Kamis, 13 Oktober 2011

Desi Kini Sandang Gelar ALM

Laporan, Wicaksana Arif Turbrilian

DURI, TRIBUN – Sekitar pukul 07.30, Kamis (12/10) warga Jalur lintas Duri – Dumai RT 02 RW 05 Desa Kesumbo Ampai, Mandau, digegerkan dengan temuan jenazah perempuan di kebun sawit. Kebun milik Simbolon itu mendadak ramai oleh warga yang penasaran ingin melihat lebih dekat jenazah tersebut. Lokasinya tak jauh dari Pos Polisi Simpang Bangko.

Perempuan muda ini ditemukan dengan kondisi leher terluka bekas sayatan senjata tajam. Posisi jenazah tersebut, terlentang dan sedikit mengeluarkan aroma tak sedap. Jenazah itu pertama kali ditemukan Jontrinus Manulang bersama tiga rekannya. Keempat pria ini awalnya hendak melakukan aktifitas rutin, memanen buah sawit. Berjalan sekitar 200 meter dari jalan raya, Jontrinus melihat sesosok benda aneh, yang ternyata mayat.

"Pagi tadi saya bersama tiga rekan kerja akan mendodos sawit tapi kami sama sekali tidak menyangka akan ketemu mayat," ucapnya.

Penemuan jenazah perempuan muda tersebut langsung dilaporkan warga ke polisi. Setelah dilakukan identifikasi mayat langsung dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah Duri guna menjalani Visum. Dari keterangan warga sekitar, diketahui yang bersangkutan bernama Desi Boru Gultom (18).

Saat ditemukan, gadis yang baru enam bulan putus sekolah tersebut mengenakan kaus ketat berwarna biru muda dan celana jeans berwarna hitam. Tak jauh dari tubuh Desi, ditemukan tas berwarna krem. Saat Tribun telusuri keterangan lebih lanjut di rumah korban, tak mendapat keterangan apapun. Kediaman korban yang berjarak sekitar 500 meter dari TKP terlihat lengang dan tak ada satu orangpun yang dapat dikonfirmasi.

Ditempat terpisah, Tribun coba sambangi bekas sekolah korban dan memastikan kepada rekan-rekan sekolahnya. Sahabat karib Desi, Mardiah Lubis (18) sesenggukan menangis kala ditanyai kabar tentang Desi. Teman sepermainan Desi yang sekaligus tetangga dekatnya ini menceritakan apa yang diketahui.

Rabu (12/10) malam, sebelum kejadian naas tersebut terjadi sekitar pukul 21.00, Mardiah sempat mengaku bertemu dengan korban. Ia mengatakan, Desi sempat curhat padanya tentang kisah asmaranya. Padanya Desi bercerita bahwa sedang menjalin hubungan asmara dengan seorang duda. Pujaan hatinya diketahui tinggal satu kompleks dengan korban.

"Kalau kayak gini matilah kita", ucap Mardiah menirukan ucapan korban yang mengaku bahwasannya sang pacar telah memiliki hubungan istimewa dengan wanita lain.

Setelah pertemuan itu, Mardiah mengaku tak mengetahui lagi sahabatnya itu pergi ke mana. Tahu-tahu ia mendengar kabar yang tak mengenakkan, sahabatnya itu sudah tak bernyawa.

Kepala SMAN 6, Yuliarto saat ditemui diruang kerjanya mengaku bahwasannya kepergian mantan siswinya tersebut sangat mengagetkan dirinya beserta keluarga besar sekolah. Karena dikenal, korban merupakan anak pendiam dan rajin. Menurut Yuliarto, yang bersangkutan selama sekolah, tak memiliki catatan kenakalan apapun. Ia tergolong anak yang baik.

"Setahu saya Desi anaknya baik, karena alasan ekonomi dan menjadi tulang punggung keluarga. Akhirnya Desi mengundurkan diri dari sekolah. Waktu itu Desi mengundurkan diri sebelum kenaikan kelas," kenangnya.

Kepergian Desi dari sekolah bukan tidak diketahui orangtua. Namun memang disetujui orangtua, karena Desi memutuskan untuk mencari kerja. Kabar terakhir yang diketahui Yuliarto, yang bersangkutan kemudian diterima kerja di pabrik kelapa sawit.

Kapolsek Mandau AKP Devi Firmansyah SIK melalui Kasi Humas Aiptu Joko saat dikonfirmasi membenarkan penemuan sesosok mayat gadis yang diduga dibunuh tersebut. Semua bukti-bukti sudah diamankan dan saksi-saksi pun sebagian sudah dimintai keterangan.

"Untuk saat ini kita masih melakukan penyelidikan dengan mengumpulkan keterangan dari beberapa saksi dilapangan," tutupnya.

Powered by Telkomsel BlackBerry®

Tidak ada komentar:

Posting Komentar