Selasa, 04 Oktober 2011

Novi: Perjuangan Pemekaran Bukan Berharap Belas Kasih

Laporan, Wicaksana Arif Tubrilian

DURI, TRIBUN - Perjuangan masyarakat atas pemekaran Kabupaten Mandau mencapai titik jenuh. 11 tahun lebih masyarakat hanya terbuai dengan mimpi-mimpi yang tak kunjung terealisasi. Semua lapisan masyarakat yang telah terlanjur berangan-angan dapat mencicipi manisnya kota kecamatan ini bisa mengelola pendapatan sendiri, kini luntur dan digelayuti rasa pesimis yang tinggi.

Uraian tersebut merupakan isi hati Karang Taruna Mandau yang tercurah di hadapan Tribun. Ketua Karang Taruna, Novi Safrizal mencurahkan isi hati semua pemuda yang tergabung dalam organisasi kepemudaan Karang Taruna Mandau.

Hal ini tercurah setelah mendengar kabar, kepulangan DPMKM dari Jakarta yang tak menuai hasil. Dalam konfrensi pers yang dilakukan di hotel Citra, Minggu (2/10) lalu, terucap dari mulut ketua DPMKM, Ridwan Yazid, bahasa mengharap kemurahan hati pemerintah dan komisi II DPR RI.

"Terus terang kami jenuh dengan perjuangan tanpa arah yang dilakukan Dewan Presidium Masyarakat Kabupaten Mandau (DPMKM, red)," ucapnya sambil menggeleng, Selasa (4/10).

Dari sejak awal perjuangan yang digadang-gadang tak menempuh waktu lama, ternyata hasilnya tetap nihil. Bahkan aksi massa pun sempat menghiasi perjalanan perjuangan. Lanjutnya, sejak awal kami dari organisasi kepemudaan sudah mendukung langkah perjuangan namun layaknya singa limbung.

Sejak awal pejuang-pejuang kabupaten Mandau tak memiliki skema perjuangan yang jelas. Dan apa yang disampaikan ke masyarakat melalui media massa hanyalah angin surga. Dewan Presidium seperti tak memiliki arah dalam memperjuangkan Mandau.

"Coba beberkan bentuk perjuangan dan rencana perjuangan yang akan dilakukan? Selama mendukung perjuangan, kami dari kalangan pemuda pun tak pernah tahu bagaimana skema perjuangan yang akan dijalani. Apalagi masyarakat Mandau secara keseluruhan," lanjut Novi.

Tambahnya, dari dulu DPMKM hanya mondar-mandir Jakarta - Duri atau sebaliknya, tetap saja tak ada hasil. Ke depan, semestinya DPMKM lebih mematangkan rencana perjuangan. Selain itu rangkul semua kalangan untuk turut mendukung perjuangan. Novi pun menjamin seratus persen bahwa semua lini masyarakat juga menghendaki pemekaran Kabupaten Mandau.

Jangan remehkan kekuatan daerah. Ia menyarankan DPMKM bisa menggalang kekuatan dari yang terkecil, atau tingkat daerah hingga kekuatan tingkat nasional. Tentunya pendekatan itu tak bisa dilakukan dengan serampangan. Begitu pula tak bisa dilakukan sendiri. Maka dari itu, skema perjuangan yang akan dilakukan DPMKM harus diinformasikan ke publik.

"Jangan cuma membawa kabar burung dari Jakarta. Untuk apa mobilisasi anggota ke Jakarta bila tak ada hasil," tambahnya.

Kuatkan barisan di kabupaten Bengkalis, lalu naik ke tingkat provinsi dan terakhir galang kekuatan di pusat. Bila perlu gandeng semua partai yang ada di parlemen untuk mendukung pemekaran Mandau. Lanjutnya, perjuangan yang dilakukan selama ini merupakan perjuangan politis. Bukan hanya mengharap belas kasihan.

Maka dari itu, ia meminta DPMKM bisa menggalang kekuatan politis, bukan malah kekuatan memelas. Ia juga mengingatkan jangan sampai DPMKM meremehkan kekuatan partai politik yang masuk dalam parlemen.

"Bila semua itu bisa dilakukan, itu baru disebut berjuang secara politis. Buakan justru mengharap belas kasih dari pemerintah atau komisi II DPR RI. Kami dari kalangan pemuda, seratus persen mendukung langkah DPMKM bila rencana perjuangan di jabarkan ke masyarakat," tutupnya.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Tidak ada komentar:

Posting Komentar