik. Bayarkan hutang sesuai dengan outstanding invoice kami. Tapi ini yang terus diulur-ulur. Malah ada sekitar 28 unit dump truck yang masih list lelang di bawa keluar. Ini yang membuat kami was-was dan melakukan penyegelan ulang. Kalau semua asset yang dilelang sudah dibawa keluar, kami dapat apa nanti. Makanya yang tersisa ini harus dipertahankan, agar kami tidak dikorbankan," jelasnya lagi.

Terkait aksi penyegelan kontraktor lokal ini, penanggung jawab equipment PT TJE, Susilo Agung W mengatakan bahwa tuntutan dan aspirasi kontraktor lokal itu sudah disampaikan ke pihak managemen di Jakarta.

"Kita sudah sampaikan kondisi dan harapan kontraktor lokal yang ada disini. Namun belum ada jawaban dari Jakarta," ujarnya.

Selaku penanggung jawab equipment, pihaknya bertanggung jawab terhadap asset yang ada di N4 itu, apalagi seluruh asset sudah masuk dalam list lelang.

"Ada 84 dumkp truck dan 50 alat berat yang masuk dalam daftar list lelang," ucapnya.


Powered by Telkomsel BlackBerry®

Tidak ada komentar:

Posting Komentar