Jumat, 21 Oktober 2011

Buah Impor Banjiri Pasar Buah Lokal

Laporan, Wicaksana Arif Turbrilian

DURI, TRIBUN - Kebijakan pusat membuka perdagangan bebas dalam Cina-Asean Free Trade Agreement (CAFTA) membuat pengusaha dalam negeri kelimpungan. Gempuran barang-barang impor semakin mencekik pengusaha lokal. Mulai dari barang elektronik hingga produk agraria.

Sayuran, buah-buahan hingga beras pun banjirin pasar-pasar di seantero negeri ini. Meski jaman orde baru, negeri kita dikenal sebagai negara argraris namun tetap tak bisa luput dari serangan produk asing. Lebih parah lagi, tingkat kecintaan masyarakat Indonesia terhadap hasil bumi pertiwi sangat rendah.

Menurut pengusaha buah lokal asal Pasaman, Sumbar, Yusrizal mengatakan, masyarakat lebih suka membeli jeruk mandarin, ketimbang jeruk Medan. Padahal bila dibandingkan jeruk mandarin, kualitas jeruk dalam negeri tak kalah. Persaingan harga pun menjadi tak sehat. Gempuran barang-barang impor ini memaksa pengusaha lokal memutar otak lebih keras.

"Saya sedih, karena permintaan barang dagangan saya, kian hari kian berkurang. Kondisi ini disebabkan banyaknya gempuran buah-buahan asing," ucap pemasok jeruk medan di Duri, Jumat (21/10).

Lanjutnya, kualitas buah impor dinilai kurang begitu bagus. Karena buah impor tersebut lebih kuat tahan lama. Tak cepat membusuk. Tentu tak lepas dari bahan pengawet. Sedangkan buah lokal, ketahanannya tak lebih dari seminggu.

Selain jeruk Mandarin, buah melon, anggur, apel hingga kiwi, ikut menghiasi lapak buah di Duri. Buah-buahan itu diimpor dari berbagai belan dunia, yakni Cina, Australia, Malaysia, Amerika dan Selandia baru. Para importir dinilai turut membunuh perlahan pengusaha lokal. Yusrizal mengaku tak tahu harus berbuat apa menghadapi penurunan permintaan sedikit demi sedikit.

"Kami hanya berharap, pemerintah bisa mengeluarkan regulasi cerdas yang tak merugikan pengusaha lokal," tambahnya.

Pedagang buah, Anton, yang menggelar lapak di Pasar Mandau Raya mengatakan, rata-rata buah yang ia jual merupakan buah impor. Lanjutnya, pembeli lebih tertarik dengan buah-buah impor yang kondisi cukup bagus. Warnanya lebih tajam, meski rasa dan kandungan vitaminnya tak sebagus buah lokal.

Namun memang, harga buah impor tak jauh berbeda dengan buah lokal. Selain itu buah impor baginya lebih menguntungkan, karena tak cepat membusuk. Berbeda bila dibandingkan buah lokal, yang tak kuat lama. Dari semua buah yang ada di lapak dagangan Anton, sekitar 80 persen merupakan buah impor.

"Bagi kita, mana yang lebih menguntungkan, itu yang kami jual," ucap Anton.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Tidak ada komentar:

Posting Komentar