Jumat, 08 Juli 2011

Warga Bangun Jembatan Swadaya

Laporan, Wicaksana Arif Turbrilian

DURI, TRIBUN - Masyarakat  RT5 RW10 Desa Petani bangun jembatan penghubung perkampungan. Jembatan ukuran 4x12 meter tersebut dibangun secara swadaya. Dalam pengerjaannya, pembangunan jembatan jalur masuk menuju ke kawasan RT 5 itu dilaksanakan secara gotong royong (Goro). Karena masyarakat memandang pemerintah lamban beri respon jembatan yang sudah menghawatirkan itu.

"Bila menunggu perhatian Pemerintah Desa dan Pemkab Bengkalis, jembatan dari kayu keburu ambruk" ucap warga yang sedang bekerja.

Penggerak pemuda Desa Petani, Ucok (31) mengatakan, sejak awal jembatan penghubung perkampungan itu dibangun secara swadaya warga. Karena kondisi jembatan sudah tidak mungkin untuk dilalui kendaraaan, maka warga memutuskan melakukan perbaikan. Untuk menyelesaikan proyek itu, menurut Ucok, dibutuhkan waktu tiga hari.

"Pengerjaan itu tergolong cepat, karena ada bantuan alat berat milik warga" ungkapnya.

Masih menurut Ucok, jembatan penghubung daerah Bay Duri dan daerah Lapangan Heli Desa Petani itu merupakan julur alternatif antar RT. Jembatan itu merupakan nadi perekonomian ratusan warga yang menghubungkan dengan pusat kota Duri.

Warga RT 5 mengaku telah mengajukan permohonan pada pemerintah setempat untuk memerbaiki. Tetapi karena dinilai responnya lambat, maka warga mengambil inisiatif untuk membangun sendiri. Tim dari Kabupaten Bengkalis memang pernah melakukan survai ke lokasi jembatan itu tahun lalu. Bakan tim survai telah memasang patok, namun warga tak sabar karena telah setahun dipatok, jembatan tak kunjung digarap.

Ucok memertanyakan kemana anggaran itu mengalir. Diharap Pemkab Bengkalis transparan atas anggaran pembangunan jembatan  itu. Biasanya pengukuran bahkan pematokan dilakukan setelah anggaran APBD Kabupaten Bengkalis telah cair. "Supaya masyarakat juga merasakan kue pembangunan yang diprogramkan oleh Pemerintah", imbuhnya.

Saat Tribun hendak konirmasikan tentang pembangunan jembatan itu pada UPTD Cipta Karya kecamatan Mandau, Edi Warman melalui sambungan telepon, nomor hape yang bersangkutan tak dapat dihubungi. Dan kala Tribun sambangi kantornya, yang bersangkutan juga tak ada di tempat, Jumat (8/6).
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Tidak ada komentar:

Posting Komentar