Jumat, 07 Oktober 2011

Pertaruhkan Nyawa Tanpa Perangkat Safety

Laporan, Wicaksana Arif Turbrilian

DURI, TRIBUN – Di saat mereka dituntut memberikan penyelamatan terhadap warga yang mendapat musibah kebakaran, di sisi lain petugas pemadam kebakaran Mandau tak dibekali perangkat keselamatan(safety) yang memadai. Menjalankan tugas berbahaya dengan perangkat seadanya. Nyawa pun dipertaruhkan. Di beberapa kasus, justru tim penyelamat ini yang menjadi korban sengatan api. Atau masuk rumahsakit karena menghirup asap tebal dari kobaran api.

Seorang petugas pemadam kebakaran mengatakan, ya beginilah kondisinya. Kami bertugas dengan perangkat dan peralatan seadanya. Hampir setiap kejadian kebakaran kami mendekatkan api menyemprotkan air. Karena tak punya masker, kami menghisap asap. Tak jarang habis itu masuk rumah sakit berhari-hari. Belum lagi sekujur badan panas terkena hawa api, pakaian basah-basah.

"Inilah penderitaan kami, tapi mau bagaimana lagi. Kami makan gaji dari pemda. Nurani saja yang berbicara, ketika keadaan di lapangan sebenarnya tak memungkinkan,'' ujar pemadam kebakaran, Aldi, Jumat (7/10).

Pekerjaan menjadi pemadam kebakaran di Mandau sudah dilakoni Aldi, lebih kurang 8 tahun. Hingga saat ini statusnya masih honor. Bahkan pernah enam bulan pembayaran honornya terlambat dibayarkan.

"Banyak tawaran pekerjaan dari perusahaan lain. Namun saya masih punya hati. Pernah disekolahkan pemda ke Jakarta. Tapi ke depannya saya belum tahu apakah akan terus seperti ini. Sementara dalam bekerja peralatan keselamatan tidak memadai. Syukurlah selama bekerja saya masih diberi
keselamatan. Bayangkan di saat api berkobar ada reruntuhan jatuh ke badan, sementara kami tak punya baju anti api,'' ucapnya.

Untuk memberikan pertolongan kepada masyarakat, saat ini mobil pemadam kebakaran Pemkab Bengkalis di kecamatan Mandau yang ada cuma satu unit. Satu unit lainnya kondisinya rusak dan tak bisa digunakan. kabarnya mobil tersebut akan dibawa ke Jakarta untuk diperbaiki.

Standar kerja pemadam kebakaran di wilayah seluas Duri, setidaknya dibutuhkan dua unit mobil pemadam dan satu mobil vacuum serta 18 anggota pemadam lagi. Tak mungkin rasanya 6 anggota yang ada saat ini mampu mengatasi kebakaran yang akhir-akhir
ini meningkat. Bagaimana kalau di saat yang sama ada dua kejadian. Pasti kami yang dicaci maki masyarakat telat datang.

Sebagai pegawai honor, Aldi tak bisa berbuat banyak apalagi meminta kepada Pemkab Bengkalis, untuk melengkapi fasilitas dan peralatan keselamatan petugas pemadam. Dia hanya prihatin tidak adanya jaminan
keselamatan bagi petugas.

"Yang kami atasi ini api. Resikonya kami bisa terbakar. Paling tidak berikanlah peralatan safety, baju, topi, sepatu dan masker yang sesuai standar,'' harapnya.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Tidak ada komentar:

Posting Komentar