Kamis, 13 Oktober 2011

Ejon: Saya Tak Pernah Terima Dana Itu

Laporan, Wicaksana Arif Turbrilian

DURI, TRIBUN – Polemik seputar dana KONI Mandau yang dikabarkan mengucur setiap tahun yang jika ditotal nilainya mencapai miliaran rupiah dari APBD Bengkalis sampai saat ini tak tercium rimbanya. Atau ada yang
melarikannya. Beberapa hari lalu Sekjen KONI Mandau Baharuddin Jang mengaku tidak tahu soal uang pembinaan tersebut.

Dalam ketentuannya, kucuran anggaran itu mengalir ke cabang olahraga. Meski pernah mendengar ada oknum pengurus KONI Mandau yang menerimanya, Baharuddin tetap angkat bahu. Untuk itu, kini giliran Bendahara KONI Mandau Ejon Jeronimus, angkat bicara.

Ia mengatakan, memang benar yang dikatakan Baharuddin Jang (Sekjen KONI), kami berdua tak pernah tahu keberadaan uang pembinaan itu apalagi menerimanya. Kabar yang saya dapat dari sejumlah anggota Dewan dan orang pemerintahan uang pembinaan tersebut turun setiap tahun. Namun siapa yang menerimanya belum ada yang mengaku.

"Ini menjadi semakin sulit saja, karena uang tersebut milik masyarakat yang harus digunakan untuk meningkatkan prestasi cabang olahraga yang ada di Mandau,'' ujar Ejon Jeronimus, Kamis (13/10).

Ejon tak ingin dipersalahkan atas merosotnya prestasi olahraga di Mandau. Kendati tidak ada maksud meragukan komitmen pengurus KONI Mandau yang lainnya. Ia berharap keberadaan dana tersebut bisa dipertanggungjawabkan.

"Ya, kalau aparat penegak hukum mau memeriksa kami, silahkan. Kita siap kapanpun. Siapa yang mengambil uang itu
pasti akan terungkap, karena aliran dana dari pemda jelas alurnya,'' ungkapnya.

Meski belum bisa dibuktikan karena masih sebatas pembicaraan dan isu-isu yang berkembang, dana pembinaan untuk KONI Mandau, lanjut Ejon diduga kuat memang 'turun' setiap tahun. Bahkan ia sudah mendapat nama-nama orang yang bermain mengurus uang tersebut tanpa sepengetahuan bendahara.

Aturan dana itu bisa diambil tentu harus
sepengetahuan dan tanda tangan ketua dan bendahara. Lanjutnya, Nah, tanpa tanda tangan saya uang itu tetap mengucur. Bagaimana bisa, ini pasti ada permainan tingkat tinggi. Kalau bupati mau mengaudit silahkan.

"Kami hanya menyayangkan jika dana pembinaan itu dipakai untuk kepentingan pribadi. Sedangkan cabor mengeluhkan kekurangan pendanaan. Bahkan pengurus cabor harus mengeluarkan biaya pribadi untuk memberangkatkan pemain ke luar daerah,'' paparnya.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Tidak ada komentar:

Posting Komentar