Kamis, 27 Oktober 2011

Cendana Solar Stove Cell

Laporan, Wicaksana Arif Turbrilian

DURI, TRIBUN - Empat siswa SMA Cendana Duri, raih juara I dalam ajang Biologi Expo Universitas Riau 2011. Ajang kreatif yang melatih kecerdasan dan intelegensi ini diikuti beberapa sekolah tingkat SMA se Riau. Dalam kesempatan ini, SMA Cendana membawa empat kreasi. Empat karya modifikasi kreatif ini dibalut dalam satu tema, "Daur ulang limbah dan pemanfaatan energi alam".

Empat karya itu antara lain, Cendana Solar Stove Cell, Alat Latih Sensor Motorik, Monopoli Sain Game, dan Olahan Dur Ulang Kertas. Sementar tim yang membawa SMA Cendana menjuarai ajang tersebut yakni, Muhammad Azril, Fify Kurnia, Nadya Nur Ramadhani dari kelas XI IPA 2 dan Laxmi Widyaningsih dari kelas XI IPA 3.

Saat ditemui Tribun di tempatnya menuntut ilmu, Azril dan Fify menceritakan bagaimana pembuatan dan manfaat karya-karya tersebut. Untuk edisi kali ini, keduanya menceritakan pembuatan dan manfaat solar stove hasil karyanya.

Mengingat melimpahnya energi alam yang tak dioptimalkan, kedua remaja ini mengatakan, mubazir bila energi tersebut tak dimanfaatkan. Solar stove ini terinspirasi dari pemikiran Azril yang ingin memanfaatkan panas sinar matahari. Di Indonesia belum banyak masyarakat yang memanfaatkan energi matahari. Padahal ketersediaan energi itu berlimpah.

"Daripada terbuang sia-sia, kenapa tidak dimanfaatkan. Selain itu, pemanfaatan energi bisa didapat secara gratis. Apabila bisa dimanfaatkan, kan bisa menghemat penggunaan energi minyak bumi," ucap Azril, Kamis (27/10).

Solar stove ini dibuat untuk dapat membantu masyarakat dalam menghangatkan makanan. Dari hasil eksperimen yang ia lakukan memberikan hasil positif. Dari kompor yang ia buat bisa menghasilkan suhu hingga 70 derajat. Lanjut Azril, pada saat uji coba alat tersebut, ia memasak sosis dan daging giling.

Dari hasil uji coba tersebut, sosis matang hanya dalam 28 menit. Kompor hasil kreasi siswa SMA Cendana Duri ini bukan merupakan temuan pertama. Namun merupakan hasil modifikasi dari eksperimen yang sudah ada. Karakteristik kompor tersebut yakni berbentuk cekungan yang dilapisi alumunium foil. Sementara bahan dasarnya terbuat dari kardus bekas.

"Bahan bakunya sederhana dan murah. Kompor ini sangat cocok digunakan ibu rumah tangga untuk menghangatkan masakan," lanjut Fify.

Dalam membuatnya pun sederhana. Siswa SMA Cendana ini hanya membutuhkan waktu satu jam untuk menyelesaikannya. Sementara bahan-bahannya bisa menggunakan barang bekas, ataupun bila harus membelinya, tak mengeluarkan biaya mahal.

Sementara untuk penutup masakan supaya terhindar dari debu atau bakteri di udara, keempat siswa ini memanfaatkan plastik wrap. Bahan ini bisa didapat di toko-toko bahan kue. Guru Biologi yang juga turut membimbing tim SMA Cendana, Ezi Liswita mengatakan, hasil eksperimen anak didiknya ini perlu pengembangan lagi.

Namun Ezi mengakui, ide yang didapat anak didiknya patut diberi apresiasi. Mungkin ke depannya, akan dilakukan pengembangan untuk kapasitas yang lebih besar. Kompor yang sudah dihasilkan hanya merupakan replika alat yang bisa memberi kemaslahatan hidup manusia.

"Saya berikan apresiasi atas karya ini, karena ide yang digagas sangat cemerlang. Anak-anak mengangkat ide pemanfaatan energi alam yang selama ini belum terperhatikan pemanfaatannya," tutup Ezi.

Cendana Solar stove Cell (CSSC)
Karakteristik: Berbentuk cekungan dibalut alumunium foil
Bahan:
- kardus bekas
- alumunium foil
- plastik wrap
- poros kayu untuk tempat makanan
Fungsi: untuk memanaskan makanan
Kelemahan: digunakan hanya dalam cuaca terik
Biaya pembuatan: Rp 50 ribu
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Tidak ada komentar:

Posting Komentar