Senin, 18 Juli 2011

Meregang Nyawa Setelah Mengintip

Laporan, Wicaksana Arif Turbrilian

DURI, TRIBUN - Md meregang nyawa setelah mengintip orang mandi. Entah dari mana datangnya, korban Md mendatangi Rs yang sedang mandi di parit depan rumah. Sepulang kerja, Minggu petang sekitar pukul 18.30, Rs mengaku tubuhnya gerah dan langsung pergi ke parit depan rumah. Tak lama ia membersihkan kotoran yang menempel di tubuh, tiba-tiba ada pria menyambanginya.

Menurut pengakuan Rs, Md langsung memegang tangannya. Entah apa niat Md, karena takut diperkosa, Rs langsung berteriak histeris. Teriakan histeris Rs tersebut, masuk ke telinga suaminya, Hk. Melihat suami Rs memergoki yang dilakukan Md, yang bersangkutan langsung lari tunggang langgang meninggalkan lokasi.

Hk tak langsung mengejar Md yang lari tunggang langgang. Hk menanyakan pada istrinya apa yang barusan dialami Rs. Mendengar cerita istrinya, Hk langsung naik darah dan langsung mencari Md. Tak lama mencari, Hk berhasil menemui Md. Warga dusun reformasi, desa Pinggir, kecamatan Pinggir, Bengkalis ini terlibat perang mulut yang cukup sengit.

"Keduanya terlibat perang mulut hingga membuat tersangka Hk naik pitam," ucap Kapolsek Pinggir, AKP Sahala, Senin (18/7).
Menurut keterangan yang berhasil dihimpun polisi, setelah terlibat perang mulut di antara keduanya, tersangka langsung pulang kerumah. Kepulangan tersangka bukan berarti kalah perang mulut, namun justru mengambil parang dan menunggu korban di tengah jalan.

Sekitar pukul 20.30, tersangka Hk berhasil menghadang korban Md tak jauh dari warung kopi milik Perus. Karena naik pitam, Hk langsung mengayunkan parang secara membabi buta. Karena diserang secara tiba-tiba dan tak ada persiapan sebelumnya, Md tak melakukan perlawanan berarti.

Berkali-kali layangan parang Hk berhasil mendarat di tubuh dan kepala Md. Peristiwa yang tak memakan waktu lama itu langsung membuat nyawa Md meregang di tempat kejadian peristiwa. Saksi-saksi yang sedang duduk-duduk di warung kopi Perus tak sempat melerai. Mereka mengaku tak kuasa menahan emosi tersangka.

Setelah nyawa Md melayang, tersangka Hk langsung mengampiri warung kopi Perus dan mengatakan, siapa lagi yang mau kubunuh. Mengetahui korban terluka parah, saksi-saksi langsung membawa korban ke RSUD Duri.

"Peristiwa itu terjadi hari Minggu malam, tak lama mendiamkan korban yang terluka parah, saksi-saksi langsung membawa korban kerumahsakit," lanjut Sahala.

Sahala menambahkan, kasus ini langsung ditangani serius. Dan ia mengimbau masyarakat untuk dapat meredam emosi. Semua permasalahan bisa diselesaikan secara kepala dingin. Bila ada tindak pidana, ia meminta masyarakat untuk melaporkan ke polisi. Ia pun meminta masyarakat untuk tidak menyelesaikan masalah dengan emosi dan main hakim sendiri.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Tidak ada komentar:

Posting Komentar