Minggu, 02 Oktober 2011

Kharisal Sudah Mulai Depresi

Laporan, Wicaksana Arif Turbrilian

DURI, TRIBUN – Saya pening sekali. Takut bila tagihan rumahsakit sangat besar. Terus terang tak kuat membayarnya nanti. Itulah isi pesan singkat yang dikirimkan Kharisal Aris Wibowo (20) pada Tribun. Ayah kandung bayi yang tak memiliki dinding perut ini mengaku depresi. Buruh sawit ini bingung bila suatu saat disodori tagihan rumahsakit atas perawatan anaknya.

Bayi yang menderita kelainan congenital omphalokele ini diberi nama Ahmad oleh kakeknya. Sekarang, Ahmad dirawat intensif di RSUD Arifin Ahmad, Pekanbaru. Di sana, bayi baru berusia tiga hari ini ditemani ayah, nenek dan kakeknya. Pada Tribun, Kharisal mengaku hanya bisa pasrah dan menyerahkan semuanya ke Tuhan SWT. Dia hanya bisa berdoa untuk keselamatan anaknya.

"Penghasilan saya sebagai buruh sawit hanya pas untuk makan keluarga. Maka dari itu saya bingung harus mengadu ke siapa, untuk keselamatan anak saya," ucapnya.

Sementara Kades Petani, Rianto saat dihubungi Tribun mengaku sudah mendengar kabar tentang warganya. Untuk itu dia langsung melakukan apa bisa dilakukan. Termasuk dalam hal pengurusan administrasi kependudukan. Untuk pengurusan jaminan kesehatan daerah.

"Hari ini saya kunjungi kediaman si bocah malang itu, apa yang bisa saya lakukan, ya saya lakukan," ucapnya.

Setelah sempat dirawat semalam di Rumah Sakit Permata Hati, Ahmad, bayi yang lahir dengan kondisi usus terburai, Sabtu (1/10) pagi dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Arifin Ahmad. Di rumah sakit itu Ahmad akan menjalani operasi yang dibutuhkan, untuk memasukkan kembali ususnya ke dalam perut. Namun sebelum itu tim dokter, dr Tubagus Odih SPba, akan melakukan pemeriksaan hingga Ahmad dinyatakan dapat dioperasi.

"Bayi dibawa dengan menggunakan mobil Ambulance UPZ Ibadurrahman Duri. Bantuan yang datang untuk bayi ini masih dari Laznas Chevron, dan BSMI. Kita upayakan untuk operasinya nanti bantuan dari Jamkesda. Semua syaratnya sedang diurus,'' ujar Komisaris RS Permata Hati, dr H Fidel Fuadi.

Ahmad bersama neneknya, Sopiah dan kakeknya, Slamet berangkat ke Pekanbaru, Sabtu pukul 07.00 WIB. Mengenai kejelasan jenis kelamin anak pertama Yanti (20) dan Karisal, yang diduga kelamin ganda, ternyata alat kelamin pria, Ahmad berfungsi untuk buang air kencing. Maka dari itu, tim medis memasang selang pembuangan air kencing di alat kelamin pria Ahmad.

"Kemungkinan laki-laki. Memang kemarin sempat diragukan apakah jenis kelaminya
laki-laki atau perempuan. Namun untuk lebih jelasnya nanti di Pekanbaru sama dokter spesialis di sana,'' timpal dr Efrianti.

Sementara dr Fidel mengajak semua pihak untuk turut mengulurkan tangannya untuk keselamatan jiwa Ahmad. Menurutnya, semua manusia memiliki hak yang sama untuk hidup. Semua mempunyai kemungkinan menjadi individu yang bermanfaat.

"Inilah kekuasaan Allah SWT. Kita sebagai manusia hanya bisa berusaha berbuat yang terbaik, memberikan pertolongan sebisa mungkin. Saat memberikan bantuan kita jangan melihat orang itu berasal dari mana, suku, ras, agama dan tempat tinggal. Selama kita bisa membantu, itu akan melapangkan jalan kita sendiri nantinya. Untuk kasus bayi ini kita berupaya mendapatkan Jamkesda untuk membantu biaya perobatannya. Memang saat ini kendalanya orangtuanya belum punya KTP dan KK,'' tutup Fidel.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Tidak ada komentar:

Posting Komentar