Minggu, 17 Juli 2011

Zaimar Tersenyum Jelang Operasi

Laporan, Wicaksana Arif Turbrilian

DURI, TRIBUN - Nenek berusia 70 tahun, Zaimar duduk menung di lantai dengan mata berbinar-binar. Ditemani putri kesayangannya, ia menunggu panggilan masuk ruang operasi. Persis di depan pintu kamar operasi, berharap namanya dipanggil. Sudah sepuluh tahun ia menderita gangguan di mata sebelah kiri.

Sejak sepuluh tahun lalu matanya tak bisa melihat dengan jelas. Menurut diagnosa dokter, lensa matanya tertutup lemak, akhirnya tak dapat digunakan dengan jelas. Dokter mengatakan, untuk kepulihan matanya, hanya ditempuh dengan jalan operasi.

Mata sebelah kanannya sudah pernah dioperasi kala di Sumbar. Jadi sudah cukup membantunya melihat dengan jelas. Namun ia mengaku, mata sebelah kirinya masih terhalang lemak. Jadi selama ini, penglihatannya hanya dibantu dengan satu mata.

Warga jalan Jawa ini merasa senang kala mendengar kabar ada operasi katarak gratis. Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI) cabang Bengkalis bekerjasama dengan RS Permata Hati menyampaikan informasi tersebut padanya. Menurutnya, program ini sangat membantu, karena syaratnya tak begitu rumit. Yakni hanya menunjukkan kartu keluarga.

"Semoga semua yang terlibat menyukseskan kegiatan ini diberi keberkahan dalam hidupnya," selorohnya sambil tersenyum.

Peserta operasi katarak massal tak hanya mendapat layanan operasi gratis, melainkan juga diberi Al quran. Wakil Ketua BSMI cabang Bengkalis, dr Fidel Fuadi berharap, semoga setelah diberi kesembuhan, peserta operasi katarak massal lebih tekun baca Al Quran. Selain itu ia berharap juga diberikan keberkahan atas kesembuhan mata para penderita.

Ia juga berdoa, semoga melalui acara ini, para donatur yang budiman diberikan keberkahan dan kelapangan rezki. Selain itu, ia juga bersyukur karena respon baik masyarakat yang menyambut program ini. Bukti sambutan baik masyarakat Duri yakni peserta melebihi target yang ditetapkan panitia.

"Target awal kita hanya menyasar 50 penderita, namun yang mendaftar sekitar 57 penderita," ucapnya.

Kelebihan pendaftar itu ia sambut baik dan ia usahakan untuk dapat ditangani semua. Jadwal operasi yang diagendakan dua hari, Sabtu dan Minggu (16-17/7) akhirnya bisa menangani semua peserta operasi katarak massal. Tim dokter yang menangani operasi katarak massal ini berjumlah enam orang.

"Penyakit ini disebabkan faktor usia dan diabetes," ucap Fidel.

Tim itu diketuai dr Jamal Spm yang sengaja didatangkan dari Surabaya. Panitia operasi katarak massal sengaja mendatangkan tiga orang dokter dari Surabaya. Tiga orang dokter lagi berasal dari Duri. Apabila dihitung secara komersil, agenda tahunan ini menghabiskan dana yang tak sedikit. Apabila dijumlahkan total biaya bisa melebihi Rp 200 juta.
------

Sidebar

Berbarengan dengan agenda operasi katarak massal, BSMI juga gelas agenda Musyawarah Cabang Luar Biasa (Muscablub). Acara ini beragenda memilih ketua baru Cabang Bengkalis masa jabatan hingga 2015. Muscablub BSMI cabang Bengkalis digelar di restoran Sari Sunda, Duri, Sabtu (16/7).

Suasana pemilihan berlangsung kondusif. Tak ada riuh-riuh layaknya pemilihan kepala daerah. Pemilihan ketua dilakukan secara demokratis dengan pemungutan suara. Tahap awal, presidium sidang mendata bakal calon ketua. Sesuai kesepakatan quorum dan setelah didapat empat bakal calon, presidium menetapkan pemungutan suara dilakukan dua tahap.

Empat kandidat calon tersebut yakni, Abi Bahrum, Gantok Subyantoro, Hadi Abdulgani, dan dr Fidel Fuadi. Pada putaran pertama, keluar dua nama pemilik suara kuat, yakni, Abi Bahrum dan Gantok Subyantoro. Pada putaran kedua, Abi mendapat suara mutlak mengalahkan Gantok.

Ketua terpilih lembaga sosial Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI) Bengkalis, Abi Bahrun akhirnya dilantik menggawangi organisasi hingga 2015. Dalam sambutannya ia mengaku akan berusaha sekuat tenaga menjalankan amanah. Namun tetap, pihaknya meminta dukungan dari semua anggota untuk menjalankan tugas baru ini.

"Tentunya saya tak bisa menjalankan tugas ini sendirian, saya harap periode ini kita bisa bersama-sama menjalankan amanah dengan sebagaimana mestinya," ucapnya.

Pada Tribun, ia mengatakan, memegang jabatan ini sama dengan pertaruhan dunia dan akhirat. Karena memimpin lembaga sosial harus dapat memertanggungjawabkan segala dana umat yang telah dikeluarkan. Salah-salah penggunaannya bisa dituntut diakhirat.

Masih dalam pidatonya, ia mengatakan, belum dapat memaparkan program kerja yang akan dijalankan. Ia mengaku tak ada persiapan dan tak ada keinginan sedikitpun untuk memimpin organisasi sosial ini sebelum acara Muscablub ini. "Tak ada firasat diamanahi menggawangi BSMI selama empat tahun mendatang," lanjutnya.

Namun saat diwawancara Tribun, target awal yang terlintas dalam benaknya yaitu mengajak lebih banyak masyarakat dalam napas perjuangan BSMI. Semakin banyak masyarakat yang tergerak dalam aksi kepedulian sosial, maka akan semakin mengurangi kesenjangan sosial.

"Langkah awal, terus sosialisasi ke bawah, mengajak masyarakat dalam gerakan kepedulian," tambahnya.

Selain itu, ia mengatakan, dalam sebuah organisasi pasti memerlukan kaderisasi yang kuat. Maka dari itu, ia akan terus menggenjot semangat kepedulian sosial dilingkungan remaja. Menurutnya, bidang pengkaderan ada yang menangani dan terus melakukan sosialisasi ke sekolah-sekolah. Bidang pengkaderan yakni Bulan Sabit Merah Remaja (BSMR).

Bagi remaja yang ingin gabung sebagai relawan bisa langsung menghubungi sekretariat BSMR di Balai kesehatan BSMI jalan Gajahmada lantai 2. Kader BSMR akan diberi pelatihan kesehatan dan menjadi dokter cilik. Dan tak menutup kemungkinan bila terjadi bencana, kader BSMR bisa langsung diturunkan membantu tanggap bencana.

Powered by Telkomsel BlackBerry®

Tidak ada komentar:

Posting Komentar