Rabu, 26 Oktober 2011

Latifah Tak Kuasa Serahkan Rp 65 juta

Laporan, Wicaksana Arif Turbrilian

PINGGIR, TRIBUN – Latifah (46) hanya bisa tertunduk lesu di Mapolsek Pinggir. Warga desa Balai Pungut ini datang ke Mapolsek Pinggir untuk melapor karena telah tertimpa musibah yang cukup menakutkan. Uang hasil penjualan getah karetnya raib digasak rampok. Selain itu, ia mengatakan trauma karena pelaku menodongkan senjata yang diduga senpi.

Informasi ini disampaikan Kapolsek Pinggir, AKP Sahala Marpaung pada Tribun, Rabu (26/10). Uang hasil penjualan getah karet milik Latifah, sebesar Rp 65 juta diserahkan demi menyelamatkan diri. Kejadian perampokan tersebut di malam hari. Yakni Senin malam sekitar pukul 21.00 di jalan CPI, desa Balai Pungut.

"Dari pada kami kena dorr dan uang itu tetap diambil, mending kami serahkan saja, asalkan nyawa kami selamat," ucap Kapolsek menirukan laporan Latifah.

Lanjutnya, kala itu Latifah yang ditemani supir, pulang dari Bangkinang untuk menjual getah. Setibanya di jalan sepi dan gelap gulita, tiba-tiba ada mobil yang belum diketahui identitasnya memintanya menepikan mobil. Tiga kawanan turun dari mobil tersebut. Dua di antaranya mengenakan penutup kepala.

Seorang pelaku berpenutup kepala berwarna gelap meminta Latifah menyerahkan tas yang berisi uang. Sempat terjadi tarik menarik antar keduanya. Namun Latifah akhirnya pasrah kala ada benda keras yang terasa dingin di kulit, menyentuh keningnya.

"Saya rasa itu senjata api, maka itu saya biarkan saja mereka membawa uang saya," lanjut Sahala menirukan ucapan Latifah.

Melihat kejadian itu, supir, Nasrul (33) yang mengantar Latifah pun tak bisa berbuat banyak. Nasrul meminggirkan mobil Suzuki Zebra Pick Up bernopol BM8248AI, juga karena ketakutan. Apalagi kejadian itu berlangsung singkat. Dan kala itu tak ada kendaraan lain melintas di jalan itu.

Kapolsek, AKP Sahala Marpaung menduga, perbuatan ini dilakukan pemain lama. Dengan mudah kawanan ini menaklukan korbannya. Selain itu, kawanan ini tak membutuhkan waktu lama untuk mendapatkan apa yang diinginkan. Atas laporan ini, Sahala langsung mengerahkan anggotanya untuk melakukan pengepungan.

Polsek Pinggir yang kala itu kebetulan tengah melakukan razia rutin di jalan raya Kandis - Pinggir, langsung mengepung akses jalan tempat kejadian perkara. Namun saat menyisir semua akses jalan, polisi tak menemukan kawanan ini. Beberapa jalan-jalan bahkan telah diblokir. Hingga pagi harinya, polisi belum juga menemukan persembunyian kawanan ini.

"Kita menduga mereka ini pemain lama. Bagaimana pelaku bisa tahu korban sedang membawa uang banyak, ada sejumlah kemungkinan. Kalau tidak ada yang memberitahu, bisa jadi korban sudah diintai sebelumnya,'' ungkap Sahala Marpaung.

AKP Sahala Marpaung mengatakan, bahwa pihaknya sudah sering mengingatkan Latifah untuk meminta pengawalan. Namun toke getah karet yang kerap bepergian membawa uang dalam jumlah banyak tak mengindahkan imbauan polisi. Bahkan Latifah juga memiliki saudara seorang polisi. Namun peringatan itu tak pernah digubris.

"Setelah kejadian yang tak diinginkan itu menimpanya, ia baru menyesal. Uang hasil jual getah ke Bangkinang habis disikat perampok. Kata korban uang di dalam tas itu sebanyak Rp 65 juta,'' tambah Kapolsek.

Lanjutnya, pihaknya tidak mengharapkan uang sepeserpun kepada warga yang meminta pengawalan kepolisian. Sebab itu sudah menjadi tugas kepolisian mengayomi dan memberikan rasa aman terhadap masyarakat.

Masih banyak orang yang menganggap remeh, merasa dirinya aman berjalan ditempat sepi. Padahal setiap peristiwa kejahatan terjadi ketika kesempatan datang. Apabila pihak kepolisian turut mendampingi sedikit banyak orang yang bermaksud tidak baik akan mundur. Mengingat kecamatan Pinggir yang begitu luas jangkauannya, diakui Kapolsek pihaknya cukup kesulitan mengawasi setiap gerak-gerik pelaku kejahatan tanpa bantuan informasi dari masyarakat.

"Sebelum kejadian sebaiknya koordinasikan cepat dengan kepolisian terdekat, supaya diantisipasi. Bagi masyarakat yang membutuhkan pengawalan silahkan hubungi kami, apalagi melewati tempat sepi dan malam hari. Masih lumayan uang hilang, bagaimana kalau nyawa yang melayang,'' tutupnya.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Tidak ada komentar:

Posting Komentar